Mahfud MD Kritik Penangkapan Ravio Patra, Singgung Kinerja Anak Buah Idham Azis, Ungkit Bukti Kuat
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyoroti kinerja jajaran anak buah Kapolri Idham Azis dalam kasus Penangkapan Ravio Putra.
Namun, Ravio Patra mengaku bahwa akun WhatsApp -nya sudah Diretas.
Belakangan, polisi pun melepas Ravio Patra dan statusnya masih sebagai saksi.
Adapun telepon genggam Ravio Patra yang menjadi barang bukti masih diselidiki di laboratorium forensik.
Mahfud MD mengatakan, tdiak bisa diingkari bahwa pada masa sulit ini ada sekelompok orang yang terus menyebarkan berita provokatif dan mengajak masyarakat untuk melakukan keributan.
Oleh karena itu, Mahfud MD meminta masyarakat waspada apabila telepon genggamnya Diretas dan dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan provokasi tersebut.
"Karena biasanya orang-orang yang brutal itu kalau ingin menyembunyikan diri, salah satunya dengan meretas punya orang," ucap Mahfud MD.
Ia juga meminta masyarakat sipil berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memprovokasi masyarakat.
Menurut Mahfud MD, pemerintah sadar bahwa demokrasi meniscayakan adanya kritik.
"Kritik itu tidak dibunuh, tapi dalam gelombang kritik itu tidak dapat dimungkiri ada orang yang mau merusak dan tidak membuat penilaian obyektif," ujar mantan hakim Mahkamah Konstitusi ini.
Kasus penangkapan Ravio Patra
Penangkapan Ravio sendiri berawal dari laporan seseorang berinisial DR.
Pelapor mengaku, menerima pesan singkat melalui WhatsApp yang berisi ajakan untuk melakukan penjarahan pada April 2020.
Menurut penelusuran polisi, pemilik nomor yang menyebarkan pesan tersebut adalah Ravio.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Ravio pATRA dapat mengakses kembali akun WhatsApp miliknya.
Namun, ia melihat bahwa akunnya telah menyebarkan pesan bernada provokatif.