Inilah Suasana Masjid Tertua di Sumba Timur Saat Ramadhan

Inilah Suasana di sekitar Masjid Agung Al-Jihad Waingapu saat bulan suci Ramadhan tahun 2020.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Suasana penjualan takjil di sekitar Masjid Agung Al-Jihad Waingapu,Minggu (26/4/2020). 

Inilah Suasana Masjid Tertua di Sumba Timur Saat Ramadhan

POS-KUPANG.COM|WAINGAPU -- Inilah Suasana di sekitar Masjid Agung Al-Jihad Waingapu saat bulan suci Ramadhan tahun 2020.

Masjid ini adalah masjid tertua di Sumba Timur.

Pantauan POS-KUPANG.COM, Minggu (26/4/2020), suasana di Masjid Agung Al-Jihad Waingapu nampak tidak ramai. Saat sholat magrib tidak ada umat yang datang ke masjid itu.

Lokasi masjid ini terletak di Kelurahan Hambala, Kecamatan Kota Waingapu.

Meskipun ada sejumlah warga yang sedang menjual takjil. Warga menjual takjil ini tidak banyak. Para penjual juga cukup menjaga jarak.

Pembeli yang datang silih berganti. Memang ada juga yang berdekatan saat membeli takjil. Kebanyakan umat yang datang membeli kemudian membawa pulang ke rumah masing-masing.

Menjelang shlat Magrib, mulai terdengar suara pengajian dari dalam Madjid. Tepat pukul 18.00 wita umat muslim yang ada nampak berbuka puasa.

Beberapa penjual yang ditemui mengaku tahun ini jumlah penjual tidak begitu ramai akibat adanya pandemi Covid-19.

"Tahun ini kami jual tapi tidak banyak. Penjual juga sedikit saja," kata Fany.

Dia mengatakan, biasanya penjualan takjil ada yang sudah bisa habis dibeli sebelum magrib, tapi saat ini kurang laris," katanya.

Fany mengakui, adanya pandemi Covid-19 sehingga pembeli juga jarang keluar rumah untuk membeli takjil.

"Bahkan, kalau tahun sebelumnya, pembeli datang kemudian bisa makan di sini, tapi tahun ini tidak bisa," ujarnya.

Aisah penjual lainnya mengatakan, selain tidak banyak pembeli, ada juga pembatasan waktu, jika sebelumnya bisa menjual sampai pukul 22.00 malam, maka tahun ini hanya sampai pukul 20.00 wita.

Imam Masjid Agung Al-Jihad Waingapu, H. Alwi Hasyim Algadri mengatakan, suasana Bulan Suci Ramadhan sebelum adanya wabah Covid -19, nampak ramai penjualan takjil di sekitar Masjid Agung Al-Jihad Waingapu, namun adanya pandemi Covid-19,maka penjual juga tidak banyak.

"Kalau tahun sebelumnya kita bisa buka puasa bersama di masjid, tapi sekarang tidak ada. Bahkan, banyak kegiatan ketika bulan suci Ramadhan yang kami lakukan di tahun-tahun sebelumnya tidak bisa dilakukan tahun ini," kata H. Alwi.

Terkait waktu penjualan takjil, ia mengatakan, jika tahun sebelumnya penjualan takjil dimulai dari pukul 15.00 sore hingga pukul 22.00 wita,namun saat ini dibatasi hanya sampai pukul 20.00 wita.

Menurut H. Alwi yang menjual takjil adalah warga dari kampung dan memang hanya beberapa saja yang menjual.

Dikatakan, dampaknya sangat dirasakan bahwa adanya pandemi Covid-19 ini juga dirasakan oleh umat muslim saat Ramadhan.

Bacaan Bilal Tarawih dan Panduan untuk Jamaah Sholat Tarawih, Niat, Tata Cara Salat Tarawih & Witir

Satu Korban Hilang Kecelakaan Sampan di Perairan Kabupaten Kupang Ditemukan

Bupati Robby Bantu Pemulangan Yohanes Mata Yang Menurut Keluarga Telah Meninggal Dunia, Yuk Simak !

"Khususnya umat muslim di Sumba Timur ini sangat merasakan dampak, karena setiap tahun mereka hanya berharap mendapat rezeki dari menjual takjil. Tapi mau buat apa. Kita harus ikuti aturan pemerintah," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved