KABAR GEMBIRA, Virus Corona Akan Alami Dampak ini Saat Musim Panas, Begini Penjelasan Ahli
Di tengah kekhuatiran dan kabar buruk mengenai pendemi virus corona, kabar baiknya adalah virus ini akan melemah dalam cuaca panas serta kelembaban ti
Seperti dikeatahui beberapa penyakit pernapasan lain seperti Influenza kurang menular pada musim panas.
Tetapi hal mengejutkannya adalah virus corona terbukti bisa masih hidup dan menginfeksi di cuaca hangat seperti sekarang di Singapura.
Hal ini menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang dampak fakor lingkungan.
Sebelumnya Presiden Donald Trump mengatakan, temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati.
"Saya harap semua orang menikmati matahari jika itu berdampak bagus," katanya.
Sementara Ilmuwan temukan pada permukaan tidak berpori seperti stainless steel, virus membutuhkan waktu 18 jam untuk kehilangan setengan kekuatannya.
Termasuk di lingkungan yang gelap dan kelembapan yang rendah kata Bryan.
Kemudian, dalam lingkungan dengan kelembapan tinggi, waktu paruh turun menjadi enam jam, ketika virus terkena kelembapan tinggi dan sinar matahari waktunya turun menjadi dua menit.
Para peneliti juga menemukan efek yang sama dengan virus corona yang ditangguhkan di udara.
Mensimulasikan batuk atau bersin yang bisa menjadi penyebaran penyakit.
Di ruangan gelap, virus akan mempertahankan kekuatannya selama 1 jam.
Tetapi ketika terkena sinar matahari, ia kehilangan setengah kekuatannya dalam 90 detik, jelas Bryan.
Teori ini juga sudah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo yang mendengar penyataannya dari pejabat Departement of Homeland Security, AS.
Dalam penelitian itu, disebutkan suhu udara, tingkat kelembapan, dan sinar matahari biasa mempengaruhi kecepatan kematian virus.
Termasuk pada permukaan berpori atau tidak.