Mengintip Kehidupan Komunitas Pemulung Kota Kupang Saat Masa Waspada Corona :Kami Harus Tetap Kerja
Bertelanjang dada, ia telaten memainkan tangan menyusun gelas gelas plastik menjadi satu susunan yang utuh.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Dari 23 kepala keluarga yang tinggal di Komunitas Aqua Ada tersebut, baru lima keluarga yang mengakses listrik dari PLN. Koordinator Komunitas pemulung Aqua Ada, Imanuel Tabun mengakui, biaya menjadi kendala bagi mereka.
Pihaknya juga telah mengusulkan hal tersebut ke Pemkot Kupang beberapa waktu lalu dan hingga saat ini masih menunggu jawaban dan realisasi dari Pemkot. "Disini baru lima meteran (listrik), semua kendala di biaya karena harus bayar Rp 1,7 juta," papar Tabun.
Selain itu, anggota komunitas yang beralamat di RT.11/RW.04 Kelurahan Pasir Panjang Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang itu juga rutin mendapat program pemeriksaan kesehatan dari Kelompok Stela Maris. Sementara anak-anak juga rutin mendapat bimbingan pelajaran Bahasa Inggris dari Komunitas Rumah Impian setiap Rabu dalam pekan.
Dalam sepekan ini, kata Tabun, telah dilaksanakan dua kegiatan pencegahan penularan Virus Corona dari Komunitas. Pertama oleh Komunitas Alumni SMA negeri 1 Angkatan 87 dan berikutnya oleh Forum Guru NTT. Mereka melaksanakan penyemprotan disinfektan dan membagi masker kepada anggota komunitas pemulung itu. Selain itu, juga membagi bingkisan kasih dalam bentuk paket sembako.
• Israel Negara Paling Aman Saat Pendemi Corona, Mossad Ikut Berperan, Bagaimana dengan Indonesia?
• KABAR DUKA DUNIA HIBURAN, RIP Ibunda Nunung Meninggal , Ini Penyakitnya
Bagi mereka, situasi pandemi virus Corona menjadi momok. Namun demikian, mereka harus tetap berakitivitas meski dengan intensitas yang lebih terbatas untuk menyambung hidup keluarga. Anak anak tetap belajar, orang tua tetap memulung untuk menafkahi keluarga. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)