Bento Minta Pemda Ende Tegas, di Tengah Pandemi Corona Banyak Pedagang Sayur Datang dari Luar
Di tengah masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air banyak Pedagang sayuran dari luar Kabupaten Ende
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Di tengah masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air banyak Pedagang sayuran dari luar Kabupaten Ende datang berdagang di Pasar Mbongawani.
Hal itu disampaikan oleh sejumlah pedagang kepada kepada Wakil DPRD Ende Erikos Emanuel Rede dan sejumlah anggota DPRD Ende di ruang gabungan komisi Kantor DPRD Kabupaten Ende, Senin (20/4/2020).
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD, Mahmud Bento Djegha mengatakan Pemda Ende harus bersikap tegas, bahkan bila perlu, Satuan Polisi Pamong Praja dikerahkan untuk menertibkan para pedagang dari luar Kabupaten Ende.
• Puluhan Warga NTT yang Tertahan di Sape NTB Sudah Diangkut ke Labuan Bajo
"Kalau soal kebebasan berdagang itu urusan lain, tapi situasi ini terjadi di tengah pandemi Covid-19, di mana ada instruksi social distancing dan physical distancing, bagaimana mungkin kita sendiri di Ende sudah membatasi jam operasional pasar, namun membiarkan banyak pedagang dari luar masuk dan berdagang di Ende," tegasnya.
Bento katakan, mungkin saja dagangan mereka yang dari luar Kabupaten Ende tidak laku, akibat penerapan social distancing, makanya datang menjual di Kabupaten Ende. "Kalau ini dibiarkan sama terus begini, itu mematikan pedagang di Ende dan kasi hidup dari luar Ende," ungkapnya.
• Tambang Pasir Ilegal, Dump Truck Milik Pejabat Sumba Barat Daya Ikut Diamankan Polisi
Ia mempertanyakan bagaimana Gugus Tugas Covid-19 Ende melakukan pengawasan di pintu masuk di Kecamatan Nangapanda, untuk membatasi dan melakukan pemeriksaan masuknya orang dari luar Kabupaten Ende masuk ke Ende.
Para pedagang yang mendatangi kantor DPRD Ende berjumlah tujuh orang yakni lima ibu-ibu dan dua bapak-bapak mendatangi kantor DPRD Ende. Mereka membawa serta sayuran dagangan mereka.
Mereka mengaku bahwa para pedagang dari luar Kabupaten Ende tersebut sudah dua bulan terakhir ini, seiring dengan mewabahnya virus corona di Tanah Air, terus semakin leluasa berdagang di Pasar Mbongawangi.
Darius Depa, salah salah satu pedagang mengatakan mereka bertujuh berasal dari Kecamatan Ndona dan Kecamatan Ende Timur. "Kami sangat berterima kasih bisa hadir di sini dan diterima dengan baik dan ramah oleh bapa dewan sekalian," ujar Darius.
Menurutnya, dalam dua bulan terakhir ini, seiring dengan mewabahnya virus corona atau covid-19 di Tanah Air pendapatan mereka menurun drastis.
Hal yang lebih kecewa, kata Darius, di tengah wabah Corona ini, di Pasar Mbongawangi banyak berdatangan pedagang dari Kabupaten lain, Dia menyebut pedagang dari luar Kabupaten Ende yaitu dari Kabupaten Nagekeo dan Ngada.
"Bahkan tempat jualan kami juga diambil alih oleh mereka. Parahnya lagi, mereka menjual sayuran, jagung dan lain-lain dengan harga jauh lebih murah daripada kami," ungkapnya.
Dia katakan situasi ini sangat merugikan para pedagang asli Ende, apalagi Bupati Ende Djafar Achmad, lanjutnya telah mengeluarkan instruksi pembatasan jam operasional pasar sebagai langkah antisipasi dan pencegahan Covid-19.
Pedagang lain, Veronika Ngera meminta agar Pemerintah Kabupaten Ende mesti secepatnya merespon persoalan yang tengah dihadapi para pedagang, sehingga mereka tidak merugi dan tidak terjadi gejolak di antara para pedagang.
"Mereka jual dengan harga jauh di bawa kami, sayur Kangkung misalnya, kami jual dengan 3 ikat Rp 5.000, tapi mereka jual 1 ikat Rp 1.000, yang jelas kami kehilangan pembeli, untuk itu bapak-bapak dewan tolong kami," ungkap Veronika. Lima pedagang lain, juga mengeluhkan hal yang sama.
Menanggapi keluhan para pedagang tersebut Erik Rede mengatakan, sehubungan dengan tempat menjual para pedagang asal Ende, pihaknya akan membangun komunikasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ende. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)