Anak Juga Bisa Stres Loh Moms Saat Pandemi Corona, Kenali Gejalanya dan Praktek 8 Langkah Berikut !

seperti takut pada kegelapan, takut sendiri, atau takut pada orang asing. - Sulit konsentrasi. - Mengalami perubahan suasana hati.

Editor: Rosalina Woso
ils
stres1 

Hi Moms,  Anak Juga Bisa Stres Loh Saat Pandemi Corona, Begini Gejalanya Lalu Atasi dengan 8 Langkah Berikut !

POS-KUPANG.COM--Hi Moms, Anak Juga Bisa Stres Loh Saat Pandemi Corona, Begini Gejalanya Lalu Atasi dengan 8 Langkah Berikut !

Topik mengenai stres dan kesehatan mental rasanya semakin sering kita dengar seiring semakin bertambahnya kasus Covid-19.

Semua orang merasakan perbedaan drastis dalam hidup akibat pandemi. Salah satu kelompok yang mungkin masih terabaikan adalah anak-anak. Lho, apakah anak juga bisa mengalami stres?

"Sangat bisa," jawab Founder Remedi Indonesia sekaligus Certified Energy Psychology Practicioner, Ferry Fibriandani dalam sesi "Kulwap", Jumat (17/4/2020).

Namun, lanjut Ferry, anak-anak menanggapi stres dengan cara yang berbeda dari orang-orang dewasa. Akan ada perubahan perilaku yang ditunjukkan, beberapa di antaranya: - Bersikap lebih menuntut. - Merasa cemas. - Terlihat mulai menarik diri. - Mengigau.

Ketakutan, seperti takut pada kegelapan, takut sendiri, atau takut pada orang asing. - Sulit konsentrasi. - Mengalami perubahan suasana hati.

 Menunjukkan perilaku gelisah, seperti menggigit kuku, dan lainnya. Secara fisik, beberapa gejalanya antara lain:

Penurunan atau peningkatan nafsu makan, Mengeluh rasa sakit pada perut atau kepala, gejala sudah memengaruhi metabolisme tubuh. - Ngompol. - Gangguan tidur atau mimpi buruk, dan lainnya.

Mengatasi stres Secara umum, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengelola stres yang hadir di masa pandemi.

iLUSTRASI.
iLUSTRASI. (intisari)

Beberapa dari langkah-langkah berikut mungkin juga bisa menjadi opsi untuk membantu anak Anda yang mengalami stres:

1. Lakukan perencanaan untuk mengumpulkan dan memenuhi kebutuhan hidup dasar dan keperluan yang terkait seperti bahan pangan, obat-obatan, dan vitamin, koneksi internet, dan lainnya.

2. Batasi screen time (waktu mengakses gawai atau gadget), termasuk membatasi membaca berita dan hanya memilih dari sumber-sumber yang terpercaya. Sebab, berita negatif mampu mempengaruhi kondisi mental.

3. Memperkuat koneksi atau hubungan dengan orang-orang yang mendukung rasa positif.

4. Bawa variasi dan kreativitas ke dalam keseharian, misalnya memulai kembali hobi lama selain hanya menonton televisi, seperti mencoba resep-resep makanan dengan bahan yang ada, jalan atau olahraga pagi, menata rumah, dan lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved