80 Persen Siswa tak Punya Hp Android, Kendala Belajar Online

Listrik menjadi kendala utama bagi para siswa untuk belajar dari rumah memakai sarana media TVRI

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROMUALDUS PIUS
Kadis Dikbud Kabupaten Ende, Maltildis Mensi Tiwe, SE, Msi, Akt. Kamis, 16/04/2020 

POS-KUPANG.COM | ENDE - Listrik menjadi kendala utama bagi para siswa untuk belajar dari rumah memakai sarana media TVRI karena belum semua desa teraliri listrik guna menghidupkan televisi.

"Di Kabupaten Ende ada desa-desa yang belum dialiri listrik PLN tentu akan menjadi kendala bagi para siswa untuk belajar melalui TVRI," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Maltildis Mensi Tiwe, SE, MSi, Akt kepada Pos Kupang, Jumat (17/4) di Ende.

Menghadapi kondisi demkian ujar Mensi, pihaknya mencoba memanfaatkan sarana komunikasi yang ada dengan menggunakan chanel youtube untuk memberikan arahan baik kepada para siswa dan guru selama masa pandemi Corona.

Anggota Polres Ngada Bagi Makser Gratis untuk Warga

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lembata, Silvester Samun menjelaskan, dengan pandemi covid-19 ini sangat jelas terlihat bahwa guru tak dapat digantikan siapa pun, termasuk orang tua sekalipun.

"Saat ini, semua orang menaruh empati dan simpati pada guru. Guru juga termasuk garda terdepan. Hanya melalui guru sajalah, gerbang kecerdasan ini mampu dibuka. Peran guru tidak akan pernah bisa digantikan siapapun. Guru tetaplah guru. Meski secara fisik dan locusnya, guru tidak sedang berada di sekolah sekalipun," pesan Silvester.

Guru Kampung Buat Grup WA

Dijelaskan, guru harus mampu dan cepat berinovasi, kreatif dan tangguh dalam mencerdaskan generasi bangsa dengan caranya tersendiri, tanpa harus bertatap muka dengan peserta didiknya sekalipun.

"Di sini, dituntut kehebatan seorang guru yang luar biasa. Sebab target kita harus jelas, suatu saat wabah covid 19 ini pun akan berlalu, namun tetap tidak boleh meninggalkan generasi bangsa yang terbelakang. Generasi bangsa ini harus tetap tegar berdiri, di atas guru-guru hebat di tanah ini," ujar Silvester memberi motivasi.

Dari Kefa dilaporkan, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Yoseph Mokos meminta para orangtua siswa supaya berperan aktif memperhatikan kegiatan belajar anak di rumah.

"Orangtua yang harus berperan aktif dalam mengawasi kegiatan belajar anak, karena tidak mungkin guru dari rumah ke rumah," ungkap Yoseph.

Dijelaskannya, pemerintah pusat melalui Kemendikbud sudah merilis aplikasi terkait pola belajar daring juga sudah disosialisasikan dengan baik ke para guru melalui grup WhatsApp.

"Melalui televisi jadwalnya sudah ada. Oleh karena itu, bagi anak-anak yang memiliki televisi dan dijangkau oleh jaringan internet, maka belajar juga melalui siaran televisi," ungkapnya.

Olah karena itu, tambahnya, para orangtua siswa yang memiliki anak PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, agar selalu memperhatikan anak-anak dalam proses belajar online baik itu melalui grup WhatsApp, internet, atau melalui siaran televisi.

Oleh karena siaran TVRI belum bisa menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), maka Dinas Pendidikan Kabupaten TTS membuat inovasi dengan meluncurkan program guru TTS mengajar. Program ini berkolaborasikan dengan Radio Pemerintah Daerah (RPD) dan disiarkan dari hari Senin hingga Sabtu.

Melalui program guru TTS mengajar, anak-anak yang duduk di pendidikan tingkat PAUD, SD dan SMP bisa mengikuti pembelajaran melalui RPD dengan narasumber guru-guru yang berkompeten.

"Kita sejak tanggal 9 April lalu sudah mulai meluncurkan program guru TTS mengajar. Satu hari tiga sesi untuk PAUD, SD dan SMP," ungkap Kadis Pendidikan, Edison Sipa.

Untuk tingkat PAUD/TK, program guru mengajar hadir setiap pukul 08.00 Wita hingga 09.00 Wita. Untuk pendidikan tingkat SD, program guru mengajar hadir pukul 10.00 Wita hingga 10.34 Wita. Sedangkan untuk tingkat SMP, program guru TTS mengajar hadir pukul 19.00 Wita hingga pukul 20.10 Wita.

"Pagi kita khususkan untuk tingkat PAUD dan SD. Sedangkan jam malam kita khususkan untuk SMP," ujar Edison.

Sejauh ini dikatakan Edison, sambutan masyarakat terhadap kehadiran program guru TTS mengajar sangat baik. Program ini menjadi solusi di tengah kebosanan anak-anak belajar otodidak di rumah.

Dengan akses jaringan yang masih buruk dan ketersediaan prasarana handphone yang memadai masih minim, membuat program belajar dari rumah menggunakan sistem online masih sulit dilakukan di TTS.

"Jujur saja kita mau belajar jarak jauh dari rumah masih sulit. Jaringan dan prasarana belum memadai. Akhirnya anak-anak hanya diberikan tugas dan belajar otodidak di rumah. Kehadiran program guru TTS mengajar sejauh ini menjadi solusi yang tepat untuk memaksimalkan waktu pembelajaran dari rumah," pungkasnya.

Mengajar Melalui RRI

Mengajar melalui radio juga dilakukan guru-guru SMAK Surya Atambua, Kabupaten Belu. Guru-guru tersebut mengajar secara online melalu Radio Republik Indonesia (RRI) Atambua dalam program Ibu Pertiwi Memanggil.

Kepala SMAK Suria Atambua, Romo Benyamin Seran, Pr kepada Kamis (16/40) menjelaskan, awalnya RRI yang menawarkan dan disambut antusias oleh pihak sekolah yang menjadwalkan guru untuk mengajar. Para guru juga antusias mengikuti program ini karena guru juga merasa jenuh dengan situasi liburan panjang pasca virus corona merebak di Indonesia.

Menurut Romo Min, keunggulan dari program mengajar online ini karena RRI langsung live streaming di FB dan juga melalui saluran radio dengan menjangkau seluruh wilayah yang dijangkau RRI seperti di Kabupaten Alor.

Kepala LPP RRI Atambua, Agus Sukoyo, AMd, Asp, M.Ap mengatakan, pembelajaran online ini disajikan dalam bentuk live streaming facebook dan frekuensi siaran RRI.

Murid bisa mengakses atau mendengar langsung melalui frekuensi siaran pro 1 RRI Atambua di 91,52 FM dan juga 90,7 FM di daerah Kefa, 97, FM di daerah Malaka serta 97,2 FM untuk daerah Alor

Menurut Agus, RRI sudah menawarkan beberapa sekolah di Belu untuk memanfaatkan program ini namun yang pro aktif baru SMAK Surya sehingga SMAK Surya dijadwalkan lebih dahulu. Program pembelajaran online melalui RRI ini tidak dipungut biaya malah RRI memberikan uang transportasi bagi guru yang datang mengajar di RRI.

Sejumlah warga menyatakan perlu ada pengawasan orangtua saat anak-anak mengikuti pelajar sekolah via siaran televisi. Jika tidak diawasi anak-anak tidak konsen mengikuti pelajaran karena gambarnya sangat hidup.

"Harus diawasi, karena memang bagus sekali pelajaran yang ditampilkan. Anak-anak betah namun harus ada pengawasan," ujar Maria Katarina Manu (40), orangtua siswa.
Maria menyatakan selama beberapa hari ini dirinya ikuti mengawasi kedua anaknya mengikuti pelajaran via siaran televisi.

Siswa SMP Negeri 2 Bajawa, Igen mengaku senang bisa mengikuti pelajaran via televisi sehingga menambah wawasan dan pengetahuan baru.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Imanuel Buan mengatakan, kegiatan belajar online tidak 100 persen efektif kalau tidak disosialisasikan, karena masyarakat lebih memilih siaran televisi swasta karena banyak hiburan.

Sedangkan dari Waikabubak dilaporkan, Wakil kepala sekolah urusan kurikulum SMKN I Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Yohana Landa, Spd, M.PDk mengatakan, tidak dapat menerapkan sistem pembelajaran online karena hampir 70 -80 persen siswa siswi SMKN I Waikabubak, Sumba Barat tidak memiliki handphone android.

Hal yang sama bila menggelar kegiatan belajar mengajar melalui siaran TVRI. Sebab, saluran siaran TVRI sinyalnya jelek sehingga gambar dan suara tidak jelas. Kondisi itu lebih parah lagi di desa.

Ketua Asosiasi Guru Penulis (Agupena) Flotim, Maksimus Masan Kian membuat sebuah grup WhatsApp, `Suara Guru Kampung". Grup tersebut menghimpun guru-guru kampung se-NTT, dari polosok Flores, Timor, Lembata, Sumba dan Alor, berdiskusi tentang pembelajaran. Beragam pengalaman para guru.
Pembelajaran di rumah semenjak semua sekolah diliburkan,semua guru nyaris mengeluhkan hal serupa, ketiadaan listrik, orang tua dan atau anak tidak memiliki android, ketiadaan jaringan internet hingga ketiadaan pulsa data. (rom/din/mm/ll/jen/ius/pet)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved