Virus Corona
Di Mata Najwa, Petugas Pemakaman Ungkap Berapa Banyak Kuburkan Pasien Covid-19 pada Najwa Shihab
Seorang petugas pemakaman, Muhammad Nursyamsurya mengungkap berapa jumlah pasien Corona atau Covid-19 yang telah ia makamkan.
Di Mata Najwa, Petugas Pemakaman Ungkap Berapa Banyak Kuburkan Pasien Covid-19 pada Najwa Shihab
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Seorang petugas pemakaman, Muhammad Nursyamsurya mengungkap berapa jumlah pasien Corona atau Covid-19 yang telah ia makamkan.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan bagaimana prosesi pemakaman para pasien Coroan tersebut.
Program Matanajwa dengan topik terkait virus covid-19 kali ini benar-benar menguras air mata.
Terutama saat melakukan wawancara live dengan petugas pemakaman, Muhammad Nursyamsurya.
Ia sedih tatkala membicarakan masih banyak warga Jakarta yang tak mau mengerti bahaya pandemi virus corona dengan masih berkeliaran di jalan.
Juga saat membicarakan sebentar lagi memasuki Ramadan dan Idul Fitri dimana ia juga punya kehidupan sementara belum tahu sampai kapan wabah tersebut akan berakhir.
Sang petugas tak bisa menahan tangisannya.
Seperti ditayangkan akun twitter @TRANS7, Najwa Shihab selaku presenter Mata Najwa mengawali pertanyaan seberapa sering mengurus jenazah sejak pandemi corona?
Pak Syam, demikian Najwa Shibah memanggil kemudian menjawab, "Ya mbak Nana semenjak wabah ini, kami lebih banyak pekerjaan. Mengurus jenazah seluruh Jakarta."
Setiap hari frekwensi terima telepon tambah banyak. Sehari bisa mengurus puluhan jenazah.
Syam kemudian menjelaskan bahwa dia tak sendiri dalam mengurus jenazah covid-19, namun ada beberapa bagian bersama kawan-kawannya.
Ada bagian yang mengurus pemakaman, membawanya dengan mobil ambulans, dan petugas yang melakukan penguburan.
Menurut Syam, ia dan petugas lainnya ikhlas menjalankan pekerjaan itu karena memang tugas, yang harus dijalankan.
Awalnya mereka menganggap biasa dengan banyaknya jumlah jenazah pasien corona di Jakarta.
Namun kemudian kami sedih karena pertambahan korban Covid-19 diyakini karena antara lain publik tidak sadar.
Seharusnya mereka diam, ikuti anjuran pemerintah. Tapi selama kami bertugas memakamkan, jalanan Jakarta masih macet. Itu yang membuat kami sedih.
Najwa Shihab lalu bertanya apa yang ingin dilakukan melihat kurang sadarnya masyarakat Jakarta akan bahaya wabah corona?
"Rasanya saya ingin naik tronton lalu teriak di jalanan. Kepada masyarakat tolong kalian diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah."
"Kalau kalian tahu berapa banyak jenazah yg kami makamkan sehari, pasti kalian sedih," kata Nursyamsurya.
Menurut Syam, jika mereka tahu bagaimana jenazah covid-19 mereka urus pasti sedih.
Karena, sesuai protokol mengurus jenazah corona, semua nggak ada yang diantar keluarga, di doain, dan langsung dimasukkan ke liang lahat.
"Karena itu tetap di rumah, ikuti anjuran pemerintah" ucapnya.
Syam mengaku tak tahu sampai kapan kondisi itu akan berakhir.
Apalagi sebentar lagi bulan puasa, pengin tawarih berjamaan, Idul Fitri.
"Kita juga punya keluarga, punya tetangga, punya kehidupan," katanya sambil menangis.
Ia menyebut kondisi Jakarta yang masih macet hingga dini hari.
Seolah mereka tak peduli dengan wabah corona yang mengancam setiap hari.
"Kita juga harus bersosialisasi. Karena itu minta tolong diam di rumah."
Mbak Nana selanjutnya mencoba memahami apa yang dirasakan nara sumbernya.
Setop Stigma Corona
Seperti diketahui, Program Mata Najwa kembali tayang di Trans 7 Rabu (15/4/2020) malam.
Selain menonton langsung di televisi, program acara yang dibawakan langsung oleh Najwa Shihab ini juga bisa disaksikan melalui Link Live Streaming.
Melalui akun Instagram resmi Mata Najwa, disampaikan bahwa program Mata Najwa akan kembali mengulas seputar topik terkait virus covid-19 dengan tema atau topik: Setop Stigma Corona.
Diketahui, banyak pasien yang ditolak warga karena positif terjangkit virus Corona atau covid1-9.
Bahkan mirisnya lagi, jenazah seorang perawat yang meninggal dunia karena positif Corona pun ada yang ditolak warga.
"Di tengah pandemi COVID-19, kita tak hanya berperang melawan virus atau penyakitnya, tapi juga melawan stigma.
Mereka yang terpapar misinformasi seputar virus corona menstigma para penderita dan keluarganya, berbondong-bondong menolak pemakaman jenazah pasien virus corona, bahkan ada yang sampai melarang tenaga kesehatan kembali ke tempat tinggalnya.
#MataNajwa, "Setop Stigma Corona". Rabu, 15 April 2020. LIVE 20.00 WIB di @officialTRANS7.," tulis keterangan di akun Instagram resmi Mata Najwa, Selasa (14/4/2020).
Update Korban Codid-19 di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta mencatat ada 2.447 orang yang dinyatakan positif corona, 164 orang dinyatakan sembuh, dan yang meninggal dunia ada 246 orang akibat virus corona (Covid-19). Angka itu didata petugas sampai Rabu (15/4/2020) pukul 07.00.
Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan, untuk pasien yang masih dirawat di rumah sakit ada 1.424 orang, dan 613 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Kemudian untuk 876 orang masih menunggu hasil laboratorium,” kata Catur berdasarkan keterangan yang diterima pada Rabu (15/4/2020) petang.
Catur mengatakan, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 2.457 orang dengan rincian 1.298 pasien sudah pulang dari perawatan dan 1.159 pasien masih dirawat.
Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Jakarta ada 2.991 orang, dengan rincian 2.407 orang sudah selesai dipantau dan 584 orang masih dipantau.
Hingga kini, kata dia, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan rapid test di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP) terkait virus corona (Covid-19).
“Sampai dengan Selasa, 14 April 2020, total sebanyak 40.712 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif COVID-19 sebesar 3,4 persen, dengan rincian 1.395 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 39.317 orang dinyatakan negatif,” ujar Catur.
Sementara itu mengenai pemberian bantuan sosial (bansos) kepada 1,2 juta kepala keluarga (KK) warga di Jakarta masih terus bergulir.
Bantuan diutamakan bagi warga miskin dan rentan miskin yang terdampak Covid-19 di Ibu Kota.
Distribusi bansos tersebut telah dilakukan sejak Kamis, 9 April 2020, setiap hari sampai dengan 24 April 2020 mendatang. Pada hari Rabu, 15 April 2020, bantuan sosial didistribusikan di 10 Kelurahan di wilayah Jakarta Barat.
“Total paket yang didistribusikan hari ini sebanyak 114.196 paket,” jelasnya.
Menurut Catur, bantuan yang diberikan berupa paket bahan pangan pokok yaitu beras 5 kg 1 karung, sarden 2 kaleng kecil, minyak goreng 0,9 lt 1 pouch, biskuit 2 bungkus, serta masker kain 2 pcs, sabun mandi 2 batang, dan tidak ada pemberian berupa uang tunai.
Bansos didistribusikan langsung diantar ke rumah warga, sehingga tidak ada warga yang berkumpul untuk mengambil bantuan.
“Program ini berlangsung dua pekan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besara (PSBB) diberlakukan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, program bansos ini bersumber dari realokasi anggaran APBD Provinsi DKI Jakarta. Bahkan DKI telah menyiapkan anggaran hingga Rp 3,032 triliun untuk penanganan Covid-19 sampai Mei 2020 mendatang.
Bagi masyarakat yang ingin menanyakan terkait program bansos dapat menghubungi call center Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta di nomor 4265115.
Pemprov DKI Jakarta turut mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi Covid-19.
Sampai dengan Selasa, 14 April 2020, terdapat total 78 kolaborator yang telah berpartisipasi membantu pemerintah.
Rinciannya, 40 kolaborator berasal dari Lembaga Usaha; 19 kolaborator merupakan LSM/OMS, Badan PBB, dan Universitas; 16 kolaborator merupakan perorangan; dan 3 kolaborator merupakan Kementerian dan setingkat Kementerian.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pengakuan Petugas Pemakaman di Mata Najwa Ini Bikin Menguras Air Mata, Tolong Diam di Rumah,
Penulis: Wito Karyono
Editor: Wito Karyono