VIDEO – Mengenaskan, Nelayan di Lembata Dimangsa Buaya, Saat Bersama Teman Menebar Pukat

VIDEO – Mengenaskan, Nelayan di Lembata Dimangsa Buaya, Saat Bersama Teman Menebar Pukat. Korban bernama Kaharudin Oralaleng, warga Desa Nilanapo.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Frans Krowin

"Warga memang lakukan pencarian di sepanjang sungai karena memang dinyatakan hilang saat mandi," kata Alim Bahri, kepala Desa Pompengang Iduk yang dikonfirmasi, Jumat, 2 Juni 2017.

Saat ditemukan, jasad korban sudah tidak utuh lagi.

Kedua lengan serta kaki kirinya hilang.

Warga menduga korban diterkam buaya yang memang banyak di Sungai Lamasi.

Lantaran takut warga kemudian memanggil aparat kepolisian dan TNI untuk memindahkan jasad korban.

Namun, saat jasad korban hendak dievakuasi, seekor buaya sepanjang 3 meter muncul dan mengamuk.

Polisi kemudian menembak buaya tersebut.

"Saat mayat korban hendak kami evakuasi tiba-tiba muncul buaya. Anggota terpaksa melepaskan tembakan tapi walau pun kena tapibuaya lari masuk air," kata AKP Marthen Sipa, Kapolsek Lamasi.

Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan pada pukul 02.00 Wita dini hari, Jumat, 2 Juni 2017.

Sementara potongan tubuh lain jasad korban masih dalam proses pencarian.

"Kondisi sungai cukup dalam dan keruh. Dan, keberadaan buaya di sini sudah tidak asing lagi bagi penduduk setempat. Tapi baru kali ini memangsa manusia," kata Kapten Inf Waskito, Danramil Walenrang yang mencari potongan tubuh korban.

4. Tiga buaya, satu di antaranya berukuran 6 meter!

Tragis yang dialami Ibrahim (24), warga Dusun Sakatiga Desa Santan Sari Kecamatan Sembawa, hendak mengambil rumput untuk makanan sapi di pinggir rawa, korban diterkam buaya dan diseret ke dalam rawa Desa Sakatiga, Selasa, 6 Juni 2017, pukul 16.00 WIB sore.

Tribun Sumsel melaporkan, korban menjadi korban buaya diketahui setelah tidak pulang sampai menjelang magrib.

Ayah korban, Abdul Wahid curiga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap anaknya itu.

Apalagi di kawasan tersebut terkenal dengan keganasan buaya rawa. Dan sudah banyak korban hilang akibat di makan buaya.

"Saya awalnya curiga dia dimakan buaya makanya saya cari bersama warga, ternyata saat di dekat rawa ditemukan rumput dan sepeda motor korban dekat rawa, saat dicari benar ada jejak-jejak bekas buaya menerkam korban," ceritanya.

Menurut cerita warga yang melakukan pencarian terhadap mayat korban, buaya yang menerkam dan memakan korban panjangnnya sekitar 6 meter dan menyerupai katak.

"Saat kami mencari, melihat ada 3 ekor buaya, salah satunya panjang sekitar 6 meter diduga yang menerkam korban," cerita Arham warga yang ikut melakukan pencarian.

5. Duel lawan buaya selama 30 menit

Nyawa Muskandi (43), hampir saja melayang.

Ayah empat anak ini berhasil mendarat di tepi kolong, setelah sekitar 30 menit bertarung melawan buaya ganas.

Bangka Pos melaporkan, peristiwa itu terjadi persis di tengah Kolong (danau) Parit 10 Dusun Cengel Desa Jurung Kecamatan Merawang Bangka, Kamis, 1 Desember 2016.

Bak cerita masa lalu Jaka Tingkir, dalam kondisi kedua tangan penuh luka, Muskandi berusaha sekuat tenaga menggapai daratan.

Ceceran darah membaluti sekujur tubuhnya.

Langkah pria ini seketika terhenti, Muskandi pun roboh tak berdaya di pelukan sang istri, Martina di tepi kolong (danau).

Sementara, buaya yang menggigitnya, menghilang ke dasar kolong (danau).

Dibantu adik adik-kakak,dan sejumlah warga, Muskandi dievakuasi ke Rumah Sakit Arsani Sungailiat.

Ia kemudian dibawa menuju Ruang operasi (bedah) rumah sakit setempat, karena bekas gigi tajam buaya merobek daging, menembus otot dan urat gerak kedua tangannya.

Kisah perkelahian Muskandi lawan Buaya, diceritakan langsung oleh saksi mata, Martina (42), istri Muskandi (43).

Martina mengaku melihat langsung kejadian ini, dalam jarak hanya beberapa meter saja, dari bibir kolong (danau).

"Waktu itu, saya ikut suami (Muskandi) ngerobin (cari timah) dekat bibir kolong itu. Setelah habis kerja, kami membereskan peralatan mesin robin lalu menuju bibir kolong," kata Martina, kepada Bangka Pos Group, usai kejadian, Kamis (1 Desember 2016 petang.

Menurut Martina, suaminya, Muskandi lebih dulu menceburkan diri ke tengah kolong. Sedangkan dia, masih berdiri di tepian.

Di saat bersamaan, rupanya buaya sudah menunggu, dan langsung menyambar sang suami.

"Laki ku ngaro, minta tulong kek ku. Tin..tin..tin..tulong ku dimaken baye (suami saya berteriak minta tolong. Tina..tina tina tolong saya dimakan buaya )," kata Martina, meniru teriakan sang suami saat kejadian.

Mengetahui bahaya sedang mengancan nyawa suami, Martina ikut berteriak minta tolong agar warga datang.

Sayang, di sekitar tempat kejadian, hanya ada mereka berdua.

"Ku ge ngaro pas tekeliet kek barang to (saya ikut teriak saat melihat buaya itu)," kata Martina.

Ia menyebut pertarungan antara suami dan buaya berlangsung sekitar 30 menit, dan suaminya berhasil melepaskan diri dari gigitan buaya, dalam kondisi kedua tangan penuh luka. (POS-KUPANG.COM, Rico Wawo dan sari dari berita Tribunnews.com)

Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM

(POS-KUPANG.COM)

Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.

Update info terkini :via: https://kupang.tribunnews.com/

Instagram poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangcom/?hl=id

Facebook : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved