VIDEO – Mengenaskan, Nelayan di Lembata Dimangsa Buaya, Saat Bersama Teman Menebar Pukat

VIDEO – Mengenaskan, Nelayan di Lembata Dimangsa Buaya, Saat Bersama Teman Menebar Pukat. Korban bernama Kaharudin Oralaleng, warga Desa Nilanapo.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Frans Krowin

VIDEO –  Mengenaskan, Nelayan di Lembata Dimangsa Buaya, Saat Bersama Teman Menebar Pukat

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Warga Kabupaten Lembata kembali dikejutkan dengan informasi warga Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri, dimangsa buaya pada Selasa (14/4/2020) sekitar pukul 19.00 Wita.

Camat Omesuri, Siprianus Suya, membenarkan adanya peristiwa itu, ketika dihubungi POS-KUPANG.COM melalui sambungan telepon, Selasa (14/4/2020) petang.

Camat Sipri merincikan, korban diketahui bernama Kaharudin Kara Orolaleng (35), warga Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata.

Kaharudin dimangsa buaya saat bersama temannya, Syarifudin Dolu (25) sedang melepas pukat di Pantai Nilanapo, Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri.

VIDEO - Diduga Dianiaya Oknum Polisi di Labuan Bajo, Edo Mense Lapor Polres Manggarai Barat

VIDEO – Dibekuk, 7 Pelaku Pencurian Gading di Maumere. Gading Curian Dijual Seharga Rp 750 Juta

VIDEO – Setelah Bertemu El Di Bali, Pasutri Asal Nebe Diisolasi di RSUD Maumere, Terpapar Corona

Siprianus Suya mendapatkan laporan dari Penjabat Kades Nilanapo, bahwa ada warganya yang dimangsa buaya.

Kejadiannya sekitar pukul 19.00 Wita saat korban dan temannya Syarifudin Dolu (25) sedang melepas pukat. Namun, sebelum mendapatkan ikan, Kaharudin sudah lebih dahulu dimangsa buaya.

Setelah diterkam, katanya, korban langsung diseret menuju muara kali di Atanila yang jaraknya tidak begitu jauh dari lokasi kejadian.

Siprianus Suya menjelaskan, Sarifudin yang melihat temannya diseret buaya langsung berlari ke kampung meminta tolong warga yang kemudian langsung turun ke pantai membantu pencarian.

Dikatakannya, selain warga Nilanapo, warga dari Walangsawa dan Peusawa juga sudah menuju ke Pantai Nilanapo untuk membantu pencarian terhadap korban Kaharudin.

Kejadian itu, lanjutnya, sudah dilaporkannya kepada Kapolsek Omesuri yang kemudian langsung menerjunkan personel ke tempat kejadian perkara.

“Sekarang warga Desa Nilanapo sedang menuju pantai untuk mencarinya. Sementara saya juga menginformasikan hal ini kepada Kapolsek Omesuri untuk koordinasi lebih lanjut,” terangnya.

Dalam tahun ini, terangnya, peristiwa ini merupakan kejadian kedua. Kejadian pertama pada 29 Januari 2020 lalu menimpa Yohanes Suku Odel, warga Desa Mahal. Korban diterkam buaya di Pantai Batu, Desa Walangsawa dan baru ditemukan keesokan paginya di muara pantai Atanila, Desa Nilanapo.

Karena itu ia juga berkeyakinan, setelah memangsa korbannya Kaharudin, buaya juga menyeret korban ke muara di Atanila.

Jika pencarian malam ini tak membuahkan hasil, besok dia akan turun langsung ke lokasi untuk bersama warga membantu pencarian dan akan difokuskan ke muara kali di Atanila.

Hingga berita ini diturunkan, masyarakat dikabarkan sedang menunggu buaya yang menerkam korban itu di areal muara namun berhubung air laut sedang surut jadi warga perlu menunggu hingga laut pasang.

5 Peristiwa Keganasan Buaya di Indonesia

Beberapa tahun lalu, tepatnya 16 September 2017 dunia maya geger oleh peristiwa tewasnya seorang pawang buaya yang ditarik buaya ke dalam sungai di Muara Ulu, Muara Jawa, Kutai Kartranegara, Kalimantan Timur.

Berikut ini sejumlah kisah nyata tentang keganasan buaya di Indonesia yang memangsa manusia.

 1. Arkoni Tewas dan Organ Tubuhnya Ditemukan Di Pinggir Sungai

Satu warga Desa Sedang, Kecamatan Suak Tape, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Arkoni (64) tewas dimangsa buaya dan organ tubuhnya ditemukan di pinggir Sungai Muara Limau.

Kapolres Banyuasin AKBP Andri di Banyuasin, Sabtu (5/2/2017) menjelaskan bahwa jasad korban yang sudah dicabik-cabik buaya itu ditemukan di pinggir sungai Desa Sedang, Jumat (24/2/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan keterangan rekannya, korban diterkam hewan buaya sekitar pukul 08.40 WIB saat sedang mengikat kayu gelam bersama dengan rekannya, Sarni bin Zailani, Samsudin bin Sobri dan Rudi Hartono bin Ismail.

Kemudian kayu gelam tersebut rencananya dibawa ke Desa Sedang.

Saat korban akan mengikat kayu dan berjalan ke tengah Sungai Muara Limau, tak berapa lama korban berteriak kemudian sudah tenggelam diseret buaya, kata Kapolres.

Kemudian, lanjut Kapolres, Sarni, Zailani, Hartono dan Samsudin mencoba mencari korban namun tidak behasil.

Setelah itu mereka meminta bantuan ke kepala desa dan warga Desa Sedang.

Sekitar pukul 11.00 WIB, organ tubuh korban berupa jantung dan hati serta pakaian ditemukan di pinggir sungai kurang lebih empat km dari korban hilang.

"Kita mendatangi tempat kejadian perkara. Kini potongan organ tubuh korban tersebut dibawa warga untuk dimakamkan dan untuk warga supaya berhati- hati bila melintas di pinggir sekitar sungai tersebut," kata Kapolres mengingatkan.

2. Mertua Bergumul dengan Buaya Berebut Tubuh Rozi

Keganasan buaya Muara yang mendiami perairan Banyuasin, Sumatera Selatan, memakan korban.

Seorang warga Desa Terlangu, Rozi (36), diketahui diseret seekor buaya saat mencari kayu di Muara Sungai Limau, Kecamatan Sembawa. Peristiwanya pada, Minggu 27 April 2014 silam.

Berdasarkan informasi yang ditulis Tribun Sumsel, sempat terjadi tarik menarik antara kakak Ipar dan mertua korban dengan buaya tersebut.

Mereka mempertahankan tubuh rozi agar tidak dimakan buaya. Namun, keduanya kalah kuat dengan buaya yang telah menggigit kaki korban.

Nurdin (45), saudara Rozi yang sempat bertarung dengan buaya, memperkirakan buaya tersebut sepanjang 8 meter.

"Ekor buaya tersebut begitu besar, bahkan saat saya hendak merangkul ekor buaya tersebut, tangan tidak dapat lagi merangkulnya," ungkapnya, Senin (28/4/2014).

Upaya pencarian Rozi hingga Senin sore, 28 April 2014, terus dilakukan. Dengan peralatan seadanya, warga berbondong-bondong ke lokasi hilangnya korban.

Warga juga menggunakan jasa paranormal untuk mengetahui keberadaan korban.

Berdasarkan keterangan paranormal, korban diperkirakan berada tidak jauh dari lokasi kali pertama diketahui hilang.

3. Jasad korban dipindahkan, buaya mengamuk

Seorang warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas setelah diterkam buaya di Sungai Lamasi.

Awalnya, warga melakukan pencarian di sepanjang sungai hingga menemukan potongan tubuh korban.

Dikutip dari Kompas.com, buaya pemangsa kabur setelah ditembak polisi.

Jasad Muliadi (29) alias Ladi ditemukan pada Kamis (1 Juni 2017, pukul 16.00 Wita oleh warga yang sengaja melakukan pencarian setelah korban dinyatakan hilang di sungai pada Rabu, 31 Mei 2017, pukul 17.30 Wita.

Korban hilang saat mandi di Sungai Lamasi, Desa Pompengang Induk, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

"Warga memang lakukan pencarian di sepanjang sungai karena memang dinyatakan hilang saat mandi," kata Alim Bahri, kepala Desa Pompengang Iduk yang dikonfirmasi, Jumat, 2 Juni 2017.

Saat ditemukan, jasad korban sudah tidak utuh lagi.

Kedua lengan serta kaki kirinya hilang.

Warga menduga korban diterkam buaya yang memang banyak di Sungai Lamasi.

Lantaran takut warga kemudian memanggil aparat kepolisian dan TNI untuk memindahkan jasad korban.

Namun, saat jasad korban hendak dievakuasi, seekor buaya sepanjang 3 meter muncul dan mengamuk.

Polisi kemudian menembak buaya tersebut.

"Saat mayat korban hendak kami evakuasi tiba-tiba muncul buaya. Anggota terpaksa melepaskan tembakan tapi walau pun kena tapibuaya lari masuk air," kata AKP Marthen Sipa, Kapolsek Lamasi.

Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan pada pukul 02.00 Wita dini hari, Jumat, 2 Juni 2017.

Sementara potongan tubuh lain jasad korban masih dalam proses pencarian.

"Kondisi sungai cukup dalam dan keruh. Dan, keberadaan buaya di sini sudah tidak asing lagi bagi penduduk setempat. Tapi baru kali ini memangsa manusia," kata Kapten Inf Waskito, Danramil Walenrang yang mencari potongan tubuh korban.

4. Tiga buaya, satu di antaranya berukuran 6 meter!

Tragis yang dialami Ibrahim (24), warga Dusun Sakatiga Desa Santan Sari Kecamatan Sembawa, hendak mengambil rumput untuk makanan sapi di pinggir rawa, korban diterkam buaya dan diseret ke dalam rawa Desa Sakatiga, Selasa, 6 Juni 2017, pukul 16.00 WIB sore.

Tribun Sumsel melaporkan, korban menjadi korban buaya diketahui setelah tidak pulang sampai menjelang magrib.

Ayah korban, Abdul Wahid curiga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap anaknya itu.

Apalagi di kawasan tersebut terkenal dengan keganasan buaya rawa. Dan sudah banyak korban hilang akibat di makan buaya.

"Saya awalnya curiga dia dimakan buaya makanya saya cari bersama warga, ternyata saat di dekat rawa ditemukan rumput dan sepeda motor korban dekat rawa, saat dicari benar ada jejak-jejak bekas buaya menerkam korban," ceritanya.

Menurut cerita warga yang melakukan pencarian terhadap mayat korban, buaya yang menerkam dan memakan korban panjangnnya sekitar 6 meter dan menyerupai katak.

"Saat kami mencari, melihat ada 3 ekor buaya, salah satunya panjang sekitar 6 meter diduga yang menerkam korban," cerita Arham warga yang ikut melakukan pencarian.

5. Duel lawan buaya selama 30 menit

Nyawa Muskandi (43), hampir saja melayang.

Ayah empat anak ini berhasil mendarat di tepi kolong, setelah sekitar 30 menit bertarung melawan buaya ganas.

Bangka Pos melaporkan, peristiwa itu terjadi persis di tengah Kolong (danau) Parit 10 Dusun Cengel Desa Jurung Kecamatan Merawang Bangka, Kamis, 1 Desember 2016.

Bak cerita masa lalu Jaka Tingkir, dalam kondisi kedua tangan penuh luka, Muskandi berusaha sekuat tenaga menggapai daratan.

Ceceran darah membaluti sekujur tubuhnya.

Langkah pria ini seketika terhenti, Muskandi pun roboh tak berdaya di pelukan sang istri, Martina di tepi kolong (danau).

Sementara, buaya yang menggigitnya, menghilang ke dasar kolong (danau).

Dibantu adik adik-kakak,dan sejumlah warga, Muskandi dievakuasi ke Rumah Sakit Arsani Sungailiat.

Ia kemudian dibawa menuju Ruang operasi (bedah) rumah sakit setempat, karena bekas gigi tajam buaya merobek daging, menembus otot dan urat gerak kedua tangannya.

Kisah perkelahian Muskandi lawan Buaya, diceritakan langsung oleh saksi mata, Martina (42), istri Muskandi (43).

Martina mengaku melihat langsung kejadian ini, dalam jarak hanya beberapa meter saja, dari bibir kolong (danau).

"Waktu itu, saya ikut suami (Muskandi) ngerobin (cari timah) dekat bibir kolong itu. Setelah habis kerja, kami membereskan peralatan mesin robin lalu menuju bibir kolong," kata Martina, kepada Bangka Pos Group, usai kejadian, Kamis (1 Desember 2016 petang.

Menurut Martina, suaminya, Muskandi lebih dulu menceburkan diri ke tengah kolong. Sedangkan dia, masih berdiri di tepian.

Di saat bersamaan, rupanya buaya sudah menunggu, dan langsung menyambar sang suami.

"Laki ku ngaro, minta tulong kek ku. Tin..tin..tin..tulong ku dimaken baye (suami saya berteriak minta tolong. Tina..tina tina tolong saya dimakan buaya )," kata Martina, meniru teriakan sang suami saat kejadian.

Mengetahui bahaya sedang mengancan nyawa suami, Martina ikut berteriak minta tolong agar warga datang.

Sayang, di sekitar tempat kejadian, hanya ada mereka berdua.

"Ku ge ngaro pas tekeliet kek barang to (saya ikut teriak saat melihat buaya itu)," kata Martina.

Ia menyebut pertarungan antara suami dan buaya berlangsung sekitar 30 menit, dan suaminya berhasil melepaskan diri dari gigitan buaya, dalam kondisi kedua tangan penuh luka. (POS-KUPANG.COM, Rico Wawo dan sari dari berita Tribunnews.com)

Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM

(POS-KUPANG.COM)

Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.

Update info terkini :via: https://kupang.tribunnews.com/

Instagram poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangcom/?hl=id

Facebook : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved