Perayaan Minggu Paskah, Pater Aloysius Jalang : Paskah Momen Kebangkitan Iman, Harapan dan Kasih

Umat Paroki St. Josef Bajawa mengikuti perayaan ekaristi via streaming youtube Komsos Paroki St. Josef Bajawa dan RSPD Ngada 90.6 FM.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Suasana misa minggu paskah via streaming youtube Komsos Paroki St. Josef Bajawa di Kabupaten Ngada, Minggu (12/4/2020). 

Perayaan Minggu Paskah, Pater Aloysius Jalang : Paskah Momen Kebangkitan Iman, Harapan dan Kasih

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Perayaan ekaristi Minggu Paskah di Gereja Paroki St. Josef Bajawa Kabupaten Ngada digelar Minggu (12/4/2020) sekitar pukul 07.00 Wita.

Umat Paroki St. Josef Bajawa mengikuti perayaan ekaristi via streaming youtube Komsos Paroki St. Josef Bajawa dan RSPD Ngada 90.6 FM.

Perayaan ekaristi dipimpin imam selebran Pater Aloysius Jalang, OCD, imam konselebran Pater Remy Todang, OCD dan Pater Armin Rado, OCD.

Pater Aloysius Jalang dalam kotbahnya menyatakan, kisah kebangkitan Tuhan kita dalam keempat bacaan ditulis dengan sedikit berbeda dengan penekanan masing-masing penginjil.

Namun pesan dan gema kebangkitan Tuhan itu tentu tetap satu dan sama.

Dalam teks teks yang menggambarkan tentang kebangkitan Tuhan dalam perjanjian baru secara khusus dalam keempat Injil selalu ada dua hal yang dapat dijadikan rujukan atau bukti yang sangat penting bahwa Yesus sungguh telah bangkit.

Yang pertama adalah soal penampakan malaikat yang disertai dengan pernyataan yang mendukung tentang adanya kebangkitan Tuhan dan hal yang kedua yang kita dengar adalah keyakinan personal atau keyakinan iman para murid Yesus sendiri akan hal itu, akan kebangkitan dari guru dan Tuhan mereka.

Namun, sebelum sampai pada cerita tentang kebangkitan Tuhan ada kisah pilu yang digambarkan para penginjil sebelum peristiwa kebangkitan Tuhan.

"Kisah itu adalah tentang perasaan dan perasaan duka cita dan kesedihan para murid pasca peristiwa tragis penyaliban guru dan Tuhan mereka," ujar Pastor yang akrab disapa Pater Luis ini.

Pater Luis menyampaikan ketakutan dan kecemasan para murid itu tidak saja soal bayang-bayang akan ancaman dari para pemimpin agama Yahudi yang telah menyalibkan Yesus guru mereka, melainkan lebih daripada itu ketakutan akan ketiadaan figur atau tokoh yang mereka andalkan dalam hidup dan karya pelayanan mereka selanjutnya.

Mereka kehilangan Yesus, mereka sedang kehilangan seseorang yang sudah lama menjadi andalan dalam hidup mereka, baik dalam kebutuhan dan kehidupan lahiria mereka.

"Tetapi, lebih-lebih dalam kehidupan rohani mereka. Kehadiran Petrus di rumah perwira Cornelius dalam dalam bacaan pertama tadi mungkin bisa ditafsirkan sebagai satu upaya untuk memberikan informasi tentang guru mereka, setidak-tidaknya Petrus tahu apa yang menjadi kapasitas Cornelius sebagai seorang Perwira Romawi yang pasti punya kekuasaan, punya pengaruh khusus dalam menciptakan rasa aman bagi Petrus dan teman-temannya," ungkap Pater Luis.

Pater Luis mengaku dua ketakutan yang dialami Petrus dan para murid yang lain memang sangat beralasan. Mereka masuk dalam kelompok periferi dan jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang lain pada masa itu.

Selain karena jumlah mereka kecil, latar belakang sosial para murid pun berasal dari kelompok sosial kelas menengah kebawah yang patut dijadikan alasan ketakutan mereka.

"Mereka takut kalau-kalau kekerasan yang dialami oleh guru mereka akan berlanjut kepada para muridnya," ujar Pater Luis.

Lanjut Pater Luis, mereka tidak punya pengaruh secara sosial yang cukup apalagi untuk menghentikan kekerasan yang dialami oleh sang guru mereka ataupun oleh kelompok mereka.

Namun, ketakutkan itu berubah secara sifnigkan ketika mereka mendengarkan peristiwa kebangkitan Tuhan dan guru mereka dari Maria Magdalena. Inilah babak baru dari kisah kebangkitan secara spiritual bagi para murid Tuhan, termasuk kita semua yang menjadi ahli waris para murid Yesus.

Ada semacam kebangkitan spiritual baru dalam diri Petrus dan kawan-kawannya yang lain setelah mendengar peristiwa kebangkitan guru dan Tuhan mereka.

"Kisah kebangkitan Yesus yang diwartakan gereja sejak tadi malam, memiliki pesan yang satu dan sama untuk kita sebagai mana yang dialami oleh Petrus dan teman-temannya," ujar Pater Luis.

Momen Kebangkitan Spiritual

Pater Luis juga menyatakan kebangkitan Yesus hendaknya menjadi momen yang khusus bagi kita menjadi momen kebangkitan spiritual dalam hidup kita yang mungkin sedang mengalami kemerosotan iman dan hidup spiritual karena berbagai macam alasan.

Kebangkitan spiritual itulah menjadi dasar bagi kita untuk berani dan optimis akan kekuatan Tuhan sendiri di dalam hidup kita terlebih ketika badai cobaan menerpa diri kita keluarga kita negara kita gereja kita dan dunia kita seperti saat ini.

"Kita sadar betul, saat ini semua kita tanpa terkecuali sedang dibayang-bayangi rasa takut yang mendalam karena pandemic virus Corona yang mematikan," ujar Pater Luis.

Ia menyampaikan ketakutan itu begitu menguasai kita sampai mengganggu rasa aman diri kita rasa aman keluarga kita dan aktivitas kehidupan kita berjalan dengan tidak normal.

Orang merasa takut untuk berpapasan, merasa takut untuk bersalaman, merasa takut untuk cium pipi kanan-cium pipi kiri, bahkan merasa takut untuk menyentuh sesamanya.

"Ini semua menjadi rasa takut yang terus-menerus membayangi kita saat ini. Memang itu tidak salah dan tidak berlebihan melainkan itulah semacam standar operasional prosedur yang patut kita jalankan saat ini dan taat selama masa pandemik ini," ungkapnya.

Bangkit Iman Harapan dan Kasih

Ia mengatakan kebangkitan Yesus tidak saja mengubah rasa takut para murid akan ancaman fisik dari orang-orang Yahudi tetapi juga meneguhkan iman mereka, hal yang sama bagi kita para ahli waris para murid Yesus akan menjadikan peristiwa mulia kebangkitan Tuhan ini menjadi momen untuk mengubah rasa takut itu terhadap ancaman pandemik virus Corona menjadi sebuah keberanian sebuah optimisme untuk menghadapinya dalam kekuatan Tuhan sendiri.

"Paskah kebangkitan Tuhan menjadi saat bagi kita untuk membangkitkan Iman harapan dan kasih kita dalam melewati masa sulit ini," tegasnya.

Ia berharap semoga seperti para murid kita berani menghadapi segala sesuatu yang menjadi sumber kekuatan dan kecemasan kita di dalam hidup ini dengan kekuatan Tuhan yang bangkit jaya.

"Semoga Tuhan yang bangkit meneguhkan iman kita menumbuhkan pengharapan dan menggandakan kasih kita kepada Tuhan dan sesama kita," pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi DonofanFoto: Pos-Kupang.Com/Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved