News

Pembunuhan Sadis di Teas-TTS, John Nome Berguru Ilmu Hitam di Bukit, Habiskan Gusto sebagai Tumbal

Pelaku diduga melakukan petapaan di pohon besar yang berada di atas bukit berguru ilmu hitam. Pelaku diduga menjadikan korban (Gusto) sebagai tumbal.

Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
POS KUPANG.COM/ISTIMEWA
Nampak Oce Bansele sedang menatap anaknya, Gusto Talan yang terbujur kaku tak bernyawa 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota

POS KUPANG, COM, SOE - Meski aparat kepolisian telah berhasil mengamankan Jhon Nome (30) pelaku pembunuhan sadis di Desa Teas, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS, namun hingga kini motif dari kasus tersebut belum terungkap.

Pelaku yang sementara ditahan pihak Polres TTS belum mau mengungkap latar belakang dari aksi sadisnya tersebut.

Untuk diketahui, Senin (6/4) sore, sekitar pukul 17.00 Wita, pelaku yang baru saja pulang dari kebun tanpa alasan yang jelas mengamuk usai tiba di rumah.

Pelaku yang membawa parang sempat terlibat adu mulut dengan korban Yuliana Beis (65), ibu angkatnya yang sementara menyuapi cucunya Gusto Talan (1) yang saat itu sedang sakit.

Tanpa banyak tanya, pelaku langsung menebas kepala korban Gusto dengan parang hingga tewas di tempat. Sementara korban Yuliana, yang merupakan anak angkat pelaku mengalami luka parah di bagian kepala dan lehernya akibat tebas parang pelaku.

Informasi yang berkembang di Desa Teas menyebutkan pelaku mengalami ganggu mental. Pelaku diketahui sempat merantau ke Kabupaten TTU. Namun karena sering berbuat onar, oleh pihak kepolisian Polres TTU pelaku diantar ke Desa Teas ke rumah korban, Yuliana.

"Dia itu agak mengong (gangguan mental) di TTU, dia buat onar, makanya pihak kepolisian antar pulang dia ke sini di atas tahun 2019," ungkap Kepala Desa Teas, Melianus Sabat, Selasa (7/4) sore.

Informasi lain yang diperoleh Pos Kupang dari pelayat yang melayat ke rumah duka, pelaku diduga melakukan petapaan di pohon besar yang berada di atas bukit berguru ilmu hitam. Pelaku diduga menjadikan korban (Gusto) sebagai tumbal.

"Pak, dia (pelaku) satu hari sebelum kejadian ini sudah asah terus parangnya. Seharian dia kerjanya hanya asah parang. Saya curiga korban ini dijadikan tumbal oleh pelaku. Karena pelaku diketahui sering bertapa ilmu hitam di sebuah pohon besar yang terletak di atas bukit," ujar seorang wanita.

Untuk diketahui, sejak masih kecil pelaku sudah diangkat anak oleh Yuliana Beis. Pelaku diketahui hingga saat ini belum berumah tangga. Pelaku sempat merantau ke TTU namun awal 2019 dipulangkan paksa oleh pihak kepolisian karen sering berbuat onar. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved