Breaking News

Paskah 2020

Jatuh 12 April 2020 Sejarah Paskah Lekat dengan Perjamuan Paskah Bangsa Yahudi dengan 4 Cawan Anggur

Tapi Paskah tidak bisa dilepaskan dari perjamuan Paskah bangsa Yahudi, yang dilaksanakan menurut pola turun-temurun dalam setiap rumah tangga Yahudi.

Editor: Hasyim Ashari
net
Ilustrasi Yusuf ayah Yesus bersama Maria, Ibu Yesus 

Sejarah Paskah, Lekat dengan Perjamuan Paskah Bangsa Yahudi dengan 4 Cawan Anggur 

POS-KUPANG.COM - Paskahyang jatuh pada Minggu 12 April 2020 bagi orang Kristiani memang berpusat pada peristiwa kebangkitan Yesus Kristus setelah disalib dan wafat selama tiga hari.

Tapi Paskah tidak bisa dilepaskan dari perjamuan Paskah bangsa Yahudi, yang dilaksanakan menurut pola turun-temurun dalam setiap rumah tangga Yahudi.

CIRI khas perjamuan Paskah ini adalah orang Yahudi minum dari empat cawan anggur (bahasa Ibrani disebut Yayin), yang melambangkan empat kerajaan dunia.

Hal ini diatur dalam Talmud Yerusalem. Umat Yahudi makan Paskah dengan bersandar seperti halnya orang-orang kaya waktu itu, yang melambangkan kemerdekaan mereka dari perbudakan.

Paskah Yahudi

Seperti dituliskan oleh Pastor Stanislaw Agus Haryanto, OFM, terdapat satu tata cara tertentu untuk merayakan Paskah.

Ada Kadesh, suatu berkat pembukaan dan doa yang berbunyi, "BARUKH 'ATAH ADONAI, 'ELOHEINU MELEKH HA'OLAM, BORE' PERI HAGAFEN", yang artinya: "diberkatilah Engkau Ya Tuhan, Allah kami, raja semesta alam, yang menciptakan buah anggur."

Diikuti dengan minum anggur dari cawan yang pertama dari cawan yang pertama dari keempat cawan anggur dan semangkuk sayur-sayuran dan kuah.

Cawan yang pertama ini disebut cawan pengudusan (dari 4 cawan anggur yang diedarkan selama upacara tersebut). Ini juga dilakukan oleh Yesus Kristus sewaktu mengadakan perjamuan terakhir dengan para muridnya, lihat di Lukas 22:17.

Berikutnya adalah Urekhats, suatu tatacara pembasuhan tangan. S

ebelum makan sayur-sayuran (yang disebut KARPAS) dan Kuah, mereka membasuh tangan (UREKHATS) terlebih dahulu.

Kemudian para peserta perjamuan Paskah mencelupkan sayuran hijau ke dalam air garam dan memakannya. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Injil

Yohanes 13:26-27, tatkala mengadakan perjamuan malam terakhir bersama para muridnya.

Setelah itu selesai, Kepala Keluarga (pemimpin Perjamuan) mengambil satu dari tiga roti pipih tidak beragi (ibrani;"MATSAH"), lalu memecahkannya dan menyisihkan sebagian.

Pada setiap meja Perjamuan Paska selalu disiapkan sebuah tas kain yang dinamakan "MATSAH TOSY", tas ini biasanya berbentuk persegi atau bundar yang diletakkan diatas meja.

Di dalam tas ini ada tiga potongan roti tak beragi.

Pada langkah berikut, pemimpin Perjamuan Paskah mengambil roti yang ditempatkan di bagian tengah dan memecahnya menjadi dua.

Inilah yang dilakukan oleh Yeus Kristus dalam Injil Mateus 26;26 dan Injil Lukas 22:19. Potongan terbesar dibungkus pada kain dan disisihkan untuk dimakan kemudian diakhir Perjamuan.

Kemudian Kepala keluarga menceritakan kepada anggota keluarga tentang kisah Paska.

Dan nyanyian Mazmur 113 dan Mazmur 114 di nyanyikan. Kisah penetapan Paskah (MAGID)

diucapkan, Mazmur 113 dinyanyikan. Kisah penetapan Paskah ditutup dan pada saat ini cawan anggur ke-2 diisi lalu diedarkan dan diminum oleh peserta perjamuan.

Kemudian acara makan utama dilaksanakan, semua orang mencuci tangannya. Sebuah doa mohon berkat untuk makanan diucapkan, doa berkat itu berbunyi; "BARUKH 'ATAH ADONAY, 'ELOHEINU MELEKH HA'OLAM HAMOTSI LEKHEM MIN HA'ARETS",

yang artinya: "diberkatilah Engkau ya Tuhan, Allah kami, raja semesta alam yang menghasilkan roti di bumi ", maka dimakanlah makanan utama (SHULKHAN 'OREKH) yang terdiri dari daging panggang (daging domba) dan roti tak beragi (MATSAH) dan sayur pahit (MAROR) berurut-urutan.

Sayur pahit ini melambangkan pahit getirnya selama perbudakan ditanah Mesir. Kemudian Kepala Keluarga kembali mengambil roti tidak beragi (MATSAH) yang sudah disisihkan sebelumnya.

Kemudian Matsah dan Maror dimakan bersama-sama dalam acara yang disebut KOREKH, disusul makan potongan roti yang sudah disisihkan. Dan

sesudah berdoa lagi maka diminumlah cawan ke-3 cawan penebusan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Injil Lukas 22:20.

Upacara ini ditutup dengan nyanyian dalam Mazmur 114-118 (HALEL, atau "HALELUYAH") dinyanyikan sebagai ucapan syukur dan cawan ke-4 (anggur terakhir) diminum, dan pintu rumah dibuka sebagai simbol menyambut kedatangan ELIA yang akan datang dan memberitahukan kedatangan Mesias.

Acara terakhir dalam Perjamuan Paskah adalah menyanyikan kidung pujian. ( Matius 26:30 dan Markus 14:26),

Dari penelusuran mengenai tradisi Perjamuan Paskah orang Yahudi ini, dapat sangat dirasakan khasanah yang khas kekeluargaan dan keharmonisan dalam keluarga.

Kepala keluarga bertindak sebagai kepala atau pemimpin Perjamuan berupaya membawa semua peserta dalam keadaan barokhah atau mendapat berkat.

Satu persatu diperhatikan dan dilayani sedemikian rupa dan adil serta sejahtera. Tidak ada yang terlewatkan.

Paskah Yesus Kristus

Yesus Kristus hidup dan menghidupi tradisi nenek moyang orang Yahudi.

Maka salah satu tanda untuk menumbuhkan rasa ke-Yahudi-anNya, Dia berupaya menghidupi tradisi Yahudi dan ikut terlibat di dalamnya.

Tentunya dengan cara dan konteks tertentu Yesus berupaya untuk memaknai secara baru Perjamuan Paskah-Nya.

Dalam Injil Matius 26:17-25 (juga dalam Mrk 14:12-21, Lk 22:7-14;21-23 dan Yoh 13:21-30), dikisahkan bagai mana Yesus menghendaki ingin merayakan Perjamuan Paskah bersama murid-muridNya., "waktuKu hampir tiba; di dalam rumahmulah, Aku mau merayakan Paskah bersama dengan murid-muridKu."

Dari kisah ini jelaslah bahwa Yesus sangat

tertarik untuk melakukan Perjamuan bersama dengan murid-muridNya. Maka terjadilah perjamuan " Malam bersama" murid-muridNya. Yang kemudian terkenal dengan istilah,

Perjamuan Malam Terakhir bersama para murid. Mengapa demikian, karena setelah itu Yesus tidak lagi makan bersama dengan murid-muridnya. Dalam perjamuan Malam terakhir

itu, Yesus melakukan apa yang dilakukan oleh Kepala Keluarga Yahudi ketika memimpin Perjamuan Paskah.

Persis seperti itu semua dilakukan oleh Yesus, hanya perbedaannya adalah; Yesus mengubah rumusan doa berkat atas roti dan anggur dengan kata-kataNya sendiri.

Atas roti Yesus berdoa, " Ambilah, makanlah, Inilah Tubuhku." Dan atas

anggur Yesus berdoa; " Minumlah kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." (Mat

26;26-28). Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus ketika menetapkan Perjamuan Malam terakhir bersama muridNya.

Ada kekhasan yang nampak dalam Perjamuan Yesus itu, yaitu dari awalnya Perjamuan Paska Yahudi menjadi Perjamuan Malam terakhir Yesus.

Yesus melakukan suatu pemugaran dalam segi tertentu namun tidak mengubah esensinya.

Yesus mengganti doa berkat roti dan anggur dengan doa berkatNya sendiri.

Suatu aliran pewarisan tradisi yang telah mengalami suatu pemugaran dengan makna baru yaitu dari perjanjian lama (Yahwe bersama Israel) ke dalam berjanjian baru (Yesus pokok perjanjian itu sendiri dengan umatNya = murid-muridNya).

Perjamuan Malam terakhir dan Penetapan Ekaristi

Para muridlah yang pertama menjadi peserta Perjamuan Malam terakhir bersama dengan Yesus Kristus. Perjamuan malam terakhir ini dipahami para murid sebagai perjamuan

Paskah seperti halnya orang-orang Yahudi pada saat itu.

Di sinilah ada kesalahpahaman pengertian antara maksud para murid dengan Yesus sendiri. Para murid tidak mengerti.

Namun dengan rentetan-rentetan peristiwa berkaitan dengan Yesus dan salibNya, maka lambat laun para murid menjadi mengerti.

Suatu proses "untuk mengerti" harus melalui peristiwa hidup yang mungkin cukup tragis. Demikian juga yang dialami oleh Yesus.

Yesus bermaksud dengan perjamuan malam terakhir ini mau mengantisipasikan peristiwa yang akan menimpaNya. Itulah peristiwa salib, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.

Kata-kata Yesus dalam Perjamuan terakhir berupaya memberikan pengertian bagi murid bahwa, Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya? (Lukas 24:26).

Kata-kata dan doa Yesus Kristus dalam perjamuan terakhir ini adalah menggambarkan diri-Nya yang akan menjadi peristiwa salib.

Yesus Kristuslah yang sebenarnya menjadi Kurban pepulih dosa manusia.

Jadi, melalui perjamuan malam terakhir inilah Yesus memberikan warisan yang takkan pernah pudar bagi para murid Kristus dulu dan murid Kristus dewasa ini.

Mengapa demikian, karena dalam Perjamuan Malam terakhir itu, sekaligus menjadi penetapan bagi Perjamuan Ekaristi sekarang ini. Dengan kata

lain Yesus Kristus menghendaki agar para muridnya (umat) senantiasa mengenangkan peristiwa kurban Kristus disalib melalui pengenangan kembali peristiwa salib;

sengsara, wafat dan kebangkitannya melalui dan hanya melalui Ekaristi. Jadi Ekaristi kudus merupakan Perjamuan kembali bersama Kristus yang bangkit, atau Paskah Kristus sendiri. (net)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Sejarah Paskah, Berawal dari Tradisi Yahudi, https://manado.tribunnews.com/2014/04/19/sejarah-paskah-berawal-dari-tradisi-yahudi?page=all.
Penulis:
Editor:

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved