Paskah 2020
Inilah Pesan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Dalam Surat Gembala Paskah 2020
terombang-ambing oleh angin sakal di danau Galilea, bahtera Gereja saat ini pun sedang dilanda oleh pusaran arus dasyat wabah korona.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Inilah Pesan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Dalam Surat Gembala Paskah 2020
POS-KUPANG.COM | RUTENG-- Inilah pesan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dalam surat gembala paskah 2020 yang dikirim oleh Komisi Kosmos Keuskupan Ruteng, Romo Erik Ratu, Pr kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (8/4/2020)
“Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Mat 14:27)
Para imam, biarawan/wati, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan! Ibarat perahu para murid yang terombang-ambing oleh angin sakal di danau Galilea, bahtera Gereja saat ini pun sedang dilanda oleh pusaran arus dasyat wabah korona.
Yang diserang bukan hanya kesehatan dan kehidupan kita, tetapi juga penghayatan iman Kristiani kita. Untuk pertama kali dalam sejarah, selama beberapa minggu bahkan dalam Pekan Suci, kita tidak merayakan ekaristi umat di Gereja dan kapela di seluruh wilayah keuskupan Ruteng.
Dalam situasi kecemasan, ketakutan dan kebimbangan ini, sabda peneguhan Yesus kepada para murid di danau Genesaret yang bergelora, kiranya menyentuh dan meresapi hati dan budi kita: “Tenanglah, jangan takut!” Dalam situasi wabah yang terjadi, kita hendaknya tak perlu panik dan cemas. Ketenangan Kristiani ini bukanlah sebuah hiburan romantis, tetapi sungguh sebuah keyakinan teguh yang dibangun dalam kehadiran Tuhan sendiri: “Aku ini!”.
Kehadiran Allah yang meneguhkan dan menghidupkan dalam hidup manusiawi kita yang rapuh dan terbatas, persis itulah yang kita rayakan dalam peristiwa Paskah. Paskah mengungkapkan bahwa dalam kehidupan dunia yang diwarnai oleh kelemahan dan bahaya, kita selalu berada dalam lindungan kasih ilahi.
Dalam ziarah hidup kita yang diliputi oleh penyakit dan penderitaan di muka bumi ini, Tuhan tidak berpangku tangan, tetapi Dia selalu bersama kita. Dia turut memanggul salib kita.
Lebih dari itu paskah menyingkapkan cahaya pengharapan, bahwa di balik gelapnya kematian akan merekah fajar kebangkitan. Kristus tidak bangkit untuk diri-Nya sendiri, tetapi agar kita hidup dan “mempunyainya dalam kelimpahan” (Yoh 10:10).
Dalam terang lilin Paskah, hidup kita yang fana dan rapuh di dunia memiliki arti: Jatidiri manusiawi kita tidak tergerus oleh penyakit, dan tidak hilang dalam kematian tetapi berlanjut dan diubah dalam penyembuhan dan kehidupan yang abadi.
Para imam, biarawan/wati, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan! Dalam semangat paskah saya mengajak kita semua untuk menjadikan situasi wabah virus Korona ini sebagai momentum pembaruan. Sambil terlibat dalam gerakan bersama Pemerintah dan semua elemen masyarakat dalam mencegah dan menangani wabah ini, marilah kita terus bergerak untuk memperbarui diri. Paskah adalah saat berahmat untuk bangkit bersama Kristus, dan keluar dari cara dan gaya hidup yang lama.
Meskipun tahun ini kita tidak bisa merayakan secara meriah perayaan pekan Suci di Gereja-gereja dan kapela-kapela kita, tapi yakinlah, sesuai arahan Kongregasi Ibadat Ilahi, keikutsertaan secara rohani perayaan pekan suci melalui ibadah keluarga tiada kurang maknanya bagi kita. Allah sungguh hadir bersamamu di tengah keluarga dan komunitasmu.
Dia mempersembahkan korban paskah-Nya bagimu di tengah keluargamu. Halleluya paska tahun ini bergema dari setiap mulut dan hati yang tulus mencari dan memuliakan Allah di tengah keluarga dan komunitasnya. Perjumpaan dengan Allah tidak hanya bergema dalam liturgi yang meriah, tetapi juga dalam kebeningan batin yang terbuka bagi kehadiran-Nya.
Selanjutnya iman Kristiani tidak hanya terungkap dalam ibadat tetapi harus terwujud dalam perbuatan hidup sehari-hari. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17).
Menurut nabi Mikha mengenal Allah berarti menegakkan keadilan (Mi 6:8). Berbagi dan berbelarasa dengan sesama khususnya dengan yang lemah, sakit dan menderita merupakan panggilan dasar hidup Kristiani (Mat 25). Hidup yang benar tampak dalam hati yang mencari Allah dan sekaligus terwujud dalam persaudaraan dan solidaritas.