Terungkap Tujuan Fajar Sikka Membantu Para Waria Lansia di Sikka, Provinsi NTT, Indonesia
Terungkap Tujuan Fajar Sikka Membantu Para Waria Lansia di Sikka, Provinsi NTT, Indonesia
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Terungkap Tujuan Fajar Sikka Membantu Para Waria Lansia di Sikka, Provinsi NTT, Indonesia
POSKUPANGWIKI.COM, MAUMERE - Terungkap Sudah Tujuan Fajar Sikka Membantu Para Waria Lansia di Sikka, Provinsi NTT, Indonesia.
Saat ini setiap orang baik itu laki-laki maupun perempuan termasuk waria atau wanita pria, transpuan, transgender atau LGBT terdampak pandemi Corona.
Bagaimana tidak, saat ini semua orang pasti ingin terhindar dari virus corona atau covid-19 dan tak ingin terdampak covid-19.
Mungkin saat ini ada yang benar-benar 'memprotek' dirinya agar tak terkena penularan covid-19, seperti mengenakan makser, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rutin mencuci tangan, menjaga jarak, tak keluar rumah jika tak penting hingga makan makanan bergizi dan minum vitamin.
Dampak pandemi corona memang sangat besar, lihat saja, usaha bisnis banyak yang sudah tutup, anak anak diliburkan, kantor pemerintah pun banyak yang sudah diliburkan.

Akibatnya ekonomi 'terganggu' terutama masyarakat yang selama ini bergantung pada pekerjaan harian atau bulanan yang tak pasti.
Pandemi corona berdampak bagi masyarakat, pemasukan minim bahkan ada yang tak lagi mendapatkan penghasilan karena tak bisa lagi bekerja. Padahal pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari selalu ada.
Hal yang sama dialami oleh sejumlah wanita pria alias waria di Kabupaten Sikka. Apalagi waria yang sudah lanjut usia alias lansia.
Mereka kebanyakan memiliki pekerjaan tak tetap seperti mencuci pakaian, seterika, memasak menjadi koki saat ada pesta. Ada lagi yang membuka salon, berjualan nasi kuning di sekolah atau salon keliling.
Namun sejak pandemi corona banyak waria yang tak lagi bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan. Mereka hanya dirumah dan berharap agar pandemi corona bisa segera berakhir sehingga mereka bisa kembali beraktiftas dan bekerja.
Kondisi ini membuat Hendrika Mayora Victoria alias Buda Mayora, Ketua Komunitas Fajar Sikka yang juga adalah seorang waria, turun tangan menemui satu persatu temannya.
Tak hanya mengunjungi waria dan mendengar cerita mereka, tapi Bunda Moyora juga membawa bantuan sembako seadanya. Bantuan beras, supermie, minyak goreng, vitamin C, gula, telur dibawa untuk para waria.
Apa yang membuat Bunda Mayora terpanggil untuk membantu temannya, para waria itu? Bunda Mayora mengungkapkan alasannya kepada POSKUPANGWIKI.COM, Selasa (7/4/2020).
Bunda Mayora mengatakan, dia adalah seorang waria pasti bisa merasakan kesulitan yang dialami teman-temannya sata pandemi corona ini. Karenanya dia lalu melakukan kunjungan ke sejumlah waria dan mendengar apa yang dirasakan mereka.

"Umumnya teman-teman waria merasa takut, cemas, gelisah takut keluar rumah. Ada yang kemudian akhirnya sakit secara biologis bahkan sakit psikologis karena ketakutan pada covid-19," kata Bunda Mayora.
Karena tak keluar rumah, akhirnya waria tak bisa lagi bekerja dan mendapatkan penghasilan.
"Pandemi Covid-19 bikin lumpuh total semua usaha dan karya mereka (waria) yang bisa mendapatkan duit. Padahal mereka adalah tulang pungung keluarga," kata Bunda Mayora.
Salon tak ada pelanggan, tak bisa lagi mencuci pakaian di rumah orang, tak bisa lagi salon keliling, pesta tak ada sehingga mereka tak bisa memasak.
Apalagi waria yang sudah lansia, yang hanya bisa memasak dan menjual makanan di rumah atau sekolah, kini mereka tak bisa apa-apa lagi.
Dengar cerita memilukan para waria itu, Bunda Mayora akhirnya berinisiatif untuk mengumpulkan donasi agar bisa meringankan beban para waria khususnya waria lansia di Kabupaten Sikka.
"Kami dari Fajar Sikka berinisiatif membangun jaringan donasi untuk membantu mereka (waria). Kami berikan sabun cuci, beras. Kegiatan ini dari kami, oleh kami dan untuk teman kami yang membutuhkan. Fajar Sikka langsung menggagas Cepat Tanggap Covid-19 terhadap Waria Lansia," kata Bunda Mayora.
Bunda Mayora mengungkapkan, ada waria yang nangis saat saya datang mengunjungi mereka. Mereka takut, lebih ke arah psikologis emosional mereka terganggu. Juga ekonomi mereka mulai lemah.
"Covid 19 benar-benar jahat, hampir semua waria tidak bisa bekerja dan berbuat apa-apa, tetap di rumah tidak berpenghasilan," kata Bunda Mayora.

Meski hanya mendapat bantuan beras 5 kg, para waria yang sudah manula itu sangat senang dan bahagia.
Mungkin hanya bisa bertahan beberapa hari, namun bantuan itu sangat berarti untuk beberapa hari ke depan.
Ada yang mengaku memasak setiap hari hanya 1 - 2 kaleng beras saja atau bikin bubur saja campur kacang dan daun kelor.
Menurut Bunda Mayora, sejumlah donasi yang diterimanya itu sudah dipergunakan untuk membeli sembako dan sudah dibagikan kepada para waria lansia.
Namun masih banyak waria lansia dan waria lainnya yang belum bisa dibantu karena donasinya terbatas.
"Kami berharap masih ada orang diluar sana, yang bisa tergerak hatinya membantu kelompok marginal, waria di Sikka, karena waria juga terdampak corona dan mereka sangat membutuhkan uluran tangan bapak ibu sekalian. Terimakasih yang sudah meberikan donasi, Tuhan akan membalas budi baik kalian," kata Bunda Mayora.
Jika ingin memberikan bantuan, bisa menelepon Bunda Mayora ke WA 082398869157, atau nomor telepon 082124774309.
Dalam kegiatan Fajar Sikka cepat tanggap Covid19, Bunda Mayora dibantu oleh waria Monik, Cucun, Sela, Silvy dan lainnya.
Bunda Mayora juga berharap agar badai corona atau covid-19 bisa segera berakhir.
"Berharap agar badai corona ini cepat berlalu, virus corona cepat hilang, covid 19 bisa pergi dari bumi kecintaan kita ini. Sehingga waria dan kita semua bisa pulih kembali dan bisa melaksanakan aktifitas kembali," kata Bunda Mayora.
Kepada para waria lansia, waria lainnya, Bunda Mayora berharp agar tetap sabar, tabah, berdoa dan berpengharapan.
"Teman-teman mari jangan menyerah, tetap berjuang, jangan menyerah, tinggal dirumah, tetap safety, berdoa. Tuhan pulihkan kita dan pandemi corona cepat berlalu," harap Bunda Mayora.

* Terdampak Corona, Suara Para Waria Lansia di Kabupaten Sikka
Sejumlah waria lanjut usia (lansia) di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, Indonesia pun curhat tentang apa yang dirasakan dan dialami mereka saat pandemi Corona ini. Para waria lansia itu diantaranya, Wulan, Linda, Tote, Heni dan Lis dan Ambar.
Wulan yang berumur 53 tahun tak bisa beraktifitas masak sebab beberapa minggu terakhir mengalami sakit dan kini dalam masa pemulihan.
Sedangkan Ambar, koki yang sering bekerja di tempat pesta kehilangan pekerjaannya.
"Saya tidak sanggup, terjebak dengan virus corona. Kami tertunduk dalam rumah, tak bisa bergerak apa apa karena takut virus menular," kata Ambar.
Linda mengaku kesulitan membiayai orangtua karena tak lagi bekerja.
"Sayang, saya punya orangtua susah dari mana saya mau dapat uang untuk beli kasih orangtua beras," kata Linda.
Linda adalah waria yang berprofesi sebagai tukang cuci dan seterika pakaian, serta menjual dan mengantar nasi kuning ke sekolah.
"Aduh, dengan wabah virus corona ini, aduh lumpuh total memang, tak dapat uang, jadi bagaimana. Semoga wabah ini cepat teratasi," kata Linda.

Sejumlah waria lain juga mengaku salon mulai sepi akibat pandemi corona. "Mau belanja duit ga ada, mau beli beras juga susah, ga ada tamu di salon," kata Ati.
Ema Tote mengaku tak bisa membeli beras sebab tidak ada pemasukan. "Kegiatan masak tidak ada, jadi kita ini dalam rumah terus. Setengah mati, mau beli beras juga uang tidak ada," kata Ema Tote.
Ema Heni yang juga berprofesi sebagai koki di tempat pesta pun mengalami kesulitan yang sama. "Pesta juga tidak ada, dengan corona ni, sudah mau satu bulan lebih tidak ada pesta," kata Ema Heni.
Yanti dan waria lainnya berharap pemerintah dan masyarakat bisa memberikan bantuan sembako bagi waria lansia atau waria yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi corona.
"Tolong kami bantu sembako juga tidak apa apa, orang di rumah mengharapkan kita bawa pualng sembako, tapi kita mau kasih kesana bagaiamana tak ada uang untuk beli sembako. Tolong kasih kami sembako," kata Yanti yang kesulitan membayar listrik dan air.
"Mau bayar lampu, air, beli minyak goreng, minyak tanah, susah setengah mati," keluh Yanti.
Linda benar-benar kuatir dan takut keluar rumah karena bisa tertular corona.
"Saya ini setiap hari takut, keluar rumah juga saya takur, tidur malam juga berdoa, ihh takut. Sekolah tutup te kita tidak bisa dapat uang. Mau dapat uang dari mana beli beras juga tidak bisa," katanya. (poskupangwiki.com, novemy leo)