Pembunuhan sadis di TTS

Sebelum Tebas Korbannya Dengan Parang, Pelaku dan Korban Sempat Terlibat Pertengkaran

Oce lalu pergi ke rumah tetangga guna meminta bantuan. Warga pun langsung berdatangan ke rumah Oce guna memberi bantuan.

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/ISTIMEWA
Nampak Oce Bansele sedang menatap anaknya, Gusto Talan yang terbujur kaku tak bernyawa 

Sebelum Tebas Korbannya Dengan Parang, Pelaku dan Korban Sempat Terlibat Pertengkaran

POS-KUPANG. COM | SOE -- Oce Bansele (25) ibu dari Gusto Talan, korban meninggal akibat terkena tebasan parang dari Jhon Nome menceritakan, Sebelum melakukan aksi sadisnya, Jhon dan korban, Yuliana Beis (ibu kandung Oce) sempat terlibat pertengkaran.

Dari luar rumah, Oce sempat mendengar teriakan histeri sang ibu yang ketakutan karena hendak dipotong dengan parang oleh pelaku. Korban sempat berteriak meminta pertolongan dengan memanggil nama ketua RT setempat, Ima.

Menurut pengakuan Oce, pelaku marah karena korban memanggil tetangga untuk membantu mengobati Gusto yang saat itu memang sedang sakit.

"Pelaku masuk ke rumah memang sudah pegang parang. Sampai di dalam, pelaku sempat bertengkar dengan mama. Tidak lama berselang pelaku langsung menebas mama dan putra saya," kisah Oce.

Mendengar teriakan histeris sang ibu, Oce lalu pergi ke rumah tetangga guna meminta bantuan. Warga pun langsung berdatangan ke rumah Oce guna memberi bantuan.

Namun sayangnya saat tiba di lokasi pelaku telah kabur. Warga hanya menemukan dua korban terbaring di lantai ruang tamu dengan bersimbah darah.

"Saya datang sampai rumah tetangga sudah tidak ijinkan saya masuk lagi. Mereka minta saya berdiri tahan di luar sambil menunggu pihak kepolisian datang," ujarnya.

Tak lama berselang, sang suami, Obi Talan (24) tiba di rumah. Oby kaget ketika mendapati rumahnya sudah dipadati masyarakat. Dirinya belum tahu peristiwa sadis yang menimpah putranya tersebut.

" Siang itu memang istri saya telepon minta saya pulang karena anak kami sedang sakit. Saat itu saya posisi sedang kerja sawah di Bena. Saya kaget sampai rumah orang sudah banyak," sebutnya.

Dirinya tak mengira Jhon Nome tega menghabisi nyawa putra pertamanya tersebut. Selama ini dikatakan Obi pelaku tidak ada masalah dengan dirinya atau sang istri.

" Kakak, pelaku dengan kami tidak ada masalah. Kami baik-baik saja. Saya tidak mengira pelaku sampai tega menghabisi anak saya ini. Saya sampai sekarang tidak tahu kenapa dia tega melakukan ini semua," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Jhon Nome (30) warga Desa Teas, Kecamatan Noebeba tega menebas ibu angkatnya, Yuliana Beis (65) dan Gusto Marselo Talan (1) dengan menggunakan parang, Senin (6/4/2020) sore.

Gusto Talan langsung tewas ditempat akibat mengalami luka tebasan pada bagian kepala. Sedangkan Yuliana mengalami luka parah akibat tebasan parang pada bagian kepala dan leher. Saat ini korban, Yuliana sedang dirawat di RSUD Soe pasca melakukan operasi.

Drh Bambang Haryanto, MM : Tak Bosan Untuk Mensosialisasikan Pencegahan Corona di Lingkungan Balai

Vaksinasi New Castle Disease Pada Ayam KUB dan Ayam Sensi

Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Selasa (7/4/2020) membenarkan kasus penganiyaan berat yang menyebabkan satu korban tewas tersebut. Hingga saat ini motif dari kasus tersebut masih didalami pihak kepolisian. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved