Yuk ! Pelajari Lebih Jauh tentang Penyakit Trypanomiasis pada Hewan Ternak

Manisfestasi klinis penyakit Surra dapat berupa gejala demam berulang (intermiten) akibat parasitaemia.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Yuk ! Pelajari Lebih Jauh tentang Penyakit Trypanomiasis pada Hewan Ternak
POS KUPANG.COM/ISTIMEWA
Penyakit Trypanomiasis pada Hewan Ternak.

 
Yuk ! Pelajari Lebih Jauh tentang Penyakit Trypanomiasis pada Hewan Ternak

 oleh : drh. Cahya Purnamasari)

POS-KUPANG.COM I NOELBAKI---Dokter Hewan pada BBPP Kupang, drh. Cahya Purnamasari secara khusus mengupas soal penyakit pada hewan. Dalam artikelnya tentang Penyakit Trypanomiasis pada Hewan Ternak, drh. Cahya merunut hal-hal penting yang perlu diperhatikan para peternak hewan.

Etiologi  :   Protozoa  dari  genus  Trypanosoma  adalah  penyebab  trypanosomiasis yang  menyerang  hewan  dan  manusia. 

Spesies  Trypanosoma    diketahui mampu  menyerang  berbagai  jenis  ternak,  seperti  Trypanosoma  brucei brucei  (penyebab  penyakit  Nagana  di  daerah  Amerika  dan  Afrika), Trypanosoma  congolense  dan  Trypanosoma  vivax  yang  cenderung menyerang  hewan  kecil  dan  hewan  domestik  serta  Trypanosoma equiperdum  yang  umumnya  menyerang  kuda. 

Diantara  spesies Trypanosoma  yang  menyerang  ternak,  Trypanosoma  evansi  adalah  spesies yang  memiliki  daerah penyebaran paling  luas. Gejala  Klinis Lama  waktu  antara  awal  infeksi  dan  munculnya  gejala  klinis  (masa inkubasi)  bervariasi,  rata  –  rata  5  sampai  60  hari  pada  infeksi  akut. 

Akan tetapi  penyakit  Surra  umumnya  berlangsung  kronis  (chronic  infection) dengan  angka  kematian  yang  rendah  sehingga  pernah  dilaporkan  masa inkubasi  yang  lebih  lama  yaitu  3  bulan. 

Setelah  masa  inkubasi,  dalam  waktu kurang  dari  14  hari  akan  ditemukan  parasit  yang  beredar  dalam  sirkulasi darah (parasitemia). Manisfestasi  klinis  penyakit  Surra  dapat  berupa  gejala  demam berulang  (intermiten)  akibat  parasitaemia. 

Parasitemia  sangat  tinggi variasinya  selama  masa  infeksi:  tinggi  pada  awal  infeksi,  rendah  selama infeksi  berjalan  kronis  dan  hampir  tidak  ada  pada  hewan  pembawa  agen (carrier).

Anemia  merupakan  gejala  yang  paling  banyak  ditemukan  pada  infeksi oleh  trypanosoma. 

Membran  sel  darah  merah  akan  kehilangan  salah  satu komponen  penyusun  yaitu  asam  sialik  (sialic  acid). 

Hal  tersebut  akan mengaktifkan  makrofag  pada  organ  limpa,  hati,  paru-paru,  limfonodus  dan sum-sum  tulang  untuk  memfagosit  sel  darah  merah  sehingga  menyebabkan penurunan jumlah sel  darah merah.

Gejala  lain  diantaranya  penurunan  berat  badan,  pembengkakan limfonodus  prescapularis  kiri  dan  kanan,  kelemahan  otot  tubuh,  oedema pada  anggota  tubuh  bagian  bawah  seperti  kaki  dan  abdomen,  urtikaria  pada kulit,  perdarahan  titik  (petechial  haemorrhages)  pada  membran  serous kelopak  mata,  hidung  dan  anus,  keguguran  (abortus),  dan  gangguan  syaraf.

Aksi Menggemaskan Asmirandah Cubit Pipi Suami, Begini Balasan Jona Revanno: Pingin Marah Tapi Sayang

Sekretaris Daerah Ikuti Video Conference Dengan Mendagri

Perhatian! Virus Corona Tak Selamanya Mati di Cuaca Panas, Begini Penjelasan Peneliti UGM dan BMKG

Penurunan  imunitas  tubuh  (imunosupresi)  juga  ditemui  sehingga  hewan inang  menjadi  rentan terhadap  infeksi  sekunder.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong/Adv-BBPP Kupang).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved