Virus Corona

Panik Virus Corona Gelombang Kedua Lebih Dahsyat, China Lockdown, Ini Daftar Kota yang Ditutup

Panik Virus Corona Gelombang Kedua Lebih Dashyat, China Lockdown, Ini Daftar Kota yang Ditutup

Editor: maria anitoda
EPA
Panik Virus Corona Gelombang Kedua Lebih Dashyat, China Lockdown, Ini Daftar Kota yang Ditutup 

Sebuah studi terbaru mengatakan, kasus virus corona yang paling menular adalah saat seseorang memiliki gejala ringan.

Para ilmuwan menemukan bahwa puncak seorang pasien positif corona untuk menularkan ke orang lain adalah pada minggu pertama.

Temuan baru adanya pasien positif corona di China tersebut dikhawatirkan sebagai gelombang kedua.

Karena gejala yang ditimbulkan minim, dikhawatirkan jumlah orang yang terinfeksi akan lebih besar dari gelombang pertama. 

Potret Lucu Bayi Kembar yang Dinamai Covid dan Corona karena Lahir Saat Pandemi Corona, Ini Maknanya

KPU Hentikan Transaksi Penggunaan Dana Hibah

Tiga Hari Kedepan Ruteng Berpotensi Diguyur Hujan Ringan Hingga Sedang

Baca juga berita lainnya:

Perawat bersama dokter dan tim medis lainnya adalah satu tim medis yang berada di garda terdepan dalam penanganan pasien virus Corona Covid-19.

Di tengah hiruk pikuk penanganan pandemi Corona Covid-19, ada tenaga medis yang bekerja dalam senyap.

Di garda depan, mereka mempertaruhkan nyawa untuk merawat para pasien yang terjangkit. 

Salah satunya Minarsih (47), perawat ruang isolasi RSUD Gambiran, Kota Kediri, Jawa Timur.

Minarsih menceritakan, tidak semua perawat mau ditempatkan di ruang isolasi Corona Covid-19 karena risikonya tinggi.

Sejak wabah Corona melanda Kota Kediri, RSUD Gambiran membentuk tim dan sarana perawatan pasien yang terpapar penyakit. Minarsih merupakan salah satu anggota tim.

Sebelum wabah merebak, Minarsih bertugas di bagian Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI).

Kini dia dipindahkan ke bagian isolasi pasien penyakit menular untuk membantu penanggulangan Corona Covid-19.

Salah satu ruangan isolasi RSUD Gambiran Kota Kediri, Jawa Timur untuk merawat pasien Corona Covid-19. (Dok.Humas RSUD Gambiran)
Banyak rekannya yang menolak tugas tersebut, tapi Minarsih justru menerima.

Sebagai seorang perawat, dia mengaku tak boleh menolak tugas kemanusiaan apapun risikonya, termasuk kemungkinan terpapar virus mematikan dari pasien yang dirawat.

Menurut Minarsih, tugas yang diemban ini tak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi Corona.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved