Jika Tak Segera Lakukan ini, Ahli Sebut 130 Juta Penduduk Indonesia Berpotensi Terpapar Virus Corona

Jika Tak Segera Lakukan ini, Ahli Sebut 130 Juta Penduduk Indonesia Berpotensi Terpapar Virus Corona

Editor: Eflin Rote
(Shutterstock)
Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia. 

POS-KUPANG.COM - Tanggapi bencana virus corona, berbagai kebijakan dicanangkan pemerintah.

Upaya-upaya penekanan laju penularan dikukan dengan social distancing, stay at home, hingga muncul wacana mudik Lebaran 2020 kemungkinan dilarang yang belum pasti keputusannya. 

Terlepas dari itu, ada risiko baru 130 juta penduduk Indonesia berisiko kena virus corona sebelum masa mudik Lebaran 2020. Mengapa? 

Seorang ahli menuturkan, hal itu tak akan terjadi atau bisa dicegah dengan dua langkah, yakni seruan physical distancing (menjaga jarak fisik) dan lockdown diterapkan. 

Mengapa? Simak alasannya berikut ini ... 

Hadi Susanto, Ahli matematika terapan sebut 130 juta penduduk Indonesia bisa terinfeksi virus corona sebelum Idul Fitri / Lebaran jika tak lakukan himbauan physical distancing & pemerintah tak terapkan lockdown.

Sempat Jadi PDP Covid-19,Anggota DPR Fraksi PDI-P Imam Suroso Meninggal, Benarkah Karena Corona?

Tak Sekedar Bumbu Dapur, Manfaat Luar Biasa Bawang Putih Termasuk Menangkal Virus Corona

Pandemi Corona, Inilah Waktu yang Tepat untuk Berjemur Agar Tubuh Dapat UVB & Perkuat Imunitas

Praktek Ya Moms ! Tips Praktis Basmi Virus Corona yang Lengket di Pakaian

Kaum Milenial ! Jangan Sepelekan Kematian Akibat Virus Corona, Sudah 102 Orang Gejala Awalnya Sehat

Begini Cara Isolasi Diri Secara Benar Agar Terhindar dari Virus Corona, Cek Yang Kamu Lakukan!

Jumlah terinfeksi virus corona di Indonesia hingga kini telah mencapai angka 1046 orang, dengan jumlah kasus meninggal 87 jiwa.

Berbagi kabar tentang virus corona di Indonesia menyebutkan bahwa negara ini masih kesulitan menangani virus corona.

Namun beruntung bagi Indonesia banyak negara yang mau membantu dengan berbagai bantuan medis seperti APD dan Test Kit dari China dan Korea Selatan.

 

Pemakaian masker untuk cegah virus corona
Pemakaian masker untuk cegah virus corona (Pixabay)

Dilansir dari Kompas.id pada (27/3/2020), prediksi dan sejumlah model matematis pun menunjukkan peluang meledaknya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Bahkan virus corona di Indonesia bisa tak terkendali jika langkah strategis dan drastis tidak segera diambil pemerintah untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Berdasarkan model yang dijalankan pakar matematika terapan University of Essex Inggris dan Khalifa University of Science and Technology Uni Arab Emirat, Hadi Susanto, penyebaran Covid-19 sungguh masif sehingga diperkirakan 50 persen total populasi Indonesia sudah akan terinfeksi wabah Covid-19 sebelum Idul Fitri pada pertengahan Mei 2020.

Petugas penggali kubur tengah mengangkat peti mati pasien virus corona di TPU Tegal Alur
Petugas penggali kubur tengah mengangkat peti mati pasien virus corona di TPU Tegal Alur, Bogor. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Dalam kalkulasinya, Hadi menggunakan model matematis susceptible, exposed, infectious, recovered (SEIR) dan angka tingkat reproduksi atau R0 dari Covid-19 sebesar 3.

Angka reproduksi atau tingkat penularan wabah disebut sebagai angka R0.

Apabila R0 dari sebuah penyakit adalah 3, berarti 1 orang yang terinfeksi dapat menularkan ke 3 orang sehat.

R0 dari Covid-19 dipercaya oleh berbagai peneliti memiliki besaran 2-3.

Artinya, satu orang positif Covid-19 dapat menularkan kepada 2-3 orang lainnya.

 Sempat Jadi PDP Covid-19,Anggota DPR Fraksi PDI-P Imam Suroso Meninggal, Benarkah Karena Corona?

 Tak Sekedar Bumbu Dapur, Manfaat Luar Biasa Bawang Putih Termasuk Menangkal Virus Corona

 Pandemi Corona, Inilah Waktu yang Tepat untuk Berjemur Agar Tubuh Dapat UVB & Perkuat Imunitas

 Praktek Ya Moms ! Tips Praktis Basmi Virus Corona yang Lengket di Pakaian

 Kaum Milenial ! Jangan Sepelekan Kematian Akibat Virus Corona, Sudah 102 Orang Gejala Awalnya Sehat

 Begini Cara Isolasi Diri Secara Benar Agar Terhindar dari Virus Corona, Cek Yang Kamu Lakukan!

”Saat ini, kerumunan sudah mulai berkurang, tetapi saya lihat belum signifikan sehingga perhitungan saya masih saya pegang bahwa 50 persen populasi Indonesia berpeluang besar terinfeksi Covid-19 sebelum Idul Fitri,” ujar Hadi dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, kepada Kompas, Jumat (27/3/2020).

Peta sebaran kasus virus corona di Jakarta
Peta sebaran kasus virus corona di Jakarta (corona.jakarta.go.id)

Prediksi Hadi tersebut dapat terjadi dengan dua butir asumsi.

Pertama, masyarakat tidak mengubah perilakunya untuk segera melakukan pembatasan fisik (physical distancing).

Kedua, tidak ada pembatasan akses wilayah atau lockdown yang belum diterapkan pemerintah.

”Dengan asumsi itu, puncak (penyebaran Covid-19) terjadi di sekitar awal Ramadhan,” kata Hadi.

Bulan puasa Ramadhan diperkirakan akan berlangsung mulai 23 April hingga 23 Mei 2020.

 Sempat Jadi PDP Covid-19,Anggota DPR Fraksi PDI-P Imam Suroso Meninggal, Benarkah Karena Corona?

 Tak Sekedar Bumbu Dapur, Manfaat Luar Biasa Bawang Putih Termasuk Menangkal Virus Corona

 Pandemi Corona, Inilah Waktu yang Tepat untuk Berjemur Agar Tubuh Dapat UVB & Perkuat Imunitas

 Praktek Ya Moms ! Tips Praktis Basmi Virus Corona yang Lengket di Pakaian

 Kaum Milenial ! Jangan Sepelekan Kematian Akibat Virus Corona, Sudah 102 Orang Gejala Awalnya Sehat

 Begini Cara Isolasi Diri Secara Benar Agar Terhindar dari Virus Corona, Cek Yang Kamu Lakukan!

Bahkan, menurut Hadi, jika wilayah Jakarta yang kini menjadi episentrum pandemi tetap bisa dimasuki secara bebas, sangat mungkin jumlah orang yang terinfeksi mencapai 80 persen.

Untuk itu, menurut Hadi, akses keluar-masuk kota perlu mendapat perhatian lebih.

Apabila akses dibatasi atau dengan cara karantina wilayah, transmisi virus corona antarwilayah di Indonesia akan lebih terminimalisasi.

Ini perlu dilakukan agar tidak menambah jumlah populasi yang berpeluang terinfeksi.

”Idealnya seperti itu,” ujar Hadi.

 

Seorang pekerja dari Asosiasi Pengendalian Hama Korea, mengenakan alat pelindung, menyemprotkan desinfektan untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus novel COVID-19 di sebuah pasar di Seoul pada 24 Februari 2020. Korea Selatan melaporkan 161 kasus virus corona baru pada 24 Februari, dengan total 763 kasus dan menjadikannya terbesar di dunia setelah China.
Seorang pekerja dari Asosiasi Pengendalian Hama Korea, mengenakan alat pelindung, menyemprotkan desinfektan untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus novel COVID-19 di sebuah pasar di Seoul pada 24 Februari 2020. Korea Selatan melaporkan 161 kasus virus corona baru pada 24 Februari, dengan total 763 kasus dan menjadikannya terbesar di dunia setelah China. (Jung Yeon-je / AFP)

Tidak bisa disamakan seperti di Korea atau China

Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, mengatakan, kondisi Indonesia saat ini terlalu kompleks untuk hanya berdiskusi pilihan antara karantina wilayah atau tidak.

Dengan jumlah populasi dan wilayah geografis yang jauh lebih besar, Indonesia tidak bisa serta-merta mengambil model kebijakan yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Korea Selatan dikenal sebagai negara yang berhasil mengatasi wabah Covid-19 tanpa memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.

Opsi lockdown juga tidak bisa serta-merta mengadopsi yang dilakukan di Wuhan, China.

 Sempat Jadi PDP Covid-19,Anggota DPR Fraksi PDI-P Imam Suroso Meninggal, Benarkah Karena Corona?

 Tak Sekedar Bumbu Dapur, Manfaat Luar Biasa Bawang Putih Termasuk Menangkal Virus Corona

 Pandemi Corona, Inilah Waktu yang Tepat untuk Berjemur Agar Tubuh Dapat UVB & Perkuat Imunitas

 Praktek Ya Moms ! Tips Praktis Basmi Virus Corona yang Lengket di Pakaian

 Kaum Milenial ! Jangan Sepelekan Kematian Akibat Virus Corona, Sudah 102 Orang Gejala Awalnya Sehat

 Begini Cara Isolasi Diri Secara Benar Agar Terhindar dari Virus Corona, Cek Yang Kamu Lakukan!

Syahrizal mengatakan, Indonesia tidak memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengerahkan ribuan tenaga medis khusus untuk wilayah yang dikarantina seperti yang dilakukan Pemerintah China.

Pada awal Februari lalu, Pemerintah China menurunkan 1.400 dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya ke Wuhan.

Seharusnya, menurut Syahrizal, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bisa merancang kebijakan yang unik, yang sesuai dengan karakteristik Indonesia.

”Pendekatannya itu tidak bisa sama dengan Korsel misalnya. Harus unik dan sesuai dengan kondisi kita,” kata Syahrizal.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.(AFP/STR/CHINA OUT)
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.(AFP/STR/CHINA OUT) (AFP/STR/CHINA OUT)

(*)

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Bebas.kompas.id oleh Sario PangarsoWisanggeni dengan judul "Tanpa Tindakan Drastis, Separuh Penduduk Indonesia Berpotensi Terinfeksi Covid-19 Sebelum Lebaran"

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved