Tips Kesehatan
4 Makanan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Imun Tubuh, Cegah Virus Corona, Tak Hanya Jahe Loh! Apa Saja?
Selain Jahe, empat makanan ini ternyata bisa tingkatkan imun tubuh cegah corona. Apa saja?
4 Makanan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Imun Tubuh, Cegah Virus Corona, Tak Hanya Jahe Loh! Apa Saja?
• 8 Makanan Sehat untuk Menjaga Kesehatan Liver
Berikut 4 makanan yang bermanfaat untuk peningakatan imun tubuh, seperti yang dikutip TribunWow.com dari Kompas.com:
1. Jambu
Nutrition Expers Youvit gummy multivitamin, Puteri Aisyaffa menjelaskan buah jambu memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Bukan hal asing lagi jika vitamn C sangat dibutuhkan untuk tubuh sebagai antioksidan dan juga penguat sistem kekebalan tubuh.
• Tak Sekedar Bumbu Dapur, Manfaat Luar Biasa Bawang Putih Termasuk Menangkal Virus Corona
Hal itu tujuannya agar kandungan pada buah jambu tetap terjaga dan tidak berkurang.
2. Kacang-kacangan dan daging
Kacang-kacangan dan daging merupakan makanan yang mengandung zinc tinggi.
Zinc dapat berfungsi untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh dan tentunya berfungsi untuk melawan virus yang masuk.
Maka dari itu perbanyak mengonsumsi daging dan kacang-kacangan, seperti misalnya kacang merah, kacang tanah, mete, dan almond.
• Virus Corona Dikabarkan Bisa Ditangkal dengan Konsumsi Jahe Merah, Antioksidan Tingkatkan Daya Tahan
3. Kaldu tulang
Menurut Aisya, kaldu tulang mempunyai kandungan L-Glutamine.
Kandungan L-Glutamine tersebut sangat bagus untuk perbaikan sel, termasuk dinding saluran usus yang membuat tubuh menjadi kebal dan kuat.
L-Glutamine merupakan asam amino esensial yang hanya dihasilkan oleh makanan dan tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh.
"Usus yang sehat sangat penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, agar lebih kuat."
4. Jamur
Selain enak untuk dimakan, jamur ternyata mempunyai peranan untuk meningkatkan imun tubuh.
Jamur merupakan sumber beta glucans yang tinggi.
Beta glucans itulah yang bisa meningkatkan sistem daya tahan tubuh.
Aisya mengatakan, fungsi dari nutrisi beta glucans yaitu memastikan sel tubuh kita siap untuk tindakan melawan infeksi.
Alasan Virus Corona Lebih Mudah Menyerang Lansia
Penyebaran Virus Corona di dunia terus mengalami peningkatakan.
Dilansir TribunWow.com, Virus Corona ternyata lebih muda menyerang orang yang sudah lanjut usia (lansia).
Hal itu terbukti berdasarkan data badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
Sejauh ini tercatat sudah ada sekitar 200 ribu penduduk dunia yang terinfeksi Covid-19, dengan jumlah kematian sebanyak 13 ribu.
• Benarkah Jahe Merah Bisa Mencegah Virus Corona? Begini Penjelasan Lengkapnya!
Namun yang menjadi catatan yaitu dari 13 ribu pasien yang meninggal, 22% sudah berusia lansia atau 80 tahun ke atas.
Lantas apa alasannya Virus Corona lebih mudah menyerang lansia?
Seperti yang diketahui, dengan bertambahnya usia seseorang, maka secara otomatis organ-organ tubuh juga akan mengalami penurunan.
Mulai dari menurunnya produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, hingga kekuatan dan fungsi organ-organ tubuh lainnya.
Kemudian, sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak dapat bekerja dengan maksimal layaknya saat masih muda.
Tidak sedikit para lansia yang kekebalan tubuhnya berkurang.
Akibatnya, mereka akan kesulitan dalam melawan berbagai macam bakteri atau virus penyebab penyakit, termasuk terinfeksi Virus Corona yang masuk ke tubuh.
Berbeda halnya dengan anak muda yang organ tubuhnya masih berjalan normal, selain itu juga masih mempunyai kekebalan tubuh yang tinggi.
Selain itu, hal tersebut akan diperparah jika mereka mengidap penyakit kronis, apalagi jika berhubungan dengan alat pernafasan.
Seperti misalnya asma, diabetes, penyakit jantung, atau kanker paru-paru.
Hal tersebut juga dapat meningkatkan risiko dua kali lipat bagi lansia terinfeksi Virus Corona, bahkan hingga kematian. (TribunWow.com)
* Deretan Buah dan Syuran Yang Efektif Cegah Penularan Corona, Simak Penjelasan Dokter Spesialis!
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto meminta masyarakat tidak perlu panik membeli vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh dalam mencegah penularan Covid-19.
Yuri mengatakan, masyarakat memang diminta menjaga pola hidup sehat dan memenuhi nutrisi tubuh.
"Tetapi tidak kemudian harus panik dengan beli vitamin di toko, di apotek. Sebab pada dasarnya kita sudah kaya dengan buah dan sayur. Semua itu mengandung vitamin yang kita perlukan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (27/3/2020).
Dengan mengonsumsi buah-buahan serta sayur, lanjut dia, kebutuhan vitamin bisa terpenuhi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh.
"Jadi tidak harus dimaknai membeli vitamin dan multivitamin. Tetapi makanlah sayur dan buah yang cukup. Tidak harus makan buah impor. Apapun buahnya, selama itu mengandung vitamin dan gizi cukup," tutur Yuri.
Ia menuturkan, saat ini banyak kasus pasien positif Covid-19 yang bisa sembuh.
Sebab, kata dia, virus corona bersifat self-limiting disease.
"Jadi tidak perlu mengonsumsi hal khusus. Penuhi dengan prinsip gizi seimbang, lalu nutrisi yang cukup dan istirahat dengan baik," kata Yuri.
Sebelumnya, Yuri mengatakan, hingga saat ini ada 1.046 kasus pasien positif Covid-19.
"Berdasarkan perkembangan data yang dihimpun sejak pukul 12.00 WIB Kamis (26/3/2020) hingga pukul 12.00 WIB Jumat, ada 153 kasus baru. Sehingga secara akumulatif ada 1.046 kasus," ujar Yuri.
Ia mengakui bahwa tambahan kasus baru ini sangat signifikan. Hal itu menggambarkan masih adanya sumber penularan Covid-19 yang berada di tengah masyarakat.
"Dari sini kita lihat masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi," lanjut Yuri.
Yuri mengungkapkan, dari 1.046 total kasus, sebanyak 46 pasien dinyatakan sembuh dan 87 pasien meninggal dunia.
Kemudian, dari data yang dipaparkan Yuri, ada satu provinsi baru yang mencatat kasus perdana pasien positif Covid-19, yakni Papua Barat dengan 2 kasus.
Sehingga, sampai dengan 27 Maret penularan Covid-19 sudah tersebar di 28 provinsi.
* Cegah Virus Corona, Konsumsi Buah dan Sayur untuk Tingkatkan Imunitas
Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr Moewardi Surakarta, dr Warigit Dwi Atmoko, SpPD, MKes, menjelaskan, buah-buahan dan sayuran kaya akan antioksidan yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk meningkatkan sistem imunitas.
Ketika daya tahan tubuh kuat, lanjut dia, seseorang akan lebih kebal terhadap serangan bakteri ataupun virus penyebab penyakit.
Bahkan, sosok yang akrab disapa Dokter Yongki itu meyakini bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran secara rutin juga mampu menangkal serangan virus corona atau Covid-19.
"Intinya ketika daya tahan tubuh seseorang bagus, tidak akan mudah terserang virus atau bakteri, termasuk itu virus corona," kaya Yongki saat menjadi narasumber dalam talkshow membahas tema "Jangan Anggap Remeh Penyakit di Musim Penghujan" yang disiarkan melalui live streaming di akun media sosial RSUD Dr Moewardi, Selasa (3/3/2020) pagi.
Namun, kaitannya dengan pencegahan tertular Covid-19, Yongki mengatakan, tidak cukup hanya dengan mengonsumsi buah-buahan atau sayur-mayur untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut dia, seseorang tetap harus menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Misalnya: Rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun
Makan seimbang Istirahat cukup Tidak sering begadang Bekerja seperti biasa, jangan terlalu lelah Memahami dan melakukan ektika batuk dengan benar
"Kalau sekiranya ternyata sakit, batuk, pilek, demam, atau sesak napas, segera saja ke fasilitas kesehatan, jangan ditunda," imbau dia.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr Artrien Adhiputri, SpP, M Biomed, mengimbau masyarakat agar tidak panik menyikapi temuan adanya orang Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Menurut dia, tidak perlu masyarakat langsung berbondong-bondong pergi ke supermarket untuk membeli banyak keperluan sebagai antispasi terjadinya wabah virus corona. Artrien juga menyarankan masyarakat untuk tidak semena-mena menggunakan masker.
Menurut dia, lebih baik masyarakat kini fokus terhadap upaya peningkatan daya tahan tubuh serta menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan berbagai penyakit, termasuk infeksi virus corona.
"Masker diperlukan bagi mereka yang sakit untuk mencegah penularan penyakit. Jadi jangan semuanya pakai masker. Kasihan nanti yang butuh malah enggak dapat," jelas Artrien.
Jenis buah-buahan dan sayuran kaya antioksidan Melansir Kompas.com (1/2/2020), Kepala Unit Gizi RS JIH Solo, Himaa Aliya, SGz, membeberkan sejumlah buah-buahan dan sayuran yang mengandung antioksidan, di antaranya yakni:
1. Vitamin C
Zat gizi ini kerap ditemukan dalam:
Jambu biji
Paprika merah, kuning, ataupun hijau
Buah kiwi
Buah stroberi
Buah jeruk
Buah pepaya
Kubis brussel
Brokoli
Sayuran berdaun
Tomat
Kentang
2. Vitamin E
Vitamin E bisa ditemukan di makanan, antara lain:
Kacang almond
Biji bunga matahari
Minyak sayur
Sayuran berdaun
Kacang tanah
Selai kacang
Ubi
Alpukat
3. Selenium
Selenium adalah mineral yang ditemukan dalam:
Ikan
Kerang
Daging
Unggas
Produk biji-bijian
Bibit gandum
Gandum dedak
Kacang-kacangan
Dedak gandum
Telur
4. Karotenoid
Bahan makanan yang mengandung karotenoid termasuk beta karoten, lutein, dan lycopene biasanya memiliki warna kuning, oranye, atau merah.
Berikut bahan makanan yang mengandung jenis antioksidan ini:
Kangkung
Tomat
Produk-produk olahan tomat
Bayam
Ubi jalar
Wortel
Sayuran berdaun
Labu squash
Jambu biji
Semangka
Jeruk bali
Aprikot
Brokoli
Blewah
5. Flavonoid
Flavonoid termasuk antosianidin, flavonol, dan isoflavonol sering ditemukan pada bahan makanan yang berwarna kuning atau biru.
Beberapa makanan yang mengandung zat gizi ini, di antaranya:
Ceri
Anggur merah
Bawang
Apel
Kakao
Teh (terutama teh hijau)
Buah jeruk
Kacang-kacangan
Seledri
Cokelat
Zaitun
Kedelai
Produk kedelai dan gandum utuh
"Konsumsi makanan tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Jika sistem imunitas membaik, maka kemungkinan banyak penyakit yang bisa ditangkal oleh tubuh," jelas Himaa.
* WASPADA! Ini Ciri-ciri Terinfeksi Virus Corona dari Hari Pertama hingga Hari Ketujuhbelas, Cairan di Paru
Perhatian dunia saat ini tengah tertuju kepada masalah kesehatan yang diakibatkan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Covid-19 menjadi pandemi global.
Saat ini, virus tersebut pun telah menjangkit lebih dari 300.000 orang, dengan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 17.000 orang.
Virus corona masih satu keluarga besar dengan virus penyebab MERS dan SARS.
Seseorang yang terinfeksi penyakit ini pun memunculkan gejala tertentu, meskipun terdapat kasus yang tidak timbul gejala klinis terlebih dahulu.
Lantas, apa saja gejalanya?
Melansir beberapa situs resmi, demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar virus.
Sebuah penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, China, mengidentifikasi pola khas gejala terkait virus corona Covid-19.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi atau demam.
Gejala tersebut ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius.
Sementara suhu tubuh normal berkisar 36,1 hingga 37,2 derajat.
2. Sedangkan lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Batuk kering terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari dan terus menerus.
Batuk kering lebih berpotensi menjadi gejala Covid-19 dibandingkan batuk berdahak.
3. Kurang lebih sepertiga pasien mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
4. Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi.
Lebih lanjut, pasien mungkin terinfeksi virus tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.
Saat gejalanya muncul, dapat mirip dengan pneumonia.
Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu, yang membedakannya dengan pneunomia.
Pola harian ciri-ciri terinfeksi virus corona:
Hari pertama
Hari pertama saat terinfeksi, pasien demam.
Selain itu, pasien kemungkinan juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Hari kelima
Pasien kemungkinan mengalami kesulitan bernapas, terutama jika di usia lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Hari ketujuh
Menurut sebuah penelitian di Universitas Wuhan, hari ketujuh menjadi waktu rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit.
Hari kedelapan
Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC China) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Ini merupakan penyakit yang terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru.
ARDS ini sering kali berakibat fatal.
Hari kesepuluh
Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, hari kesepuluh menjadi waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati.
Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
Hari ketujuh belas
Rata-rata, orang yang pulih dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah dua setengah minggu dirawat.
* UPDATE CORONA - Ada Kabar Baik Penanganan Virus Corona di Indonesia: Dari Rapit Test hingga Kartu Pra Kerja
Penyebaran virus corona Covid-19 masih terus bertambah dalam beberapa hari terakhir di Indonesia.
Hingga Rabu (25/3/2020), total kasus infeksi Covid-19 yang telah dikonfirmasi di Indonesia mencapai 790 kasus, bertambah dari hari sebelumnya sebanyak 686 kasus.
Dari angka tersebut terdapat 58 kematian dan 31 pasien dinyatakan sembuh.
Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona yang masih terus terjadi.
Melansir berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut adalah beberapa kabar baik dari kondisi penanganan virus corona di Indonesia:
1. Pemerintah telah mulai rapid test corona
Pada Jumat (20/3/2020), Presiden Jokowi menyebut bahwa rapid test atau tes cepat virus corona (Covid-19) telah mulai dilakukan.
Lokasi pertama tes ini adalah Jakarta Selatan, yaitu pada sejumlah warga yang diduga terinfeksi virus corona karena melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Menurut Presiden, pemerintah memprioritaskan wilayah yang paling rawan.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, rapid test ini merupakan mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19.
Tes ini bukan menggunakan metode swab tenggorokan, melainkan sampel darah.
2. Wisma atlet mulai digunakan untuk pasien corona
Untuk memenuhi kebutuhan pasien virus corona, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta telah mulai melayani pasien.
Per Rabu (25/3/2020) siang, jumlah pasien yang dirawat di sana sebanyak 144 orang.
Sebelumnya, Yuri mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit darurat Covid-19 ini bertujuan untuk menambah fasilitas ruang isolasi bagi para pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Adapun pasien yang ditangani di sana merupakan pasien yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri di rumah dengan berbagai pertimbangan medis.
3. Penyaluran kartu pra kerja dipercepat
Untuk mengantisipasi para pekerja yang terkena PHK dan pekerja harian yang penghasilannya terdampak wabah Covid-19, Presiden akan mempercepat penyaluran kartu pra kerja.
Rencananya, penerima kartu ini akan mendapat Rp 1 juta setiap bulannya selama 3-4 bulan.
4. Rumah sakit rujukan penanganan corona ditambah
Melansir laman Kementerian Kesehatan (17/3/2020), pemerintah pun menyediakan 227 rumah sakit rujukan tambahan.
Awalnya, rumah sakit rujukan untuk penaganan pasien corona berjumlah 100.
Namun, pada 10 Maret, dilakukan penambahan menjadi 132 buah. Selain dialokasikan secara nasional, pemerintah daerah juga secara spesifik menyebutkan penambahan jumlah rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien corona.
Misalnya di Provinsi Jawa Tengah, dilakukan penambahan 45 rumah sakit dari sebelumnya hanya 13.
Selain itu, tiga rumah sakit swasta juga telah bersedia untuk menjadi RS rujukan penanganan corona, yaitu Rumah Sakit Siloam Kelapa Dua, Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatiasih, dan Rumah Sakit Hermina Karawang.
5. 15 juta masker disiapkan untuk hadapi corona
Yuri juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyediakan stok 15 juta masker untuk menangani virus corona. Keterangan ini disampaikan pada Kamis (12/3/2020) lalu.
Adapun masker-masker ini didapat dari BUMN dan BUMD. Namun, menurut Yuri, saat ini, yang terpenting bukanlah jumlah stok masker, tetapi penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan para pasien positif Covid-19.
(Sumber: Kompas.com/ Ihsanuddin, Achmad Nasrudin Yahya, Rakhmat Nur Hakim |Editor: Fabian Januarius Kuwado, Icha Rastika)