Virus Corona

Sering Diabaikan! Ini 5 Gejala Ringan Virus Corona Covid-19 yang Tak Disadari, Segera Lapor dan Cek

Sering Diabaikan! Ini 5 Gejala Ringan Virus Corona Covid-19 yang Tak Disadari, Segera Lapor dan Cek

Editor: maria anitoda
Net
Sering Diabaikan! Ini 5 Gejala Ringan Virus Corona Covid-19 yang Tak Disadari, Segera Lapor dan Cek 

Sering Diabaikan! Ini 5 Gejala Ringan Virus Corona Covid-19 yang Tak Disadari, Segera Lapor dan Cek

POS-KUPANG.COM - Sering Diabaikan! Ini 5 Gejala Ringan Virus Corona Covid-19 yang Tak Disadari, Segera Lapor dan Cek

Masih menjadi kekhawatiran masyarakat, kini Virus Corona atau Covid-19 terus menyebar luas.

Hingga Kamis, 26 Maret 2020, total sudah ada 893 Pasien positif terinfeksi, 78 antaranya Meninggal Dunia dan 35 yang sembuh.

Berdasarkan data real time Coronavirus COVID-19 Global Cases by CSSE at Johns Hopkins University, jumlah kasus virus corona di dunia mencapai 471.783.

• Sore Ini LP3K Nasional Launcing Logo dan Mars Pesparani II

• TransNusa Siapkan SOS Emergency Flight

• UPDATE ODP: Kadis Kesehatan Sumba Barat Tegaskan Belum Ada Pasien ODP, ADP Tersedia 22

Masifnya penyabaran virus ini wajib diwaspadai oleh masyarakat dengan tidak menyepelekan atau meremehkan gejala ringan dari virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan, daftar utama gejala akut pada saat ini cukup singkat dan dapat muncul di mana saja mulai hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Berikut 5 gejala ringan virus corona yang sebaiknya tidak diabaikan.

1. Demam

Dilansir dari CNN, demam merupakan gejala utama dari orang yang terinfeksi virus corona.

Para ahli mengungkapkan, apabila seseorang memiliki suhu tubuh setidaknya 37,7 derajat celsius atau lebih yang dialami anak-anak atau orang dewasa itu baru disebut demam.

"Ada banyak kesalahpahaman tentang demam."

"Suhu harian rata-rata adalah 37 derajat celsisus, tetapi kita semua mengalami naik-turun suhu pada siang hari," ujar Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Medical Center of Pittsburgh, dr. John Williams.

Menurutnya, jika seseorang memiliki suhu badan 37,2 - 37,5 derajat celsius, maka itu bukan demam.

Sementara itu, ketika Anda sedang mengukur suhu, sebaiknya jangan mengandalkan suhu yang diambil pada pagi hari.

Alih-alih, mengambil suhu Anda pada sore hari.

Sebab, salah satu gejala demam yang umum yakni terjadi peningkatan suhu pada sore hari.

Pada saat itulah virus menunjukkan gejala demam.

2. Batuk

Selain demam, batuk juga gejala ringan yang tidak boleh diabaikan.

Namun, batuk terinfeksi virus corona dengan batuk pada umumnya bukanlah sembarang batuk.

Profesor Kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, Dr. William Schaffner mengatakan, batuk kering akibat terinfeksi virus corona terasa di dada.

"Ini bukan rasa gatal di tenggorokanmu. Anda tidak hanya berdehem, tidak hanya lelah, Anda tidak mengeluarkan apa-apa," ujar Schaffner.

Ia menjelaskan, batuknya penderita virus corona seperti menyusahkan, yang berasal dari tulang dada.

Selain itu, kita juga dapat mengetahui bahwa saluran bronkial sedang meradang atau iritasi.

3. Sulit bernapas

Merasakan kesulitan bernapas menjadi gejala ketiga dari pasien virus corona yang harus diwaspadai.

Sebab, gejala kesulitan bernapas ini dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disertai dengan batuk.

Jika dada Anda menjadi ketat atau Anda merasa seolah-olah Anda tidak bisa bernapas cukup dalam untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda Anda harus mendapatkan penanganan yang serius.

"Jika Anda sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda, perawatan darurat setempat atau departemen darurat," ujar Presiden Asosiasi medis Amerika, Dr. Patrice Harris.

Ia juga menyarankan agar Anda menghubungi 911 jika dirasa mengalami sesak napas yang cukup parah.

Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, CDC mencantumkan tanda-tanda peringatan darurat untuk Covid-19 sebagai rasa sakit yang terus-menerus yang dirasakan di dada.

Tanda lainnya yakni bibir atau wajah menjadi kebiru-biruan, yang menunjukkan kekurangan oksigen dan kebingungan mental mendadak.

4. Sakit kepala dan Flu

Banyak gejala lain yang meyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, sakit tubuh dan kelelahan.

Terlepas dari semua itu gejala-gejala lain yang dapat menyerupai pilek atau alergi yang muncul, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin.

Para ahli mengungkapkan, kemungkinan besar Anda hanya terserang flu yang disertai dengan gejala awal munculnya demam dan batuk.

Salah satu gejala yang memungkinkan Anda terinfeksi Covid-19 adalah jika muncul gejala sesak napas yang tidak kunjung membaik selama seminggu atau justru kondisi tersebut semakin memburuk.

5. Anosmia

Sementara itu, baru-baru ini American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery telah mengidentifikasi ada gejala aneh yang mungkin terjadi pada pasien Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan di situs web mereka, para peneliti mengungkapkan ada gejala anosmia atau kurangnya indra penciuman, dan dysgeusia atau kurangnya indra perasa yang diidentifikasi menjadi tanda-tanda seseorang positif virus corona.

CDC mengungkapkan, jika Anda mengalami dua gejala aneh tersebut, segera hubungi layanan kesehatan terdekat.

"Anosmia, khususnya, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dites positif untuk virus corona tanpa gejala lain," ujar pernyataan tersebut.

Sementara itu, sudah lama diketahui dalam literatur medis bahwa hilangnya penciuman yang tiba-tiba dapat dikaitkan dengan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis lain.

"Saya pikir, kita mendapatkan sedikit lebih banyak wawasan tentang jenis-jenis gejala yang mungkin dialami pasien," ujar Kepala Koresponden Medis dari CNN, Dr. Sanjay Gupta.

Baca juga berita lainnya:

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto meminta masyarakat tidak perlu panik membeli vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh dalam mencegah penularan Covid-19.

Yuri mengatakan, masyarakat memang diminta menjaga pola hidup sehat dan memenuhi nutrisi tubuh.

"Tetapi tidak kemudian harus panik dengan beli vitamin di toko, di apotek. Sebab pada dasarnya kita sudah kaya dengan buah dan sayur. Semua itu mengandung vitamin yang kita perlukan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (27/3/2020).

Dengan mengonsumsi buah-buahan serta sayur, lanjut dia, kebutuhan vitamin bisa terpenuhi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh.

"Jadi tidak harus dimaknai membeli vitamin dan multivitamin. Tetapi makanlah sayur dan buah yang cukup. Tidak harus makan buah impor. Apapun buahnya, selama itu mengandung vitamin dan gizi cukup," tutur Yuri.

Ia menuturkan, saat ini banyak kasus pasien positif Covid-19 yang bisa sembuh.

Sebab, kata dia, virus corona bersifat self-limiting disease.

"Jadi tidak perlu mengonsumsi hal khusus. Penuhi dengan prinsip gizi seimbang, lalu nutrisi yang cukup dan istirahat dengan baik," kata Yuri.

Sebelumnya, Yuri mengatakan, hingga saat ini ada 1.046 kasus pasien positif Covid-19.

"Berdasarkan perkembangan data yang dihimpun sejak pukul 12.00 WIB Kamis (26/3/2020) hingga pukul 12.00 WIB Jumat, ada 153 kasus baru. Sehingga secara akumulatif ada 1.046 kasus," ujar Yuri.

Ia mengakui bahwa tambahan kasus baru ini sangat signifikan. Hal itu menggambarkan masih adanya sumber penularan Covid-19 yang berada di tengah masyarakat.

"Dari sini kita lihat masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi," lanjut Yuri.

Yuri mengungkapkan, dari 1.046 total kasus, sebanyak 46 pasien dinyatakan sembuh dan 87 pasien meninggal dunia.

Kemudian, dari data yang dipaparkan Yuri, ada satu provinsi baru yang mencatat kasus perdana pasien positif Covid-19, yakni Papua Barat dengan 2 kasus.

Sehingga, sampai dengan 27 Maret penularan Covid-19 sudah tersebar di 28 provinsi.

* Cegah Virus Corona, Konsumsi Buah dan Sayur untuk Tingkatkan Imunitas

Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr Moewardi Surakarta, dr Warigit Dwi Atmoko, SpPD, MKes, menjelaskan, buah-buahan dan sayuran kaya akan antioksidan yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk meningkatkan sistem imunitas.

Ketika daya tahan tubuh kuat, lanjut dia, seseorang akan lebih kebal terhadap serangan bakteri ataupun virus penyebab penyakit.

Bahkan, sosok yang akrab disapa Dokter Yongki itu meyakini bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran secara rutin juga mampu menangkal serangan virus corona atau Covid-19.

"Intinya ketika daya tahan tubuh seseorang bagus, tidak akan mudah terserang virus atau bakteri, termasuk itu virus corona," kaya Yongki saat menjadi narasumber dalam talkshow membahas tema "Jangan Anggap Remeh Penyakit di Musim Penghujan" yang disiarkan melalui live streaming di akun media sosial RSUD Dr Moewardi, Selasa (3/3/2020) pagi.

Namun, kaitannya dengan pencegahan tertular Covid-19, Yongki mengatakan, tidak cukup hanya dengan mengonsumsi buah-buahan atau sayur-mayur untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Menurut dia, seseorang tetap harus menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Misalnya: Rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun

Makan seimbang Istirahat cukup Tidak sering begadang Bekerja seperti biasa, jangan terlalu lelah Memahami dan melakukan ektika batuk dengan benar

"Kalau sekiranya ternyata sakit, batuk, pilek, demam, atau sesak napas, segera saja ke fasilitas kesehatan, jangan ditunda," imbau dia.

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr Artrien Adhiputri, SpP, M Biomed, mengimbau masyarakat agar tidak panik menyikapi temuan adanya orang Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

Menurut dia, tidak perlu masyarakat langsung berbondong-bondong pergi ke supermarket untuk membeli banyak keperluan sebagai antispasi terjadinya wabah virus corona. Artrien juga menyarankan masyarakat untuk tidak semena-mena menggunakan masker.

Menurut dia, lebih baik masyarakat kini fokus terhadap upaya peningkatan daya tahan tubuh serta menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan berbagai penyakit, termasuk infeksi virus corona.

"Masker diperlukan bagi mereka yang sakit untuk mencegah penularan penyakit. Jadi jangan semuanya pakai masker. Kasihan nanti yang butuh malah enggak dapat," jelas Artrien.

Jenis buah-buahan dan sayuran kaya antioksidan Melansir Kompas.com (1/2/2020), Kepala Unit Gizi RS JIH Solo, Himaa Aliya, SGz, membeberkan sejumlah buah-buahan dan sayuran yang mengandung antioksidan, di antaranya yakni:

1. Vitamin C

Zat gizi ini kerap ditemukan dalam:

Jambu biji

Paprika merah, kuning, ataupun hijau

Buah kiwi

Buah stroberi

Buah jeruk

Buah pepaya

Kubis brussel

Brokoli

Sayuran berdaun

Tomat

Kentang

2. Vitamin E

Vitamin E bisa ditemukan di makanan, antara lain:

Kacang almond

Biji bunga matahari

Minyak sayur

Sayuran berdaun

Kacang tanah

Selai kacang

Ubi

Alpukat

3. Selenium

Selenium adalah mineral yang ditemukan dalam:

Ikan

Kerang

Daging

Unggas

Produk biji-bijian

Bibit gandum

Gandum dedak

Kacang-kacangan

Dedak gandum

Telur

4. Karotenoid

Bahan makanan yang mengandung karotenoid termasuk beta karoten, lutein, dan lycopene biasanya memiliki warna kuning, oranye, atau merah.

Berikut bahan makanan yang mengandung jenis antioksidan ini:

Kangkung

Tomat

Produk-produk olahan tomat

Bayam

Ubi jalar

Wortel

Sayuran berdaun

Labu squash

Jambu biji

Semangka

Jeruk bali

Aprikot

Brokoli

Blewah

5. Flavonoid

Flavonoid termasuk antosianidin, flavonol, dan isoflavonol sering ditemukan pada bahan makanan yang berwarna kuning atau biru.

Beberapa makanan yang mengandung zat gizi ini, di antaranya:

Ceri

Anggur merah

Bawang

Apel

Kakao

Teh (terutama teh hijau)

Buah jeruk

Kacang-kacangan

Seledri

Cokelat

Zaitun

Kedelai

Produk kedelai dan gandum utuh

"Konsumsi makanan tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Jika sistem imunitas membaik, maka kemungkinan banyak penyakit yang bisa ditangkal oleh tubuh," jelas Himaa.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved