Pendidikan

Cegah Covid-19, Orang Tua Dukung Anak Belajar dari Rumah

Cegah covid-19, para orang tua siswa baik SD, SMP dan SMA/K mendukung anak-anak belajar dari rumah.

pos kupang
Murid kelas IV SDI Oeba 1, Maria Anastasia Keke, saat belajar di rumah 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ela Uzu Rasi

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Para orang tua siswa baik SD, SMP dan SMA/K mendukung anak-anak belajar dari rumah.

Belajar di rumah adalah langkah positif pemerintah mencegah dan memutuskan mata rantai penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease (Covid-19).

Sebagai dukungan terhadap pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi NTT juga meliburkan semua sekolah dan anak-anak dihimbau belajar di rumah.

Tiga Hari Beruntun Yudit Selan Semprotkan Desinfektan Cegah Penyebaran Virus Corona

Beberapa oang tua yang diwawancari Pos Kupang di kediamanya masing-masing, Senin (23/3), mengatakan, sangat mendukung anak-anak saat belajar di rumah pasca himbauan pemerintah meliburkan semua sekolah.

Gasparina A Hera dan Ferdinandus R Watu, orang tua siswi kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Inpres Oeba 1, Maria Anastasia Keke, menanggapi soal tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.

Mereka tidak mempermasalahkan banyak atau sedikitnya tugas yang diberikan guru karena sadar sebagai pelajar, tugas anak mereka adalah belajar. Mereka hanya perlu mendukung proses pembelajaran tersebut.

Soal Lockdown Cegah Covid-19, Pemkab Lembata Harus Berkoordinasi Dengan Pemerintah Pusat

Ketika Pos Kupang menyambangi kediaman mereka, tampak Anastasia sedang duduk melantai sembari mengerjakan tugas-tugas dari sekolah.

Gasparina mengatakan, tugas yang dikerjakan anaknya di rumah akan dikumpulkan ketika kembali bersekolah pada 6 April mendatang.

Elisabeth Moi, orang tua dari Natalino Olin, salah satu siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kupang, mengungkapkan, proses pembelajaran anaknya saat ini dilakukan secara mandiri tanpa ada pengawasan dari orang tua.

Natalino mengakui, tugas-tugas yang diberikanpun tidak terlalu banyak sehingga tidak sampai membuatnya stres dengan tugas yang menumpuk.

Kabar Baik, Selain Avigan dan Klorokuin,Obat Sendi Ampuh Sembuhkan Corona Hingga 90 Persen,Terbukti!

Elisabeth juga tak memungkiri sistem pembelajaran ini memudahkannya dalam mengawasi anaknya. Meski demikian, dirinya mengkuatirkan anak-anak yang sarana pembelajarannya kurang lengkap.

"Untuk anak-anak yang sarana belajarnya ada ya bagus. Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak punya sarana pembelajaran seperti handphone android atau buku-buku dan kodul? Apalagi mereka yang di tempatnya tidak ada jaringan internet pasti setengah mati, sementara sistem online begini kan harus cepat," ujar Elisabeth.

Elisabeth mengatakan, dari sisi ilmu pengetahuan hal ini cukup bagus karena meskipun para siswa diliburkan, pembelajaran tetap ada sehingga mereka tidak ketinggalan pelajaran.

ODP di NTT Bertambah 43 Orang

Selain itu, Helena Deru, orang tua Maria Rosalina Na'u, siswi kelas XII SMA Negeri 4 Kupang, mengungkapkan hal yang sama terkait pengawasan orang tua yang bisa dilakukan 24 jam terhadap anak.

Namun, tutur Helena, kebiasaan belajar di gedung sekolah membuat metode belajar di rumah menjadi sesuatu yang asing.

Namun, ia mengakui tidak menjadi penghalang untuk proses belajar anak-anak.

Maria Rosalina mengakui lebih senang mengikuti proses belajar di kelas seperti sebelumnya karena bisa bertemu dengan teman-teman.

Kendati demikian, Rosalina juga tetap menikmati proses pembelajaran dari rumah.

Bupati Agas Keliling Poco Ranaka Baca Imbauan Kapolri dan Sosialisasi Pencegahan Corona

Bukan Hal Baru
KETUA Dewan Pendidikan Provinsi NTT, Simon Riwu Kaho, mengatakan, Simon Riwu Kaho, metode pembelajaran Home Schooling atau sekolah dari rumah bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia, tetapi di NTT sendiri hal ini masih jarang terjadi.

Menurut Simon, sekolah bisa dari mana saja. Jika saat ini diterapkan metode Home Schooling karena isu Corona, itu adalah sebuah kebetulan.

Proses pembelajaran akan tetap berjalan dimanapun. Yang penting memperhatikan 3 hal yang menjadi sandaran untuk dunia pendidikan seperti pengetahuan, keterampilan, dan karakter.

Tegas, Cegah Corona Singapura Denda Rp 115 Juta Warga Nongkrong Berdekatan di Tempat Umum,Indonesia?

Simon juga menambahkan, ruang kelas atau gedung mewah bukan ukuran dari sebuah pendidikan.

Yang menjadi ukuran adalah metode pembelajaran, motif, tujuan dan alat-alat yang menunjang pembelajaran itu sendiri.

Para orang tua siswa juga tampaknya merespon positif terhadap metode pembelajaran ini.

Menurut beberapa orang tua siswa, di satu sisi metode ini menguntungkan karena mereka bisa mengawasi anak-anak mereka 24 jam di rumah. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved