Pandemi Corona
Di Tengah Pandemi Corona, Rocky Gerung Tak Sabar Memuji Prestasi Jokowi: Sudah Saya Tunggu Lama
Di Tengah Pandemi Corona, Rocky Gerung Tak Sabar Memuji Prestasi Jokowi: Sudah Saya Tunggu Lama
Di Tengah Pandemi Corona, Rocky Gerung Tak Sabar Memuji Prestasi Jokowi: Sudah Saya Tunggu Lama
POS-KUPANG.COM - Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada pandemi virus Corona yang telah merenggut 48 nyawa dengan 514 pasien positif.
Di tengah penanganan kasus corona, Rocky Gerung tidak pernah berhenti untuk mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.
Bukan, Rocky Gerung kalau tidak mengkritik pemerintahan Joko Widodo.
Banyak kebijakan Jokowi yang mendapat kritikan keras dari Rocky Gerung, mulai dari penyusunan Kabinet Indonesia Maju, hingga pemindahan Ibu Kota.
Rocky Gerung akhirnya ungkap alasan dirinya sering mengkritisi Jokowi, dan disebut selalu saja menyalahkan pria yang menjabat sebagai RI 1 itu.
• Bintang ILC TV One Rocky Gerung Bandingkan Cara Anies Baswedan dan Jokowi Tangani Virus Corona
• ODP Covid-19 di Sumba Timur Bertambah Jadi 6 Orang 1 Diantaranya Diisolasi di RSUD
Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (9/3/2020), awalnya Hersubeno Arief selaku presenter Rocky Gerung Official, menanyakan kepada pria berinisial RG itu apa alasannya selalu saja menyalahkan presiden kelahiran Solo tersebut.
"Kenapa sih anda selalu melihat seolah-olah Presiden Jokowi itu salah melulu enggak ada benarnya," tanya Hersubeno pada Rocky Gerung.
Rocky Gerung memberikan jawaban singkat, bahwa dirinya memang melihat Jokowi selalu salah.
"Kalau saya lihat sebaliknya saya berbohong jadinya kan," katanya sambil tertawa.
Ia mengakui selama ini Jokowi tidak pernah menghasilkan prestasi apapun.
"Karena itu yang diperlihatkan dari hari ke hari," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung pun mengungkap kapan akan mengakui prestasi Jokowi bahkan mengadakan survei untuk memastikan Jokowi menjadi presiden terbaik se Asia Pasifik.
"Kalau dia melakukan sesuatu melampaui tugasnya, pasti saya akan organisir survei untuk memuji Jokowi, bahwa Jokowi memang bukan sekadar lebih hebat dari Bung Karno, tapi lebih hebat dari semua presiden di Asia Pasifik," kata Rocky Gerung menyinggung survei kepemimpinan yang pernah menampilkan bahwa Jokowi berada di atas Soekarno.
• Waspada Potensi Angin Kencang & Gelombang Tinggi di Perairan NTT Bagian Selatan Hingga Barat
• Wajib Tahu ! Barang dan Area di Rumah yang Harus Steril Untuk Cegah Penularan Virus Corona
Namun pada kenyataannya, Rocky Gerung menyebut bahwa Jokowi tidak pernah menunjukkan prestasi.
"Tapi Sudah saya tunggu lama enggak ada satu pun, credits yang bisa saya tambahkan pada Beliau," katanya.
Rocky Gerung mengakui dirinya bukan tidak suka secara pribadi terhadap Jokowi.
Hal yang ia tidak senangi adalah kebijakan yang menurutnya dibuat secara asal-asalan.
"Saya kritik pada kebijakan yang dihasilkan oleh jalan pikiran yang dun*u," kata Rocky Gerung.
"Kita mesti sebut itu bertentangan dengan akal sehat, cara mengambil keputusan, cara menyimpulkan sesuatu," lanjutnya.
Kemudian Rocky Gerung memberikan beberapa contoh kebijakan yang menurutnya ngawur.
"Mulai dari urusan Corona, pemindahan Ibu Kota, macam-macam, penyusunan kabinet, janji segala macam," paparnya.
"Harus diucapkan bahwa presiden tidak ada di dalam wilayah yang patut diberi penghargaan karena cara mengambil keputusannya buruk," sambung Rocky Gerung.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-8.15:
* Warga Adat Dayak Paser Tolak Jokowi Pindahkan Ibu Kota
Rencana pindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara belakangan ini telah menjadi perhatian publik.
Berbagai pro dan kontra muncul akan rencana Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memindahkan Ibu Kota.
Wartawan BBC melakukan penelusuran ke wilayah adat di lokasi yang akan dijadikan Ibu Kota baru.
Berdasarkan penelusuran mereka, ditemui warga adat yang menolak kepindahan Ibu Kota meskipun mengetahui hal tersebut berarti meningkatnya fasilitas dan sarana publik.
Dikutip dari video BBC News Indonesia, Jumat (6/3/2020), awalnya wartawan bertemu dengan Dahlia, seorang warga adat Dayak Paser.
• Di Kabupaten Nagekeo ODP Covid-19 Ada 3 Orang, Berikut Liputannya!
• Di Nagekeo ODP Covid -19 Ada 3 Orang, Berikut Liputannya!
Wanita tersebut ditanyakan apa tanggapannya terhadap rencana pindahanya Ibu Kota yang ditargetkan selesai pada 2025.
Warga Adat Dayak Paser Dahlia, BBC, Jumat (6/3/2020) (YouTube BBC News Indonesia)
Dahlia jujur mengatakan dirinya takut kehidupannya di Sepaku, desa tempatnya tinggal akan terancam oleh pindahnya Ibu Kota.
"Karena kami hanya hidup dari hutan, orang-orang pribumi khususnya," katanya.
"Takut budaya kami, dan bahasa kami hilang, jika telah menjadi Ibu Kota, Sepaku ini," lanjut Dahlia.
Ia lalu ditanyakan apakah tidak ingin merasakan perubahan dan peningkatan kualitas hidup yang datang berbarengan dengan pindahnya Ibu Kota.
Dahlia mengakui memang akan banyak hal positif yang datang dari pindhanya Ibu Kota.
Namun Dahlia merasa kehidupannya dan penduduk warga adat yang telah terbiasa menyatu dengan alam sudah tidak bisa diubah.
"Ya memang benar, itu pasti akan ada universitas, semua fasilitas-fasilitas akan mudah, akses jalan pun mudah, tetapi kami orang pribumi hidupnya sudah terbiasa di hutan," paparnya.
"Selalu mencari pengobatan tradisional di hutan."
"Kami pun hidup terbiasa dengan berkebun."
Alasan lain Dahlia adalah daya saing pribumi yang diakuinya sebagian besar akan kalah apabila dibandingkan orang kota.
Ia takut tidak akan bisa berkompetisi dengan orang-orang kota apabila kehidupan tradisional mereka sebagai pribumi tersingkirkan.
"Mayoritas orang pribumi itu, dia tidak bisa bersaing dengan orang-orang yang ada di luar, seperti di Ibu Kota," jelas Dahlia.
Sekarang Lawan Perusahaan dan Negara
Penolakan juga disuarakan oleh Syukran Amin, seorang pemuda Dayak Paser.
Syukran lebih menyoroti pindahnya Ibu Kota dari sisi sengketa lahan.
Ia mengatakan sebelum pemerintah gembar gembor akan pindahkan Ibu Kota, warga adat telah berkonflik dengan perusahaan untuk memperebutkan lahan.
Sebagian besar warga adat memang tidak memiliki sertifikat untuk membuktikan hak kepemilikan mereka.
"Jauh sebelum ada rencana Ibu Kota, masyarkat kami sudah banyak berkonflik dengan perusahaan yang punya konsesi," cerita Syukran.
Syukran merasa bukannya terbantu dengan perpindahan Ibu Kota, justru warga adat akan melawan dua raksasa berupa perusahaan dan negara dalam kompetisi memperebutkan lahan.
"Sekarang muncul negara, membawa kabar Ibu Kota, mengatakan itu adalah milk negara," ujarnya.
"Itu akan menjadi beban yang baru buat masyarakat, yang kemarin mereka melawan perusahaan, sekarang mereka melawan perusahaan dan negara."
"Karena akan lebih mudah mereka dirampas, diambil tanahnya," lanjut Syukran.
Syukran menyayangkan pindhanya Ibu Kota yang ia sebut akan merusak alam di sana.
"Bagaimana nasib generasi ini ke depan, bagaimana nasib kampung ini ke depan, yang katanya Kalimantan sebagai paru-paru dunia, itu (nantinya) seperti apa," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Rocky Gerung Tertawa soal Alasan Selalu Salahkan Jokowi: Kalau Sebaliknya, Saya Berbohong Kan https://wow.tribunnews.com/2020/03/09/rocky-gerung-tertawa-soal-alasan-selalu-salahkan-jokowi-kalau-sebaliknya-saya-berbohong-kan?page=all&_ga=2.227735773.1553694825.1583752879-603184925.1563338217