Hi Guys, Simak Kata Ahli Soal Klorokuin pada Kina Dapat Sembuhkan Virus Corona !
Salah satu kontroversi yang muncul yakni penggunaan klorokuin fosfat, obat antimalaria yang diklaim dapat sembuhkan Covid-19.
Hi Guys, Simak Kata Ahli Soal Klorokuin pada Kina Dapat Sembuhkan Virus Corona
POS-KUPANG.COM--Hi Guys, Simak Kata Ahli Soal Klorokuin pada Kina Dapat Sembuhkan Virus Corona
Setelah dinyatakan sebagai pandemi, peneliti semakin gencar menemukan vaksin Virus Corona.
Salah satu kontroversi yang muncul yakni penggunaan klorokuin fosfat, obat antimalaria yang diklaim dapat sembuhkan Covid-19.
Klorokuin fosfat adalah senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit batang, cabang dan ranting pohon kina.
Sejak lama, ekstrak kina ini telah dikenal sebagai obat yang mampu mengobati malaria.
Dalam studi vitro baru-baru ini, Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran, Keri Lestari mengungkapkan klorokuin fosfat dapat memblokir infeksi Covid-19.
Kendati demikian, hal itu masih menjadi perdebatan, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membantah penggunaan klorokuin fosfat, obat malaria, untuk melawan Virus Corona.
Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit, FKUI, dr Nafrialdi juga menegaskan bahwa mayoritas penderita Covid-19 dinyatakan sembuh dengan sendirinya.
"Walaupun tidak pakai klorokuin, banyak pasien corona yang sembuh. Jadi, bagaimana menyimpulkan bahwa sembuhnya karena klorokuin?," kata dr Nafrialdi kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020).
Nafrialdi mengimbau agar jangan terburu-buru menetapkan klorokuin sebagai obat untuk melawan Virus Corona.
Sebab, hingga saat ini belum ada uji klinis yang meyakinkan tentang klorokuin yang diklaim dapat sembuhkan Covid-19.
"Lagi pula ini (klorokuin) belum di-approve oleh WHO. Jadi kalau terlalu awal dianjurkan (untuk dikonsumsi) bisa bermasalah nanti," ungkap dr. Nafrialdi.
Klorokuin tak lagi obati malaria
Sebagai obat malaria, klorokuin ternyata tidak selalu mempan membunuh parasit yang sebabkan penyakit ini.
Menurut dr Nafrialdi, obat ini bahkan tidak lagi digunakan di Papua, sebab banyak kasus resisten malaria di sana.