Virus Corona

Data Terbaru Virus Corona: 152 Negara Terjangkit, 7 Pasien di Indonesia Meninggal Dunia

Data terbaru, virus mematikan yang pertama kali muncul di Wuhan China itu telah menula ke 152 negara termasuk Indonesia.

Editor: Adiana Ahmad
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, Covid-19 masuk Indonesia 

Yuri juga mengatakan apa yang dilakukan oleh RS itu melanggar hukum.

Sebab menurut Yuri menolak pasien diperbolehkan tetapi harus ada alasan yang jelas, mekanisme yang jelas dan minimal pasien mendapat keterangan dan arahan yang baik sehingga tidak merasa ditelantarkan.

Lantas bisakah orang kebal terhadap virus corona?

Melansir Al-Jazeera (15/3/2020), virus yang menyebar dengan cepat biasanya datang dengan tingkat kematian yang lebih rendah dan sebaliknya.

Tetapi, virus corona merupakan strain yang sama sekali baru, sehingga diyakini bahwa tidak ada kekebalan pada siapa pun.

Meski demikian, beberapa tingkat kekebalan terhadap virus tersebut secara alami akan berkembang dari waktu ke waktu.

Hanya saja, bagi mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, seperti orang tua atau orang sakit, paling berisiko menjadi sakit parah karena virus corona.

Meskipun jumlah total kematian sekarang telah melebihi yang tercatat selama wabah sindrom pernapasan akut (SARS) 2002-2003, tingkat kematian saat ini jauh lebih rendah daripada SARS.

Tingkat kematian virus corona adalah 2,4 persen, sementara SARS membunuh 9,6 persen dari mereka yang terinfeksi.

Para ahli sepakat bahwa penting untuk sering mencuci tangan dengan sabun untuk melindungi diri dari virus.

Selain itu, tutupi wajah dengan tisu atau siku saat batuk atau bersin.

Kemudian, kunjungi dokter jika memiliki gejala terinfeksi virus corona dan hindari kontak langsung dengan hewan hidup di daerah terdampak.

Sementara, para ilmuwan meragukan efektivitas penggunaan masker wajah terhadap pencegahan virus corona yang menyebar di udara.

Masker mungkin memberikan beberapa perlindungan, tetapi karena mereka tidak seutuhnya menempel pada wajah dan terbuat dari bahan permeabel, maka masih bisa dilewati tetesan.

Banyak negara telah menyarankan orang-orang yang melakukan perjalanan kembali dari China melakukan karantina sendiri setidaknya selama dua minggu.

China telah melakukan lockdown terhadap Wuhan dan lebih dari selusin kota lain, meskipun ini tidak mencegah virus menyebar ke negara di luar China.

Karena jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat, bisnis dan negara mengambil tindakan yang semakin drastis.

Sejumlah maskapai penerbangan telah menghentikan penerbangan ke China, sementara sejumlah negara mengevakuasi warganya dari Wuhan dan Hubei.

Beberapa negara telah menutup perbatasan mereka dengan China dan yang lainnya telah melarang masuknya ke warga China.

Penularan dari orang ke orang telah dikonfirmasi di beberapa negara, yang oleh kepala darurat WHO Michael Ryan disebut sebagai "keprihatinan besar".

Bahkan dengan kemajuan terbaru dalam teknologi medis, tidak mungkin vaksin dapat tersedia untuk distribusi massal dalam setahun.

Ini berarti bahwa langkah-langkah kebijakan di bidang kesehatan masyarakat akan menjadi sangat penting untuk menahan penyebaran.

Pembatasan pergerakan tidak akan menghentikan penyebaran penyakit sepenuhnya tetapi akan memperlambat perkembangannya dan memberikan waktu bagi daerah lain untuk bersiap menghadapi virus corona.

Menurut Krause, hal ini juga akan membatasi tekanan pada infrastruktur kesehatan dengan mengurangi jumlah infeksi pada satu waktu.

(Ihsanuddin, Dian Erika Nugraheny, Vina Fadhrotul Mukaromah)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved