Virus Corona
Pesan WHO, Jangan Memerangi Virus Corona dalam Keadaan Buta, Tapi Segera Lakukan Hal Ini
Penyebaran virus corona terus saja meluas ke berbagai negara. Jumlah kasus terifeksi dan meninggal dunia pun terus meningkat setiap hari.
"Ini bukan sekadar penandaan. Ini adalah semangat dari umat manusia yang kami lihat untuk memerangi virus corona," ujar dia.
Paul Molinaro, pejabat WHO yang bertanggung jawab pada logistik, dukungan, dan operasi berujar "perubahan pola pikir" harus dilakukan terkait kekurangan perlengkapan medis.
"Kita harus meningkatkannya secara serius. (Kekurangan) ini harus diatasi dengan level industrialisasi," jelas Molinaro.
Sebelumnya, WHO mengumumkan, Eropa merupakan pusat baru dari wabah virus corona yang menjalar ke seluruh dunia.
Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berujar, sangat sulit memprediksi kapan penyebaran ini bakal mencapai puncak.
"Eropa kini menjadi pusat dari pandemi," ujar Tedros dalam konferensi pers secara virtual, sebagaimana diberitakan AFP, Jumat (13/3/2020).
Dia menerangkan selain dari negara asal penyebaran China, Benua Biru kini lebih banyak melaporkan kasus infeksi dan kematian daripada gabungan seluruh dunia.
"Lebih banyak kasus kini dilaporkan setiap hari pada saat ini, dibanding yang dikabarkan di China pada puncak epidemi," papar Tedros.
Sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, virus corona itu kini menjangkiti lebih dari 137.000 orang di seluruh dunia.
Tedros menuturkan, jumlah korban meninggal karena virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu yang melebihi 5.000 orang itu adalah "kejadian yang tragis".
Lebih lanjut, kepala bagian penyakit darurat WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan tidak mungkin memprediksi sejauh mana virus ini bakal berkembang.
"Sangat mustahil bagi kami untuk langsung menyatakan bahwa pandemi ini bakal mencapai puncak. Tentu kami berharap secepatnya," jelasnya.
Komentar WHO terjadi setelah baik negara di Eropa maupun dunia melakukan kebijakan skala penuh dalam menangkal Covid-19, penyakit yang ditimbulkan oleh virus itu.
Seperti misalnya di Italia, yang memilih melakukan lockdown (penutupan), melarang adanya kegiatan publik, hingga meliburkan sekolah.
Tedros menjelaskan bahwa kebijakan tersebut memang membantu. Namun dia menekankan setiap negara agar mengambil "pendekatan yang komprehensif".