Dialog dengan Gubernur NTT Tentang Stunting dan Kelor, NTT Tanam Kelor di Lahan 1000 Hektar

Dialog dengan Gubernur NTT tentang stunting dan Kelor, Provinsi NTT tanam kelor di lahan 1000 hektar

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Intan Nuka
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menerima cinderamata yang diserahkan Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Ragu Harming Kristina, SKM, Mkes, Sabtu (14/3) di Aula Cendana Wangi Poltekkes Kemenkes Kupang. 

Dialog dengan Gubernur NTT tentang stunting dan Kelor, Provinsi NTT tanam kelor di lahan 1000 hektar

POS-KUPANG.COM - Politeknik Kesehatan ( Poltekkes) Kementerian Kesehatan Kupang menggelar Dialog Pembangunan Kesehatan Mengenai Stunting dan Pemanfaatan Kelor bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Aula Cendana Wangi Poltekkes Kemenkes Kupang, Sabtu (14/3/2020).

Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Ragu Harming Kristina, SKM, MKes mengungkapkan rasa syukurnya karena Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bisa datang dan berdialog tentang kesehatan di Poltekkes Kemenkes Kupang.

Menhub Budi Karya Sumadi Positif Covid-19, Gubernur NTT Tutup Perbatasan RI-Timor Leste

Kristina menjelaskan bahwa Poltekkes Kemenkes Kupang merupakan institusi milik Kementerian Kesehatan yang memiliki 13 program studi yang tersebar di Timor, Sumba, dan Flores.

Lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak tahun 2002 ini telah menggalakkan kerja sama untuk mendukung program-program pemerintah khususnya program Gubernur NTT antara lain kerja sama dosen dengan dinas kesehatan dan institusi lain di luar Poltekkes Kemenkes Kupang dalam upaya pemberantasan stunting, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pencegahan DBD, upaya menurunkan angka kasus kematian ibu, dan yang lainnya.

Dr. Gerry Gobang Bersama Guru Bahasa Indonesia SMA Tingkatkan Literasi di Sikka

Satu bukti nyata yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Kupang terkait upaya pencegahan stunting ialah menurunkan 573 mahasiswa untuk praktek PKL di Kabupaten Kupang dan melakukan pendataan stunting untuk melengkapi data yang tidak valid di lapangan.

"Mudah-mudahan dengan adanya kunjungan ini, kami mendapat berkah untuk kerja sama yang selama ini selalu tertutup dengan institusi ini. Semoga ada jalan yang baik sehingga potensi dari dosen dan mahasiswa maupun tenaga yang ada di Poltekkes Kemenkes Kupang dapat dimanfaatkan dengan baik," harapnya.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengungkapkan masalah kesehatan di NTT masih serius, semisal angka stunting yang masih tinggi. Banyaknya potensi sumber daya alam yang dimiliki tidak diimbangi kebiasaan untuk mengolah sumber daya tersebut. Ia menilai, seharusnya jurusan gizi menjadi kekuatan promosi.

"Mengapa anak-anak stunting? Itu berangkat dari ketidakmampuan mengolah makanan lokal dengan baik," ujar Gubernur Viktor.

Menurut Viktor, kelor merupakan satu-satunya pohon di dunia yang daunnya mengandung protein. Sehingga ia berharap semua masyarakat juga menjadikan kelor sebagai program bersama, bukan program gubernur saja.

Rencananya, pemerintah provinsi NTT pun akan melakukan gerakan menanam kelor di lahan seluas 1000 hektare yang diikuti oleh 5.000 orang. Gerakan itu akan diikuti dengan menyiapkan rumah pengering dan mesin yang akan menjadi pusat industri kelor di NTT.

Dialog berlangsung alot dengan berbagai respon yang diberikan kepada peserta dialog untuk langsung menyampaikan usul, saran, dan pertanyaan kepada Gubernur NTT.
Menanggapi berbagai respon dari peserta, Gubernur Viktor pun menyampaikan beberapa hal yang diambil menjadi simpulan oleh moderator dialog, Kepala Dinas Kesehatan NTT Dr. drg. Dominikus Minggu Mere, MKes.

Dalam dialog tersebut, Gubernur Viktor menjelaskan bahwa akan dilakukan sinergi terhadap riset atau penelitian khususnya penelitian yang memberi dampak pada masyarakat.

Ia mencontohkan bagaimana Sopia yang merupakan minuman lokal bercita rasa standar internasional merupakan bentuk penelitian bersama Universitas Nusa Cendana (Undana). Sehingga Sopia merupakan satu-satunya produk lokal yang memiliki izin produksi, izin edar, dan izin ekspor.

"Kita bisa kerja sama ke depan, diajukan saja, nanti kita lihat penelitiannya macam apa yang bisa kita biayai untuk kepentingan masyarakat," tegasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved