Pembunuh Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong Diancam Hukuman Mati, Begini Reaksi Ibu Korban
Pembunuh siswi SMP yang tewas di gorong-gorong diancam hukuman mati, begini reaksi ibu korban
Pembunuh siswi SMP yang tewas di gorong-gorong diancam hukuman mati, begini reaksi ibu korban
POS-KUPANG.COM | TASIKMALAYA - Wati Fatmawati (46), ibu kandung DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas dibunuh ayah kandungnya sendiri merasa lega saat tuntutan hukum kepada mantan suaminya ditambah menjadi ancaman mati.
Dirinya pun sebelumnya menginginkan hukuman terhadap pelaku adalah pidana mati.
• Ini Alasan Pemerintah Perlu Buka Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19
"Saya merasa sedikit terobati karena pelaku akhirnya ada perubahan tuntutan yaitu hukuman mati. Meski semua itu tak akan mengobati rasa sakit saya kehilangan anak paling disayang dibunuh bapaknya sendiri," jelas Wati kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Wati pun telah menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana mantan suaminya membunuh anaknya secara sadis saat rekonstruksi, Kamis (12/3/2020) kemarin.
Dirinya pun menyesali telah pernah menikah dengan pelaku karena tega membunuh darah dagingnya sendiri.
• Tugas Sampingan Satgas yang Lebih Mulia adalah Pemberdayaan Masyarakat
"Saya menyesal pernah berkeluarga dengan pelaku. Kenapa kok bisa tega begitu, padahal selama ini saya tak curiga pelaku adalah dia," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto menyatakan, terungkap fakta baru saat reka ulang kasus ayah pembunuh anak kandung yang disembunyikan mayatnya di gorong-gorong sekolah korban.
Yakni terdapat jeda waktu saat pelaku membekap sampai ke membunuh kandungnya sendiri dengan cara dicekik.
"Pencocokan antara berita acara dan reka ulang di TKP ditemukan fakta baru. Ada jeda antara dia membekap dan menghilangkan nyawa dengan mencekik. Ternyata ada kesempatan dia untuk tidak mencekik supaya korban tak meninggal," jelas Anom kepada wartawan di lokasi rekonstruksi, Kamis (12/3/2020) siang.
Dengan demikian, lanjut Anom, tuntutan terhadap tersangka pun ditambah karena terbukti kasus ini sebagai pembunuhan berencana.
Kesal dimintai uang study tour
Proses rekonstruksi ayah pembunuh anak kandungnya di Tasikmalaya sampai ditemukan korban tewas di gorong-gorong digelar Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota, Kamis (12/3/2020) kemarin.
Sedangkan untuk motifnya masih sama sesuai dengan berita acara hasil penyidikan yakni gara-gara kesal saat korban meminta uang untuk biaya study tour sekolahnya.
"Temuan baru ini dicocokkan dan disimpulkan sebagai kasus pembunuhan berencana. Hukumannya pun bertambah menjadi Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati," tambah Anom.
Reka ulang tersebut bertujuan untuk melengkapi keterangan hasil penyidikan Kepolisian. Yakni pencocokan antara pengumpulan bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi yang telah dikumpulkan dengan kejadian di lapangan.
"Alhamdulillah rekonstruksi berjalan dengan aman dan sesuai garis besarnya dengan berita acara," pungkasnya. (Kompas.com/Irwan Nugraha)
Siswi SMP Tersangka Pembunuh Bocah 6 Tahun Terinspirasi Adegan Pembunuhan dari Film, Motifnya ?
POS KUPANG.COM--- Seorang siswi SMP buat geger lantaran menjadi pelaku pembunuhan temannya sendiri yang berusia 6 tahun.
Entah apa yang ada dalam benak NF, siswi SMP yang nekat membunuh temannya berinisial APA, bocah yang baru berusia 6 tahun itu.
APA ditemukan tak bernyawa di dalam lemari pakaian NF pada Jumat (6/3/2020) pagi.
• Daftar Nama Susuna Pemain Persib BAndung dan Arema FC, Tuan Rumah Singo Edan Bermasalah ?
Sebelumnya, APA dikabarkan tidak pulang ke rumahnya sejak Kamis (5/3/2020) sore.
Keluarga APA mengira jika sang anak menjadi korban penculikan.
"Kemarin orang tua korban lapor ke saya katanya anaknya enggak pulang-pulang," ucap Sofyan (47), Ketua RT setempat, Jumat (6/4/2020).
Mendapat laporan dari warganya, Sofyan pun langsung ikut membantu mencari APA.
Ia pun mencoba berkeliling kampung dan berharap menemukan APA sedang bermain.
• Mario Gomez Berseberangan dengan Pelatih Maung Robert Alberts soal Bobotoh dan Aremania Info
"Saya sempat bantu keluarga keliling kampung cari korban, siapa tahu kan lagi main di rumah temannya," ujarnya.
Namun usaha Sofyan dan keluarga pun tidak membuahkan hasil.
Bocah 6 tahun tersebut tak kunjung ditemukan.
Mendapati APA sudah tidak kembali hingga lebih dari 24 jam, Sofyan pun mengusulkan pada keluarga untuk lapor polisi.
"Setelah kita cek dari warga ke warga tapi enggak ada, akhirnya kami ke Polsek Sawah Besar bikin laporan anak hilang," ucapnya
Tak hanya Sofyan, Yuli tetangga korban juga sempat ikut mencari.
Yuli mengaku sempat mencari APA di rumah pelaku pembunuhan, yaitu NF (15).
Namun, saat melakukan pencarian, keluarga tak sempat memeriksa lemari pakaian di kamar NF yang berada di lantai dua rumah itu.
"Dicari sama keluarga tapi enggak ketemu, sempat datang periksa (rumah pelaku) tapi enggak buka lemari," kata Yuli.
"Enggak ada yang mengira juga kalau di dalam lemari," tambahnya menjelaskan.
Namun, betapa kagetnya Yuli dan tetangganya yang lain, saat pihak kepolisian mendatangi rumah NF dan menemukan APA tewas dalam kondisi terikat di dalam lemari.
"Tadi pagi ada polisi datang, eh tahunya (APA) ada di lemari ternyata," tuturnya.
Kronologi kejadian
NF, seorang remaja wanita berusia 15 tahun tega membunuh temannya yang masih berusia 6 tahun dengan cara sadis.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan pelaku langsung mengikat korban berinisial APA setelah terlebih dahulu dibunuhnya.
Kemudian ia menyembunyikan mayat korban di dalam lemari pakaian kamarnya.
"Awalnya mau dibuang, tapi karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari," ujar Kapolres usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (6/3/2020).
Peristiwa pembunuhan ini sendiri terjadi, Kamis (6/3/2020) sore sekira pukul 17.00 WIB.
"Besok paginya tersangka ini akan membuang tapi bagaimana caranya dia bingung. Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam," kata Heru.
Namun, bukannya datang ke sekolah, NF di tengah jalan malah menuju Polsek Metro Tamansari untuk menyerahkan diri.
Dihadapan pihak kepolisian, pelaku mengaku telah membunuh temannya tersebut.

"Di tengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian preman yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," tuturnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Heru menyebut, pelaku terinspirasi adegan dalam film pembunuhan yang sempat ditontonnya.
"Tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia terinspirasi oleh film," ucapnya.
Meski demikian, Heru mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan soal motif pelaku melakukan tindakan kejinya ini.
"Masih kita dalami, dari pengakuan dia pernah nonton setahun lalu. Tapi ini masih kita dalami karena ini unik," ucapnya.
Polisi temukan papan tulis tempat curhat pelaku
Polres Metro Jakarta Pusat langsung melalukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembunuhan bocah berusia 6 tahun yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat di dalam lemari pakaian.
Dalam olah TKP ini, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan milik korban.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, papan tulis dan buku catatan itu berisi curahan hati dari sang pelaku.
"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat. Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," ucapnya, Jumat (6/3/2020).
Dari hasil olah TKP, polisi menduga pembunuhan telah direncanakan sebelumnya oleh pelaku.
Pasalnya, polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam salah satu buku catatan milik pelaku yang kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ini.
"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di lokasi.
"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," tambah sambil menunjukan buku catatan milik korban.
Susatyo mengatakan, pihaknya akan langsung memeriksa dan mempelajari seluruh bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Ini akan menjadi bahan-bahan yang akan kami kumpulkan dari TKP untuk bisa kami kaji," kata dia.
Sebagian artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun dan Sembunyikan Mayat di Lemari Kamarnya, Korban Sempat Dicari Warga
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong Sedikit Lega, Pembunuh Anaknya Diancam Hukuman Mati", https://regional.kompas.com/read/2020/03/13/14 170311/ibu-siswi-smp-tewas-di-gorong-gorong-s edikit-lega-pembunuh-anaknya-diancam?page=al l#page3.