Pandemi Corona

Pasien Positif Corona RSUP Persahabatan Bukan Kabur, Pulang Urus Anak, Yurianto: Dia Single Parent

Pasien Positif Covid-19 RSUP Persahabatan Bukan Kabur, Tapi Pulang Urus Anak, Achmad Yurianto: Dia Single Parent

Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pasien Positif Covid-19 RSUP Persahabatan Bukan Kabur, Tapi Pulang Urus Anak, Achmad Yurianto: Dia Single Parent 

Pasien Positif Covid-19 RSUP Persahabatan Bukan Kabur, Tapi Pulang Urus Anak, Achmad Yurianto: Dia Single Parent

POS-KUPANG.COM - Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan ada satu pasien positif covid-19 yang kabur dari ruang rawat isolasi.

Peristiwa itu terjadi sekitar satu pekan yang lalu. Pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"(Pasien) tidak diizinkan (keluar ruang isolasi). Jadi kan ada pintu masuk, diam-diam dia keluar. Sudah ditunggu oleh keluarga. Kita tahu, setelah dia keluar," kata Erlina di lokasi, Jumat (13/3/2020).

Erlina menambahkan, pasien itu berjenis kelamin perempuan dan merupakan warga DKI Jakarta.

Pasien Positif Covid-19 Bertambah 35 Orang, Hingga Jumat Total 69 Kasus! 4 Pasien Corona Meninggal

69 Kasus Positif Corona, Gubernur DKI Anies Baswedan Sebut Sebaran Virus Corona di Jakarta Meluas

"Ruang isolasi bukan kayak penjara yang digembok yah. Ada juga tempat masuknya. Karena kan pasien harus masuk dari depan, nah begitu masuk petugas meleng, dia (pasien) keluar dan sudah ada keluarga," ujar Erlina.

Diduga pasien tersebut kabur karena takut tertular dengan pasien positif Covid-19 lainnya.

Sebab, ruang isolasi di RSUP Persahabatan, satu kamar diisi dua pasien.

Selalin itu, kriteria ruangan penanganan virus corona juga dipastikan steril dan sesuai kriteria penanganan penyakit Covid-19.

"Ruangan kami bertekanan negatif jadi untuk transmisi itu sangat-sangat kecil kemungkinan dan juga untuk pengendalian dan pencegahan infeksi itu disarankan untuk tempat tidur berjarak minimal dua meter dan itu dilakukan," ujar Erlina.

Hingga kini pihak RSUP Persahabatan belum mengetahui apakah pasien tersebut kembali dirawat di RS rujukan lainnya atau tidak.

Kabar terbaru, Juru Bicara pemerintah untuk penanganan kasus corona, Achmad Yurianto juga membenarkan kaburnya pasien positif corona itu.

Namun, dia menyatakan yang bersangkutan sudah ditemukan dan kembali diisolasi.

69 Kasus Positif Corona, Gubernur DKI Anies Baswedan Sebut Sebaran Virus Corona di Jakarta Meluas

Seluruh Laga Liga Inggris Ditunda Hingga Akhir April Hasil Pertemuan Mendadak Premier League dan EFL

Hingga Jumat (13/3/2020), pemerintah merilis ada 34 kasus positif corona di Indonesia.

Dari jumlah itu, sebanyak 2 orang meninggal dunia.

Satu orang adalah WNA asal Inggris yang meninggal dunia di Bali.

Satu orang lainnya adalah WNI yang meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah.

Belum diketahui pasti WNI yang meninggal dunia ini bagian dari 34 kasus itu, atau kasus baru.

Di tengah wabah virus corona, harapan akan kesembuhan juga terus tumbuh.

Setidaknya ada lima pasien positif corona yang kemudian dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

* Pasien Positif Covid-19 di RSUP Persahabatan Kabur Dibantu Keluarga

Satu pasien positif Covid-19 di RSUP Persahabatan, Jakarta, sempat kabur dari ruang rawat isolasi.

Peristiwa itu terjadi sekitar satu pekan yang lalu.

Pasien tersebut sudah ditemukan dan kembali diisolasi.

Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan, pasien tersebut merupakan warga DKI Jakarta, berjenis kelamin perempuan.

Pasien tersebut kabur secara diam-diam dari ruang isolasi dan sudah ditunggu keluarganya untuk dijemput.

"Jadi kan ada pintu masuk, diam-diam dia keluar. Sudah ditunggu oleh keluarga. Kita tahu, setelah dia keluar," kata Erlina di lokasi, Jumat (13/3/2020).

Adapun pasien tersebut dinyatakan positif covid-19 oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Pihak RSUP Persahabatan menyatakan tidak memberikan izin kepada pasien tersebut untuk keluar ruang isolasi.

"Kita (baru) tahu, (ketika) sudah dia keluar," ujar Erlina. Diduga pasien tersebut kabur karena takut tertular dengan pasien positif Covid-19 lainnya. Sebab, ruang isolasi di RSUP Persahabatan, satu kamar diisi dua pasien.

Selalin itu, kriteria ruangan penanganan virus corona juga dipastikan steril dan sesuai kriteria penanganan penyakit Covid-19.

* Pasien Corona Disebut Kabur dari RSUP Persahabatan, Pemerintah Pastikan Sudah Kembali

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menanggapi informasi perihal adanya satu pasien positif virus corona atau Covid-19 yang sempat dinyatakan kabur dari ruang rawat isolasi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Menurut Yuri, pasien yang dimaksud saat ini sudah kembali menjalani perawatan.

"Sudah dievakuasi kembali. Sudah kembali (dirawat)," ujar Yuri saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (13/3/2020).

Achmad Yurianto mengaku heran mengapa informasi soal satu pasien ini diungkap pihak rumah sakit.

Pasalnya, kata dia, kejadian yang sebenarnya adalah pasien tidak kabur.

"Makanya kenapa kok dimunculkan lagi, apakah biar heboh ? Dia tidak kabur. Dia ini single parent, ya (saat itu) mengurus anaknya dulu, lah," tuturnya.

Saat itu, ucap dia, hasil pemeriksaan laboratorium dari pasien tadi belum keluar.

Dengan demikian, pasien ketika itu belum tahu mengidap Covid-19.

"Waktu itu menunggu hasil belum ada. Jadi urus keluarga dulu. Keesokannya, hasil laboratorium sudah ada. Jadi didatangi lagi (untuk dievakuasi)," ucap Yurianto.

"Sudah balik lagi (ke RSUP)," kata dia.

Usai kejadian ini, pihak Dinas Kesehatan Jakarta Timur lantas melakukan contact tracing.

Tujuannya untuk mengetahui siapa saja dan daerah mana saja yang berkontak dengan si pasien.

"Kan sudah di-tracing sama Dinkes," ucap Yuri.

* WHO Surati Presiden Jokowi, Desak Indonesia Umumkan Darurat Nasional Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyurati Presiden Joko Widodo terkait penanganan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.

Dalam surat itu, WHO meminta Presiden Jokowi melakukan sejumlah langkah, termasuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona.

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO Thedros Adhanom dan dikirimkan ke Jokowi pada 10 Maret lalu.

Surat itu juga diteruskan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

 Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah membenarkan surat tersebut.

"Betul," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com lewat pesan singkat.

Dalam surat itu, Thedros awalnya mengapresiasi upaya pemerintah RI dalam menangani corona.

Ia menyebutkan, setiap negara harus melakukan langkah terukur untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali muncul di China ini.

Sayangnya, di beberapa negara WHO menemukan adanya sejumlah kasus tak terdeteksi yang membuat penyebaran virus ini meluas dan akhirnya menyebabkan banyak korban jiwa.

Oleh karena itu, kata Thedros, WHO terus mendorong setiap negara untuk terus melakukan uji laboratorium terhadap orang yang dicurigai telah terinfeksi virus corona.

"Khususnya di negara yang memiliki populasi besar dan fasilitas kesehatan yang tak merata di setiap wilayah," kata Thedros.

Thedros menekankan bahwa deteksi dini adalah faktor penting untuk dapat memetakan penyebaran virus ini dan melakukan upaya pencegahan.

Untuk itu, bagi negara yang terdapat kasus tak terdeteksi, maka WHO merekomendasikan beberapa langkah, salah satunya mendeklarasikan darurat nasional.

"Tingkatkan mekanisme respons darurat, termasuk mendeklarasikan darurat nasional," tulis Thedros dalam suratnya.

Pada poin lainnya, WHO juga merekomendasikan untuk meningkatkan kapasitas laboratorium.

WHO meminta pengetesan spesimen tak hanya dilakukan pada yang telah melakukan kontak, tetapi semua orang dengan gejala influenza dan gangguan pernafasan.

"Saya sangat mengapresiasi dukungan anda untuk mengimplementasikan langkah-langkah di atas," tulis Thedros kepada Jokowi.

Hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Pemerintah RI.

Sebelumnya, pemerintah telah menanggapi WHO yang menyatakan virus corona sebagai pandemi.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan, pemerintah RI akan mengeluarkan kebijakan dengan merujuk pada keputusan Badan Kesehatan Dunia ( WHO) yang menetapkan virus corona ( Covid-19) sebagai pandemi global.

"Intinya itu sebuah ketentuan WHO yang menjadikan rujukan utama, dari Kemenkes pasti mengantisipasi tentang hal itu," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

* 69 Kasus Positif Corona, Gubernur DKI Anies Baswedan Sebut Sebaran Virus Corona di Jakarta Meluas

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sebaran virus corona tipe 2 yang menyebabkan penyakit covid-19 di Jakarta semakin meluas.

Karena itu ia meminta agar pemerintah pusat memberikan wewenang kepada Pemprov DKI Jakarta untuk turut memeriksa orang dengan suspect virus corona.

Pasien positif covid-19 di Indonesia saat ini paling banyak berada di Jakarta.

"Sebarannya cukup luas. Beberapa hari yang lalu baru menyebar di wilayah selatan. Hari ini sudah menyebar di semua tempat," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (13/3/2020).

"Hampir semua kecamatan ada kasus (covid-19) sekarang," tambah dia.

Karena itu, Anies meminta pemerintah pusat memberi wewenang kepada Pemprov DKI Jakarta untuk turut memeriksa para suspect virus corona.

Tujuannya untuk mempercepat upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Selama ini, Pemprov DKI membutuhkan waktu untuk menunggu hasil pemeriksaan suspect corona yang dilakukan Kemenkes.

Hal itu memperlambat upaya pencegahan penyebaran virus corona.

"Kami tidak punya cukup waktu untuk menunggu, kami memiliki kewajiban untuk melindungi semua. Karena itu penting sekali bagi kami untuk bergerak cepat dan lebih cepat, karena itu akses untuk menguji harus dilakukan, transparansi harus ada, dari situ perlindungan bisa dilakukan," kata Anies.

Hingga Jumat sore, ada 69 kasus positif covid-19 di Indonesia. Dua di antaranya merupakan balita.

* Ini Daftar 7 Daerah Tersembunyi yang Bebas dari Sentuhan Corona COVID -19, Hanya Punya 16 Penduduk

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopskin, jumlah kasus virus corona di dunia sudah mencapai lebih dari 121.000, terdapat 4.373 korban meninggal, dengan 66.239 lainnya dinyatakan sembuh.

Kemudian, dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (11/3/2020) lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan bahwa virus corona bisa dikategorikan sebagai pandemi global.

Tedros menyoroti kasus di luar negara asal wabah, China, yang meningkat hingga 13 kali lipat, dengan jumlah negara terinfeksi meningkat tiga kali lipat.

Namun, di tengah merebaknya virus corona di banyak negara, masih ada desa-desa tersembunyi di dunia yang masih bersih dari wabah tersebut.

Mungkin tak heran jika desa-desa tersebut bebas dari corona, rupanya letak desa tersebut juga berada di tempat yang sulit dibayangkan.

Desa identik dengan sepi, hijau, dan tenang. Namun desa-desa berikut ini benar-benar tersembunyi.

Beberapa tempat dianggap sebagai tempat yang tidak bisa dihuni, namun nyatanya warga desa di sana bisa berkembang dan beradaptasi dengan alam di sekitarnya.

Contoh ada sebuah desa di dalam sebuah kawah gunung berapi, rumah-rumah tebing yang terbuat dari tanah liat, atau desa di tengah Grand Canyon.

Inilah 7 desa tersembunyi di tempat yang tak terbayangkan dilansir dailymail.co.uk.

1. Aogashima, Laut Filipina

Aogashima, salah satu desa tersembunyi.

Desa ini berada di dalam pulau vulkanik tropis di Laut Filipina. Terakhir kali gunung api kelac C ini meleutus adalah tahun 1780-an dan terbukti membahayakan warga yang tinggal di pulau itu.

Namun lebih dari 50 tahun kemudian, penduduk yang telah melarikan diri dari pulau itu kembali dan sekarang ada 200 penduduk desa yang berani tinggal di sana.

2. Coober Pedy, Australia

Coober Pedy, salah satu desa tersembunyi.

Dari jauh, kita semua akan berpikir bahwa Coober Pedi di Australia Selatan adalah serangkaian bukit mole raksasa.

Sebenarnya, ada desa di bawah tanah itu. Letaknya di bawah tanah karena untuk menahan panas di siang hari.

Menurut sensus 2011, populasinya ada 1.695 orang dengan 953 laki-laki dan 742 perempuan.

3. Isortoq, Greenland

Isortoq, salah satu desa tersembunyi.

Ada 64 orang yang tinggal di desa Isortoq, Greenland, yang berada di tengah mil dari salju dan es.

Dulunya, penduduk setempat hanya bisa bertahan dengan makan daging.

Namun semenjak ada supermarket di sini, mereka bisa makan-makanan lainnya.

4. Desa Gasadalur, Denmark

Gasadalur, salah satu desa tersembunyi.

Desa ini terletak di sisi barat Vagar di Kepulauan Faroe. Hanya ada 16 penduduk yang tinggal di sini dengan pemandangan tebing terjal yang menghadap ke Teluk Atlantik Utara.

Pada tahun 2004, sebuah terowongan dibangun melalui pegunungan untuk akses penduduk. Sebelumnya, untuk ke desa lain, mereka harus naik kuda di atas gunung setinggi 400 m.

5. Huacachina, Peru

Huacachina, Peru, salah satu desa tersembunyi

Desa ini terletaknya di tengah salah satu iklim terkering di dunia. Ia merupakan wilayah oasis dengan pohon palem yang rimbun, dedaunan yang tumbuh subur, dan laguna yang tenang.

Hanya ada 96 warga yang tinggal di sana dan berubaha menjalankan usaha kecil untuk menarik minat wisawatan.

 6. Tebing Bandiagara, Mali

Bandiagara, Mali

Desa ini terbuat dari tanah liat. Ia merupakan tempat tinggal orang-orang Dogon di Afrika Barat.

Rangkaian ruang tanah liat ini terdiri dari rumah, lumbung, altar, tempat suci, dan tempat pertemuan komunal.

7. Furore, Italia

Furore, salah satu desa tersembunyi.

Desa kuno ini terkenal dengan rumah-rumah berwarna cerah yang dihiasi dengan murah. Letaknya di wilayah di Italia barat daya.

Desa Furore dijuluki “desa yang tidak ada” karena tidak ada di peta. (Mentari)

https://intisari.grid.id/amp/032060218/tak-tersentuh-corona-7-desa-tersembunyi-ini-benar-benar-luar-biasa-termasuk-yang-berada-di-tengah-kawah-gunung-berapi?page=all

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Corona Disebut Kabur dari RSUP Persahabatan, Pemerintah Pastikan Sudah Kembali", https://nasional.kompas.com/read/2020/03/13/16541831/pasien-corona-disebut-kabur-dari-rsup-persahabatan-pemerintah-pastikan-sudah?page=all#page3.
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Bayu Galih

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Positif Covid-19 di RSUP Persahabatan Kabur Dibantu Keluarga", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/13/16493101/pasien-positif-covid-19-di-rsup-persahabatan-kabur-dibantu-keluarga.
Penulis : Dean Pahrevi
Editor : Sandro Gatra

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satu Pasien Positif Covid-19 di RSUP Persahabatan Melarikan Diri", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/13/16204091/satu-pasien-positif-covid-19-di-rsup-persahabatan-melarikan-diri?page=all#page2.
Penulis : Dean Pahrevi
Editor : Sabrina Asril

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved