Ditanya Soal Siswa SDM Mbatakapidu Jalan Kaki 7 KM, Begini Jawaban Ketua PGRI Sumba Timur
Ditanya soal siswa SDM Mbatakapidu berjalan kaki 7 Km, begini jawaban Ketua PGRI Sumba Timur
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
Ditanya soal siswa SDM Mbatakapidu berjalan kaki 7 Km, begini jawaban Ketua PGRI Sumba Timur
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Ketua PGRI Kabupaten Sumba Timur, Yusuf Waluwanja tidak bisa berkomentar terkait para siswa dari sekolah Dasar Masehi (SDM) yang berjalan kaki sejauh 5 sampai 6 kilometer.
Hal itu disebabkan bukan kewenangan PGRI tetapi kewenangan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur.
• Lanjutan Kegiatan Pra TMMD di TTU, Sejumlah Pekerjaan Fisik Rampung 100 Persen
Hal itu disampaikan Yusuf saat dihubungi POS-KUPANG.COM melalui sambungan telepon, Jumat (13/3/2020) pagi.
Para siswa dari wilayah Dusun 5 Kambata Wundut, Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT yakni Kampung Landa, Watu Mamoha, Maringu Lambi, Menggit dan Kampung Walunggalu harus berjalan kaki menempuh perjalan jauh dengan jarak 5 sampai 7 kilometer (Km) guna memperoleh pendidikan di SDM Mbatakapidu di desa tersebut.
Mereka harus menyisiri jalan setapak dan jalan raya desa yang masih beralaskan tanah. Mereka juga harus berjuang melewati rintangan derasnya arus sungai saat banjir, lumpur dan berdebu.
Menurut Yusuf terkait dengan persoalan itu adalah kewenangan Dinas Pendidikan bukan kewenangan PGRI sebab PGRI bisa berbicara hanya terkait dengan guru.
"Bukan tidak ada kepentingan, tapi terkait persoalan seperti siswa jalan kaki jauh dan buka sekolah baru itu rananya Dinas Pendidikan. PGRI hanya bisa berbicara berkaitan dengan guru,"kata Kadis Pemuda dan Olahraga Sumba Timur ini.
Sementara terkait dengan jumlah guru di Sumba Timur, Kata Mantan Kepala Dinas Pendidikan ini bahwa jumlah guru sangat kurang terutama pada guru PNS.
"kalau jumlah guru kita tidak bisa bilang pas kalau berbicara dari sisi kebutuhan masyarakat. Kita lihat dari sisi jumlah sekolah dan jumlaj kebutuhan masyarakat masih kurang terutama guru PNS. Kalau dari sisi PNS kita kurang banyak,"pungkas Yusuf. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)