Cegah DBD, Warga Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan

Sejak Januari hingga 10 Maret 2020 jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Nagekeo berjumlah 15 kasus

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Kabid P2P Dinkes Nagekeo, Hermelinda Rangga 

Cegah DBD, Warga Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan

POS-KUPANG.COM | MBAY --Sejak Januari hingga 10 Maret 2020 jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Nagekeo berjumlah 15 kasus dan sampai saat tidak ada korban meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo drg. Elya Dewi, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hermelinda Rangga, menyebutkan Januari sampai Februari 2020, sudah terdapat 15 orang penderita DBD di Nagekeo.

Hermelinda mengatakan, sebenarnya tingkat kepedulianlah yang harus ditingkatkan. Warga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan dan upayakan terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Hermelinda mengatakan tugas untuk mencegah bukan saja kerja pemerintah tapi perlu melibatkan masyarakat, karena masalah DBD ini erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari di lingkungan tempat ia tinggal.

"Jadi sebenarnya paling penting itu pencegahannya. Jadi ini lagi yang selalu salah dipahami di masyarakat kita, nanti sudah ada kasus, nanti pada saat musim hujan datang, kita mulai membersihkan sarang nyamuk. Harusnya pembersihan sarang nyamuk itu dilakukan secara kontinue, bukan hanya di musim penghujan saja tapi di musim kemarau juga bisa. Setiap minggu harus melakukan pembersihan sarang nyamuk. Itu harus dilakukan oleh individu di masing-masing keluarga," ujar Hermelinda kepada sejumlah wartawan di Mbay, Rabu (11/3/2020).

Ia menjelaskan dari Dinas Kesehatan sendiri sudah menyosialisasikan porgram pencegahan yaitu Jumantik (Juru pemantau Jentik).

Jadi di setiap rumah itu harus ada tugas yang memantau jentik setiap minggu. Dari penampungan air, belakang kulkas, tempat minum, kamar mandi, wc, harus diperiksa. Bak mandi harus disikat supaya jentik nyamuk di situ hilang, jangan lagi nanti ada kasus baru bersih-bersih, ini pola yang salah.

"Ini juga berhubungan dengan program kita, satu rumah satu Jumantik. Paling penting jentik itu yang harus kita minimalisir. Jumantik, fogging juga bisa digunakan. Tapi harus dipahami fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa bukan membunuh sampai pada jentik atau telur nyamuk yang berada di sarangnya. Nah, ini yang harus diluruskan di masyarakat karena jentik nyamuk itu bisa tumbuh menjadi nyamuk 1-2 hari saja. dan tidak akan mati dengan fogging secara terus-menerus,” ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat harus menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Karena sebenarnya program 3M Plus ini sudah dari dulu ada dan bahkan sampai saat ini, tapi belum maksimal karena kesadaran masyarakat juga yang kurang.

Terkait Agenda RDP, Begini Komentar Bupati Tahun

Lama Tak Disorot Ternyata Lucinta Luna Pindah Rutan, Polisi Beberkan Reaksi Pacar Abash, Teriak?

Dinkes Nagekeo Gencar Sosialisasi Cegah DBD

Nyai Nikita Mirzani Geram dan Marah, Bukan karena Ulah Artis Tapi Beberapa Anak SMA Ini, Kenapa Ya?

"Masyarakat harus sadar bahwa DBD itu harus mereka yang tangani, dan terus menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. Dengan menjalakan program PSN 3M Plus tadi, apalagi sekarang sudah sudah mulai masuk di musim penghujan. Yah, diharapkan masyarakat mulai menerapkan PSN tadi. Karena biasanya di bulan Januari itu seperti tahun kemarin ada kasus penderita DBD. Dan sudah seharusnya PSN dilaksanakan sepanjang tahun bukan nanti menunggu musim hujan tiba," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved