Terawan Boyong 30 Dokter KLB Demam Berdarah di Sikka
Menteri Kesehatan Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRed mengunjungi Kabupaten Sikka
"Saya harapkan terus semangat membara. Perlawanan terhadap DBD belum berakhir. Karena masih ada 150 kasus (penderita) yang dirawat. Lumayan ini jumlahnya, satu kompi," seru Terawan.
Terawan menegaskan, yang paling penting menyelamatkan warga NTT dan Sikka khususnya dari DBD.
"Kita prihatin, tetapi bukan tidak bekerja. Kita terus kerja bersama selamatkan warga dari wabah DBD. Kami akan terus pantau. Staf saya tinggalkan di sini," kata Terawan.
Ia mengajak TNI dan Polri terlibat dalam upaya preventif dan promotif termasuk 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur), pemeriksaan jentik dan upaya pencegahan.
"Jaga terus stamina jangan pernah kendor, konsentrasi selamatkan warga dari bencana KLB DBD. Mudah-mudahan dalam minggu depan semakin turun sehingga kita bisa konsentrasi kepada stunting, kematian bayi dan ibu melahirkan," imbuh Terawan.
Di Kota Kupang
Dari Maumere, Terawan bertandang ke Kota Kupang. Ia mengunjungi RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang. Sebelumnya, Terawan meninjau lokasi pembangunan
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak.
Turut mendampingi Terawan, Melki Laka Lena, Sekda NTT Ben Polo Maing, Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Jelamu Ardu Marius, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang dr Stefanus D Soka dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang drg Retnowati.
Terawan masuk melalui pintu gedung baru Instalasi Gawat Darurat, menuju ruangan rawat inap kelas III.
Saat melintasi selasar, Kadis Kesehatan Dominikus Mere menjelaskan mengenai kondisi bangunan rumah sakit.
Ketika tiba di ruang rawat inap kelas III, Terawan menanyakan kepada petugas apakah ada pasien DPD. Lantaran tidak ada pasien DBD sehingga Terawan langsung keluar dan mengunjungi ruang ICU. Ia memberi semangat kepada Chelsea Nope (5), pasien yang dirawat di ICU.
Sebelum meninggalkan rumah sakit milik Pemda NTT itu, Terawan melontarkan apresiasinya terhadap RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang.
Mengenai pembangunan RSUP di Kelurahan Manulai 2, Terawan mengatakan, dia harus melihat langsung lokasi.
"Namanya saya harus melihat, meninjau, memantau agar semua anggaran dan program tidak salah tempat, tidak salah atur. Apakah dekat sumber air, ternyata ada pabrik air minum, artinya sumber air ada. Ini berarti bagus," katanya.
"Jika tempatnya sudah bagus, malah justru membuat pememekaran kota lebih baik. Karena itu, semua harus disesuaikan dengan anggaran dan master plannya," sambung Terawan.