Kisah Pilu Mahasiswi Kampus Negeri, Dilecehkan Dosen, Minta Dibikinkan Kopi, Lalu Diseret ke Toilet
Kisah Pilu Mahasiswi Kampus Negeri, Dilecehkan Dosen Beristri, Minta Dibikinkan Kopi, Lalu Diseret ke Toilet
"Terus saya dipanggil, ke sinilah dulu. Apa Pak? Ke sinilah sebentar. Ngapain, Pak? Sini-sini, kata dia. Lalu aku ditarik langsung ke dalam WC. Terjadilah," ungkap T.
T sempat menepis dengan tangan.
Seperti ketika si dosen mau buka baju, ditepis dengan tangan.
Lalu, dorong-dorong dengan bahu namun si dosen tetap memaksa.
"Pokoknya, dia paksa-paksa aku. Aku bilang, jangan, Pak. Jangan, Pak. Aku gak bisa, Pak. Aku gak pernah sama sekali kek gini. Tolong, Pak. Tolong," ujar T.
"Jangan keras-keras ngomong, terdengar sama orang, kata dia. Tolong Pak, udahlah Pak," ujar T.
Kala itu hal yang terbesit di benaknya hanya berusaha membela diri dari perbuatan pelaku.
Kalau dirinya teriak, ungkap T, dia berpikir bisa saja dibunuh atau dilakukan sesuatu yang tak diinginkan di dalam toilet tersebut.
"Pikiran aku kek gitu, karena perdana aku digituin. Aku takut, aku mikirnya gimana keluar dari situasi itu dalam keadaan selamat."
"Aku bilang: Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."
"Tunggu sebentar, tunggu sebentar, kata dia. Dia langsung otak-atik ini dan itu. Bajunya atau apanya, beres-beresin."
T mengulangi lagi ucapannya.
"Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."
"Oh iya," kata si dosen, T menirukan.
T buka pintu dan keluar terlebih dahulu.
"Gantung bapak ha. Sakit kepala. Pengin bapak masukin," kata T menirupak ucapan oknum dosen.
"Apalah Bapak ni. Lalu, aku jawab lihatlah besok, Pak."
T menegaskan, dirinya menjawab "Lihatlah besok Pak" itu karena ingin cepat-cepat keluar dari situasi seperti itu.
Kemudian, dia langsung lari ke bawah.
"Intinya saat di toilet dia sempat meraba-raba aku," ungkap T.
T Melapor ke Polda Sumbar
T menuturkan, kejadian tersebut dialaminya di lingkungan kampus pada 10 Desember 2019.
Untuk melapor sebulan setelah kejadian itu, kata T butuh persiapan mental.
"Seperti sekarang, orang mikirnya itu suka sama suka. Aku genit, gimana lah cover-nya, bandel lah, yah orang itu mikirnya kek gitu," ucap T.
Dia belum siap menerima hujatan orang-orang, tapi akhirnya, dia melapor karena dia tak ingin ada korban lain.
Sebab, dia merasa nantinya akan tetap belajar di sana (kampus) sampai empat tahun ke depan.
"Bakalan melihat muka dia terus. Siapa sih yang bisa kek gitu? Mungkin ada yang bisa, tapi aku engga bisa. Itu bakalan ganggu fokus," jawab T.
Selain karena agar tak ada korban lain, T melapor juga karena tak terima atas perilaku si dosen.
ilustrasi pencabulan anak di bawah usia (Tribun Wow)
Ketika mendengar informasi si dosen ditetapkan tersangka dan ditahan, T tak merespon banyak.
Ia menyebut hal itu biasa saja baginya. Tidak ada respon bahagia dari dirinya.
"Namanya kesalahan dia, dia ditetapkan tersangka berarti dia emang ada salahnya," ujar T.
T mengaku sudah dipanggil penyidik sebanyak enam kali. Ada penyerahan bukti.
Untuk di pengadilan, dirinya juga sudah menyiapkan enam saksi.
Hingga saat ini belum ada panggilan berikutnya.
Maju jalur hukum, T diberi pendampingan dari LPSK, LBH, dan Nurani perempuan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dosen, Kode Minta 'Panas-panas' Bukan Kopi, Ending ke WC: Dia Paksa Aku, https://jatim.tribunnews.com/2020/03/08/cerita-mahasiswi-dilecehkan-dosen-kode-minta-panas-panas-bukan-kopi-ending-ke-wc-dia-paksa-aku?page=all.
Penulis: Ignatia
Editor: Januar AS