DPC Demokrat Ngada Adakan Rakercab, Fit and Proper Test Model Baru? Simak Liputannya!
Sedangkan daerah lainnya yang tidak menggelar Pilkada, Rakercabnya akan dilakukan usai Rakercab diwilayah atau daerah Pilkada.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
DPC Demokrat Ngada Adakan Rakercab, Fit and Proper Test Model Baru? Simak Liputannya!
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Ngada menggelar Rakercab.
Rakercab dilaksanakan di Hotel Nusantara Bajawa Kabupaten Ngada, Jumat (6/3/2020) hingga Sabtu (7/3/2020).
Sekretaris DPD Demokrat NTT, Ferdi Leu, mengatakan, Rakercab tersebut bertujuan untuk konsolidasi internal dalam rangka Pemilukada serentak 2020.
Ada 9 Kabupaten di NTT yang menggelar Pemilukada termasuk di Ngada.
DPD Demokrat NTT menggelar Rakercab mulai dari Kabupaten Ngada dan delapan daerah lainnya yang menggelar Pilkada serentak tahun 2020.
Sedangkan daerah lainnya yang tidak menggelar Pilkada, Rakercabnya akan dilakukan usai Rakercab diwilayah atau daerah Pilkada.
"Untuk sementara kami menggelar Rakercab di 9 daerah Pilkada. Untuk jadwal pertama, kita mulai dari Ngada konsolidasi internal.
Kita Rakercab untuk sembilan daerah Pilkada, nuansanya atau agenda utama terkait Pilkada. Tentu kami yang partai ikut dalam urusan itu, memgkonsolidasikan diri, rapikan barisan dan memantapkan baru kita omong soal calon," ujar Ferdi Leu, kepada sejumlah wartawan di Kota Bajawa, Jumat (6/3/2020).
Ferdi menyatakan Demokrat NTT berkomitmen untuk melakukan konsolidasi internal dan penguatan secara internal serta pembenahan diinternal partai mulai dari Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC), DPC hingga DPD.
"Ini konsolidasi internal partai. Untuk daerah non Pilkada juga konsolidasi internal dan pembenahan biasa. Kami partai Demokrat, kami berbenah. Kami melakukan pembenahan didalam internal. Mudah-mudahan dua agenda berjalan aman dan lancar. Target kami pengurus mantap, semangat menjelang Pilkada serentak 2020," ujar Ferdi.
Ferdi menjelaskan saat Rakercab pihaknya mengundang pakar yaitu Pius Rengka untuk memberikan pandangan terkait demokrasi partisipatif.
Demokrat memandang bahwa sangat penting keterlibatan stakeholder dalam proses demokrasi. Dan juga hari ini semua kader Demokrat Ngada dikumpulkan guna untuk merapatkan barisan untuk menghadap pesta demokrasi.
"Kami hadirkan pakar berbicara, memberikan pandangan kepada kader Partai Demokrat, penting demokratsi partisipatif. Kami juga mengundang sebagai ketua KIP NTT, juga mungkin bicara soal keterbukaan informasi. Kami mengundang beliau, sebagai pakar dan sekaligus pimpinan KIP. Demokrat sangat terbuka," ujarnya.
Ia menyampaikan ketua DPD Demokrat NTT berhalangan hadir karena ada urusan penting di Kupang. Yang mewakili DPD yaitu dirinya bersama tiga orang lainnya yaitu, Ketua Komisi Bapilu DPD Demokrat, Frans Kapa, Direktur Eksekutif dan wakil direktur eksekutif DPD Demokrat NTT.
Selain dari DPD Partai Demokrat, pihaknya juga mendatang pakar yaitu Pius Rengka yang juga Ketua KIP NTT.
"Bapak ketua DPD tidak hadir ada halangan dan tidak bisa datang. Kami empat orang yaitu Ketua Komisi Bapilu, Frans Kape, Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat NTT, Sulastini Mooy dan Wakil Direktur DPD Partai Demokrat NTT, Vera Josephine Manu," ujarnya.
Masyarakat Jenuh dan Harus Ubah Metode
Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat NTT, Frans Kape, menyebutkan fenomena yang terjadi pasca Pileg dan Pilpres beberapa waktu lalu membuat masyarakat jenuh dengan demokrasi.
Masyarakat tidak bergairah rupanya karena rutinitas lima tahun lalu dan tahun kemarin terulang lagi dengan pola yang sama. Membuat masyarakat jenuh dan mesti demokrasi menggairahkan masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
Frans menjelaskan Pemilukada 2020 ini membuat Demokrat berpikir lagi untuk bagaimana mengubah pola lama.
Pola lama ditinggalkan dan merancang model baru sehingga lebih partisipatif.
"Kebetulan ada konteks Pilkada 9 Kabupaten. Kami merancang suatu model baru. Membuat sesuatu yang baru dengan Rakercab dilaksanakan di daerah karena supaya Rakercab lebih partipiastif. Dimana letak rakercab, seluruh pengurus, DPAC yang ada di Kabupaten Ngada, ketua sekretaris dan bendahara kita libatkan semua merka. Supaya mereka ikut dalam pengambilan keputusan. Mereka harus ikut pengambilan keputusan yang kami lakukan," ujar Frans.
Frans melanjutkan, dalam Rakercab ini juga ada fit dan proper test bagi sejumlah Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati yang sudah mendaftarkan diri ke DPC Demokrat Ngada.
Frans menjelaskan jika selama fit and proper test bakal calon dilaksanakan di Kupang diruangan tertutup, di hotel mewah dan hanya dihadiri oleh pakar elita partai, maka saat ini Demokrat tidak lagi seperti itu. Pola lama itu tidak dipakai. Demokrat lebih kearah partisipasi publik.
Yang harus memberikan penilaian tidak hanya elita partai, pakar tapi juga stakeholder semuanya. Karena yang akan mengawal didaerah itu adalah masyarakat di daerah tersebut bukan dari Kupang (provinsi) atau dari pusat (Jakarta).
"Didalam itu kami merubah cara tradisi lama dan fit and proper tes. Kalau selama ini, undang ahli
dan dalam ruangan tertutup dan dihotel berkelas. Saat ini tidak lagi, kita undang stakeholder, dilakukan oleh stakeholder, pemangku kepentingan, para tokoh masyarakat, mereka ini disaat bupati tepilih yang akan mengawal pembangunan di daeah itu. Meraka dari awal sudah telibat dan tentunya diawasi mulai dari penyampian visi-misi oleh kandidat. Karena nanti ada dialog, diskusi. Itulah fit and proper test Demokrat. Karena meraka yang tau calon ini. Bukan kami yang di DPD Provinsi dan pusat tapi yang ada di Kabupaten termasuk masyarakat dan mereka yang tau itu," ujar Frans.
Tidak Copy Paste
Frans menjelaskan bahwa fit and proper tes yang dilakukan sangat penting dilakukan sehingga orang atau publik (stakeholder) yang diundang bisa menilai para kandidat.
Frans berharap agar para bakal calon yang sudah mendaftarkan diri di DPC Demokrat harus mempersiapkan diri dengan baik. Visi-misi harus jelas dan bukan copy paste.
"Saya harapkan keseriusan para kandidat. Kita undangan mereka menyampaikan visi dan misi mereka. Mudah-mudahan tidak teradi copy paste. Kami sertakan dialog dengan kuisioner fit and proper tes gaya demokrat," ujar Frans.
Frans juga berharap para kandidat bisa legowo dengan pikiran-pikiran yang disampaikan oleh stakeholder.
"Kemudian diharapakan juga para kandidiat betul-betul legowo terkait pikiran stakeholder. Selama ini banyak LSM yang berteriak tentang stunting, banyak pemerhati infrastruktur teriak soal infrastruktur, Saya harapakan mereka bisa hadir dan sampaikan harapan-harapan itu kepada kandidiat," ujarnya.
Ia menyampaikan Rakercab ini juga transparan. Karena memang banyak calon yang sudah mendaftarkan diri. Ini menjadi catatan bagi semua pengurus untuk berpartisipasi.
"Maksud Rakercab ini kami berusaha transparan. Ini banyak calon, tergantung apa yang menjadi kesepakatan dan itu letak partisipasi DPAC. Kita mau dengar dan apa yang diinginkan dari pada Kandidat. Ini yang kami lakukan. Dengan demikian harapannya fenomena kejenuhan ini mulai mencair, kita mendorong dan menghidupkan partisipasi masyarakat," ujarnya.
Masih Berproses
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Ngada, Herry Pullu, mengatakan selain melakukan konsolidasi internal, DPC Demokrat juga melakukan fit and proper tes bagi sejumlah bakal calon bupati dan wakil bupati yang sudah mendaftarkan diri ke DPC Demokrat Ngada.
Herry menjelaskan bahwa saat ini masih dalam proses dan isu terkait ada Paslon yang mengklaim sudah mendapatkan SK dari Demokrat itu tidak benar. DPC Demokrat masih dalam proses seperti fit and proper tes bagi bakal calon.
"Itu tidak benar. Kami masih dalam tahapan fit and proper tes," ujar Herry.
Ia menjelaskan semua stakeholder yang diundang akan mendengarkan
pemaparan visi-misi kandidat.
"Yang kita undang, Pengurus DPC, kabupaten dan DPD dan stakekolder seperti pemerhati pendidikan, akademisi, LSM, kelompok dan biro jasa trevel yang berkepentingan, tokoh pemuda, tokoh agama dan pengusaha, tokoh masyarakat, insan pers dan lainnya," ujar dia.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)