Terserang Penyakit ASF, Jumlah Ternak Babi Mati di Belu Bertambah Menjadi 753 Ekor
Teserang penyakit ASF, jumlah ternak babi mati di Kabupaten Belu bertambah menjadi 753 ekor
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Teserang penyakit ASF, jumlah ternak babi mati di Kabupaten Belu bertambah menjadi 753 ekor
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu ( Pemkab Belu) melalui Dinas Peternakan terus mendata ternak babi yang mati akibat terserang penyakit menular atau ASF. Sampai keadaan 5 Februari 2020, terdata 753 ternak babi yang mati atau bertambah 183 ekor dari data keadaan 20 Febuari sebanyak 570 ekor.
Selain mendata babi yang mati, petugas juga gencar menyelamatkan ternak babi yang sehat dengan cara peyemprotan desinfektan di kandang ternak. Pemerintah fokus menyelamatkan babi yang sehat karena jumlahnya jauh lebih banyak ketimbangan babi yang mati.
• KPID NTT Ingatkan TV dan Radio Tidak Menyiarkan Informasi Hoaks Tentang Covid-19
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri kepada POS-KUPANG.COM saat dikonfirmasi, Jumat (6/3/2020).
Menurut Nikolaus, saat ini tim Unit Reaksi Cepat (URC) tetap melakukan penyelamatan babi yang sehat dari serang virus menular dengan cara peyemprotan desinfektan di kandang ternak. Kemudian, petugas menyampaikan informasi dan edukasi kepada peternak supaya melakukan proteksi atau biosekurity agar babi tetap sehat dan tidak terjangkit penyakit.
• KPP Pratama Kupang Bimbing 263 Bendahara Pemerintah, Simak Liputannya
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, petugas mendata ternak babi yang mati dan data terakhir menunjukan jumlah babi yang mati sudah mencapai 753 ekor.
"Hasil pendataan terakhir petugas kami, memang ada tambahan babi yang mati dan kondisi saat ini terdata 753 ekor. Kami akan terus melakukan upaya untuk penyelamatan babi yang masih sehat dengan terus mendatangi para peternak", kata Nikolaus.
Lanjutnya, jumlah ternak babi yang sehat di Kabupaten Belu jauh lebih banyak ketimbang yang mati sehingga pemerintah berupaya menyelamatkan babi yang sehat agar tidak terjangkit virus. Sejauh ini, upaya dari tim URC boleh dikatakan efektif karena bisa menekan angka kematian ternak babi. Walaupun belum semua, namun pelan-pelan menekan angka kematian babi.
Nikolaus berterima kasih kepada tim URC yang telah bekerja keras untuk menekan angka kematian babi lewat kegiatan-kegiatan di lapangan. Terima kasih juga buat masyarakat, terutama peternak atas dukungannya dalam mengikuti petunjuk teknis dari petugas agar babi tidak terjangkit virus.
Nikolaus mengharapkan kepada masyarakat agar mendukung petugas URC dalam upaya menyelamatkan ternak babi yang sehat dan mematuhi instruksi Bupati Belu tentang waspadai penyakit menukar ternak babi. Apabila upaya pencegahan ini dilakukan secara baik dan didukung oleh semua komponen maka besar kemungkinan, ternak babi yang sehat saat ini bisa terhindari dari serangan virus menular.
Nikolaus menambahkan, Bupati Belu telah mengeluarkan surat permintaan bantuan kepada Dandim 1605 Belu, Kapolres Belu dan Sat Pol PP serta
instansi terkait seperti karantina dan Dinas Perindag untuk sama-sama membantu penanganan ASF.
Untuk diketahui, populasi ternak babi di Kabupaten Belu keadaan 31 Desember 2019 sebanyak 61.802 ekor. Jumlah ini menggambarkan bahwa ternak babi yang sehat saat ini jauh lebih banyak dibandingkan ternak babi yang mati yakni 753 ekor. Dengan demikian, diharapkan semua stakeholder terus memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara mencegah penyakit menular yang menyerang babi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas)