News

Gara-gara Pasien Demam Berdarah Meninggal Dunia, Anggota Dewan 'Adili' Direktur RSU Naibonat

Pimpinan dan anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kupang 'mengadili' Direktur RSU Naibonat, dr. Erol Nenobais, dan jajarannya.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Benny Dasman
POS KUPANG/EDY HAYONG
Rapat dengar pendapat antara Komisi IV DPRD Kupang dengan pihak RSU Naibonat di Gedung Dewan setempat, Selasa (3/3) 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Edy Hayong

POS KUPANG, COM, OELAMASI - Pimpinan dan anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kupang 'mengadili' Direktur RSU Naibonat, dr. Erol Nenobais, dan jajarannya.

Hal itu dipicu kematian salah satu pasien yang diduga diserang Demam Berdarah Dengue (DBD) atas nama, Litha Ballo, pekan lalu.

Pasien ini rujukan dari Puskesmas Oesao dan mendapat perawatan medis di RSU Naibonat dan diizinkan pulang ke rumah dengan catatan dari dokter yang menangani bahwa harus diperiksa kembali esok harinya.

Namun, pihak keluarga pasien membawa ke RSU Prof. WZ Johanes dan dari hasil pemeriksaan pasien menderita DBD Grade 4.

Disaksikan Pos Kupang di ruang rapat Komisi IV DPRD Kupang, Selasa (3/3), rapat dengar pendapat (RDP) dipimpin Ketua, Sakti Masneno, didampingi Sekretaris, David Daud, dan Wakil Ketua, Benediktus Humau.

Hadir pula beberapa anggota komisi seperti Yoseph Lede dan Obi Dethan. Sedangkan dari RSU Naibonat hadir Direktur dr. Erol Nenobais, juga beberapa staf dan dua dokter, yakni dr. Laila dan dr. Sugi.

Sebelum dibuka babak dialog, Sakti Masneno menjelaskan maksud digelarnya RDP. Pertemuan khusus ini berkenaan dengan informasi yang beredar terkait pasien diduga terkena DBD yang sebelumnya dirawat di RSU Naibonat kemudian keluar.

Selanjutnya, kata Sakti, pasien bersangkutan oleh keluarga dibawa ke RSU Johannes namun nyawanya tidak tertolong.

Terhadap hal ini, Komisi IV perlu mendapatkan klarifikasi apa yang sesungguhnya terjadi. "Kita tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Kami di Komisi IV perlu mendapatkan informasi yang sebenarnya agar ke depan tidak terjadi lagi seperti ini," kata Sakti.

Hal inipun dijelaskan David Daud. Dalam kasus ini kuat dugaan terjadi pembiaran terhadap pasien yang diduga DBD. Apalagi dari informasi yang beredar menyebutkan pasien ketika berada di RSU Johannes dideteksi mengalami sakit DBD Grade 4.

Sementara Benediktus Humau meminta pihak RSU Naibonat menjelaskan terkait polemik soal pasien yang terindikasi mengalami DBD tetapi dipulangkan sehingga pada akhirnya nyawa tidak tertolong.

"Ini bukan cari kesalahan tapi sama-sama cari solusi untuk dilakukan perbaikan ke depan. Agar masyarakat tidak trauma dengan kejadian yang dialami korban," ujar Humau.

Terhadap hal yang dipertanyakan, Dokter Sugi menjelaskan, seorang pasien apabila diizinkan pulang biasanya dilakukan pemeriksaan secara teliti. Apabila dalam kondisi bisa pulang, maka akan dibuatkan surat pengantar untuk rawat jalan.

"Maksud dari rawat jalan itu supaya pasien ketika kembali ke rumah, masih mengalami sakit lanjutan, maka dibawa kembali ke rumah sakit. Saat pasien pulang itu belum bisa dikatakan sehat total. Itu referensi umum. Khusus pasien yang diduga DBD dan dirujuk keluarga ke RSU Johannes, sesuai penjelasan Dokter Laila selaku dokter anak di RS Naibonat, pasien memperlihatkan kondisi klinis dan trombosit normal," jelasnya.

Direktur RSU Naibonat, Dokter Erol mengatakan, terkait DBD di Kabupaten Kupang, pihaknya berkoordinasi dengan dinas kesehatan agar bisa membagikan kelambu, fogging dan abate untuk pencegahan dini.

Ketua Komisi IV, Sakti Masneno kembali menegaskan, dengar pendapat itu tidak untuk mencari kesalahan tapi sebagai bentuk panggilan kemanusiaan.

Pasalnya, fakta pasien diduga terkena DBD yang dipulangkan dari RSUD Naibonat dipulangkan tapi ketika ke RSU WZ Johannes kupang dideteksi mengalami DBD Grade 4 dan pada akhirnya meninggal.

"Harapan kita semua, jangan ada lagi korban seperti ini. Kalau ada pasien positif DBD, perlu observasi dan rawat sampai betul-betul sembuh baru diizinkan pulang," pinta Sakti. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved