Puisi
Puisi-Puisi Pos Kupang Minggu Ini, Simak Yuk!
Puisi-Puisi Veran Making: Kesementaraan/Jika Mencintai Tanpa menghitung-hitung
Puisi-Puisi Veran Making
Kesementaraan
Jika Mencintai
Tanpa menghitung-hitung
Apa yang ada padamu
Aku telah jatuh dalam kobaran asmara
Jika mencintai
Bukan sekadar hiasan di jendela matamu
Aku telah terlanjur tertidur dalam bantalan doa
Membangunkan ingatan akan diri
Mengapa mencintaimu
Mesti ada jarak?
Jadikan malam yang selalu di penuhi
Lamunan-lamunan
Membaca banyak bintang
Menyerupai apa saja
Bahkan menertawakan kesendirian
Raga yang kegilaan
Dipenuhi rumusan-rumusan
Membentuk negeri-negeri
Yang menginginkan segala perjalanan
Ada dirimu cerminan masa depan
Kalau saja mencitaimu
Dipersatukan tanpa kerumitan
Akan menjadi keindahan
Mesti kita hanya mimpi yang menabur kebahagiaan
Sementara
Itu saja....
Ketika terbangun kau telah mekar
Bersama sayap-sayap yang mampu
Melindungimu dari janji
yang terkadang
meneteskan hujan dari pipi ranummu....
(Oepoi, Cemara Sepi 2020)
• Cegah Virus Corona, Pengawasan di PLBN Motaain Masih Seperti Biasanya
Pada Sebuah Kota
Pada suatu masa kesepian tak diinginkan
Takkan ada yang bernaung di bawahnya
Kesepian menjadi kota asing
Manusia-manusia mencari kegelapan menyenangi diri
Menyalahkan lampu-lampu ingat diri
Membanggakan segala kepunyaan
Membawa banyak kesengsaraan mewah
Di isinya di kantong-kantong ketidakpuasan
Pengejaran selalu saja ada
Tombak-tombak
Parang
Kata-kata hujanatan
Di bawah
Memburu jarahan
Yang didapat, tanpa tahu menuju fana
Pada suatu masa wajah di dalam kolam takkan dilihat
Takkan ada yang ingin membuat ketenangan bahtin
Air-air menjadi gampang berubah warna
Sesuka hati manusia yang lupa
Pintu masuk ke dalam sesal
Pada suatu masa kota ini
Tinggalkan bekas-bekas perkara
Dari manusia-manusia yang lupa jalan pulang
Kepada naungan
Ketika badai datang
Dan kata-kata ini doa
Hujan yang ingin kembali mendamaikan
(Oepoi, Cemara Sepi 2020)
• ZODIAK BESOK Selasa 3 Maret 2020, Sagitarius Dilema, Libra Kecewa, Aries Sibuk, Cancer Kritis
Puisi-Puisi Jhoni Lae
Pertemuan Paling Indah
kamu tidur dalam lembaran buku
kepalaku tinta kelam,
gores demi gores menodai
putih waktu tak bertemu.
satu dua jengkal ukur
senyummu mawar yang mekar
pada harorizon aksara
pastinya tak berindra, namun bernyawa
kupeluk daun matamu
dengan sejuknya pagi
rindu gugur dari tangkai waktu,
bak kamu memeluk dan menciumku gemas
tak kusangka kita bertemu seindah itu
saat aku butuh hujanmu
menyiram penat dalam kelopak mataku
(Penfui, Februari 2020)
• Ketua TPK Desa Uitao, Semau Jadi Tersangka dan Kini Ditahan Polisi
Mimpi Tengah Malam
Revan bocah jalanan menghitung
recehan. Gerimis kecil mengaburkan matanya.
Absurd.
Tak lama,
segerombolan jas lewat depannya
dan enggan berbalik. Padahal telinga selebar tempat nasi
didesain Tuhan dekat teriakan Revan.
Pikirnya, tubuh semacam tiang
tak mungkin dapat lirik mereka, sebab mahal harganya.
Ia bangun, lalu melanjutkan perjalanan
(Penfui, Februari 2020)