Curah Hujan Rendah, Luas Sawah di TTU yang Belum Ditanami Padi 14.079 Hektar
Dampak curah hujan rendah, luas sawah di TTU yang belum ditanami padi 14.079 hektar
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Dampak curah hujan rendah, luas sawah di TTU yang belum ditanami padi 14.079 hektar
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara ( TTU) Gregorius Ratrigis mengatakan, masih banyak sekali lahan sawah di daerah tersebut yang belum atau ditunda untuk ditanami padi karena curah hujan yang sangat rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten TTU, secara keseluruhan potensi lahan untuk ditanami padi sawah seluas 14.269,0 hektar dengan rincian, yang sudah ditanami padi seluas 190 hektar. Sedangkan lahan yang belum sama sekali ditanami padi seluas 14.079 hektar.
• Di Sumba Timur, Gubernur Viktor Sebut 2022 Masyarakat NTT Minum Air Bersih Langsung dari Kran
Dari jumlah luas lahan tersebut terdapat 11 kecamatan di TTU yang berpotensi mengalami kekeringan. Luas lahan secara keseluruhan di 11 kecamatan itu 9.289 hektar dan baru ditanami padi seluas 5 hektar.
"Untuk lahan basah, menurut arahan Pak Bupati ada sekitar 11 kecamatan yang dilihat sebagai daerah yang gagal panen. Tapi menurut kita itu tunda tanam. Jadi di 11 kecamatan itu baru 5 hektar yang ditanam. 9 ribu lebih belum ditanam," kata Gregorius kepada Pos Kupang saat ditemui di ruang kerjannya, Kamis (27/2/2020).
• Profita Bejo Joyo Dukung Program Jokowi, Berdayakan Ekonomi Rakyat NTT
Gregorius mengatakan, data mengenai luas lahan sawah yang sampai dengan sekarang ini belum ditanami tersebut diperoleh dari pendataan yang dialukan oleh para petugas dilapangan sejak tanggal 31 Januari 2020.
Gregorius mengatakan belum ditanamnya padi disebabkan oleh curah hujan yang sangat minim belakangan ini.
Sementara itu, ungkap Gregorius, luas lahan untuk komoditi jagung di Kabupaten TTU 31.245 hektar, dan yang berpotensi mengalami gagal panen atau kekeringan seluas 3.169,59 hektar.
"Kalau untuk padi ladang, luas tanam secara keseluruhan 3684,9 hektar. Yang berpotensi mengalami kekeringan seluas 222,06 hektar," terangnya.
Gregorius mengaku, pihaknya belum sampai mengatakan akan berpotensi terhadap rawan pangan atau berpotensi buruk terhadap kondisi ketahanan pangan, karena pihaknya harus mengikuti proses pertumbuhan tanaman hingga proses panen.
"Sampai panen, kami ambil data, umbi-umbian baru kita taksasi, ini produksi padi sawah sekian, padi ladang sekian, jagung sekian, baru kita melaporkan itu kepada Pak Bupati untuk mengambil langkah antisipasi," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)