Pergaulan Bebas di Lembata Mengkhawatirkan, Kasus HIV dan AIDS Semakin Merajalela

Pergaulan bebas di Lembata mengkhawatirkan, kasus HIV dan AIDS semakin merajalela

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Kelompok pemerhati masalah sosial di Lembata Perempuan Fenomenal menggelar diskusi terbuka membahas masalah HIV dan Aids di Rumah Kreatif Wangatoa Kota Lewoleba, Sabtu (22/2/2020) petang. 

Pergaulan bebas di Lembata mengkhawatirkan, kasus HIV dan AIDS semakin merajalela

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Kelompok pemerhati masalah sosial di Lembata Perempuan Fenomenal menggelar diskusi terbuka membahas masalah HIV dan AIDS di Rumah Kreatif Wangatoa Kota Lewoleba, Sabtu (22/2/2020) petang.

Diskusi yang dihadiri para pegiat HIV dan AIDS di Kabupaten Lembata ini menguak banyak fakta masalah sosial di Lembata termasuk yang berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS di Lembata.

Penjelasan Kemenkes Soal Pria Jepang Positif Virus Corona setelah dari Indonesia

Masalah yang paling banyak disoroti para pegiat yakni pergaulan bebas anak muda di Lembata yang sudah sangat mengkhawatirkan.

Salah satu peserta diskusi, Dokter Alma menyebut pergaulan para remaja di Kota Lewoleba sudah pada taraf mengerikan.

Dia mengisahkan, pernah di suatu tempat pesta yang dihadirinya, tak sengaja dia mendengar ada anak-anak remaja setingkat SMP yang duduk di deretan kursi di hadapannya asyik bercerita mengenai pengalaman mereka melakukan hubungan seks.

Istri Anwar Ibrahim Berpeluang Jadi PM Perempuan Malaysia Pertama Setelah Mahathir Mundur

Selain itu, ada juga remaja yang kedapatan berciuman dan mengajak teman berhubungan seks di rumah tak peduli ada orangtua di rumah atau tidak.

"Bergaul hati-hati, pergaulan di Lembata sangat mengerikan. Jangan sampai tetangga keluarga kena HIV dan AIDS baru kita kaget," ungkap dokter yang sudah banyak menangani pasien pengidap HIV dan Aids di Lembata ini.

Fakta lain yang diungkapkannya, karena masalah ekonomi ada suami yang menjajakan istrinya sendiri di tempat hiburan malam.

Selain itu, Dokter Alma menyebut lokasi Pantai Harnus juga sudah menjadi tempat berhubungan seks para remaja.

Oleh karena itu, menurut dia, masalah HIV dan AIDS di Lembata ibarat fenomena gunung es; hanya kelihatan kecil di permukaan saja.

Sementara itu, pegiat HIV dan AIDS lainnya Nefri Eken mengaku kalau pintu rumahnya sering digedor orang pada malam hari untuk meminta kondom.

"Bahkan ada anak SMP yang minta kondom. Di Lembata ini kita mau omong yang sok suci buat apa, karena perilaku seks bebas sudah sangat memprihatinkan. Bahkan ada anak bayi yang terjangkit HIV dan Aids melalui bayi," tegasnya.

Pegiat yang akrab disapa Mane ini dalam diskusi itu mendesak pemerintah untuk memberi kewenangan penuh kepada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah ( KPAD) Kabupaten Lembata agar KPAD dapat langsung melakukan koordinasi untuk membuat pemetaan dan pencegahan.

Pengelola program HIV/AIDS KAPD Lembata, Kornelia Nugi Baon menerangkan upaya penanganan penyakit berbahaya ini harus kembali ke keluarga masing-masing karena sekolah pertama itu ada di rumah. Hal positif di dalam keluarga yang tertanam dari dulu harus dibangkitkan kembali.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved