Pelaksanaan Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif Mulai Turunkan Angka Stunting
Pelaksanaan Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif mulai turunkan angka stunting
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Pelaksanaan Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif mulai turunkan angka stunting
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Plan Internasional, Program Implementasi Area Lembata, Nusa Tenggara Timur menggelar work shop guna mengevaluasi Pelaksanaan Bina Keluarga Balita holistic-Integratif ( BKB-HI) yang bergulir sejak 2017 lalu. Plan targetkan perubahan perilaku orang tua, sekaligus menekan angka stunting.
Pelaksanaan program Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif ( BKB-HI) itu mengajarkan ibu yang memiliki bayi balita tentang Pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan pencegahan stunting.
• Tersangka Pelaku Pembunuhan Korban PB di Wolotopo Timur Ende Diancam Hukuman 7 Tahun Penjara
Evaluasi pelaksanaan kegiatan yang melibatkan fasilitator Desa yang bertugas di 4 Kecamatan di Kabupaten Lembata, yakni Kecamatan Omesuri, Kecamatan Buyasuri, kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan.
Menurut Program Implementasi Area Manager Lembata, Erlina Dangue, melalui Program coordinator, Yohanes Pedo Manuk, Pelaksanaan Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif (BKB-HI) telah dilaksanakan sejak 2017, 2018 dan 2019. Program tersebut menyasar ibu-ibu yang memiliki balita.
• Tersangka Pelaku YWD Belum Bisa Diambil Keterangan, Ini Alasannya
"Kegiatan ini untuk mengevaluasi pelaksanaan 3 tahun implementasi program Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif (BKB-HI). Program ini kita luncurkan sejak 2017. Memasuki tahun keempat, kami dari Plan ingin melihat sejauh mana keberhasian, tantangan dan hambatan yang dialami teman teman fasilitaor dalam melaksanakan program di desa," ujar Program Koordinator Plan, Yohanes Pedo Manuk di Hotel Palm Lewoleba, Kamis (20/2/2020).
Disebutkan, sejak 2017, pihaknya bersama fasilitator desa, menggumuli tema pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan pencegahan stunting bersama ibu-ibu bayi balita di desa dampingan Plan.
Dikatakan, hasil evaluasi ini akan menjadi basis informasi dalam perencanaan kegiatan pada tahun 2021 nanti. Hasil evaluasi ini pula akan diserahkan kepada Pemda melalu dinas P2KBP3A.
Sementara itu, Katarina Fransiska Bona Lejab, fasilitator BKB-HI, Desa Lewohung, Kecamatan Buyasuri, mengatakan, sebagai fasilitator program Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif (BKB-HI), pihaknya melaksanakan penyuluhan kegiatan dalam bentuk tatap muka. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu yang punya bayi balita.
"Kami diwajibkan menyelesaikan 13 pertemuan inti dan 1 pertemuan awal, jadi total 14 pertemuan, dalam satu atau dua tahun tergantung kesepakatan bersama ibu-ibu bayi balita," ujar Bidan, Fasilitator BKB-HI, Katarina Fransiska Bona Lejab.
Katarina mengaku di kelas, pada umumnya, membahas tema Pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan pencegahan stunting. Tempat kegiatan rolling di rumah-rumah.
Bidan, Fasilitator BKB-HI, Katarina Fransiska Bona Lejab menjelaskan, Kesulitan yang dihadapi di Desa Lewohung adalah geografis kampung yang curam. Selain itu, banyak ibu-ibu rata-rata bekerja sebagai petani dan sering menginap di Kebun yang jauh dari pemukiman.
Dikatakan guna menekan angka stunting di desanya, pihaknya mulai membangun pos Gizi guna memberikan makan empat bintang, selama 10 hari. Di Pos Gizi ini pula pihaknya dapat memantau perkembangan gizi anak.
Meski diakui, program ini menargetkan perubahan perilaku orang tua, namun di sisi lain program inipun mulai bisa menekan angka stunting.
"Di Desa Lewohung, ada 17 anak penderita stunting, namun 4 diantaranya sudah berhasil diselamatkan dari stunting. Kami terus mencoba membantu perkembangan asupan gizi anak di Pos Gizi. Tidak ada pemutusan selama 10 hari, selain itu kami juga memberikan PMT selama 90 hari," paparnya.
Dikatakan untuk menekan angka stunting, pihaknya memberikan makanan pokok, protein hewani dan nabati, kacang-kacangan (empat bintang).