Breaking News

News

Tim Gegana Polda NTT Deteksi Isi Bom Jenis Torpedo di Belu, Kompol Herman Bilang Akan Dihancurkan

Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Gegana Brimob Polda NTT, Senin (17/2), sekitar pukul 11.00 Wita, mengevakuasi bom jenis torpedo

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
EVAKUASI BOM -- Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dari Gegana Brimob Polda NTT saat mengevakuasi bom dari Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Senin (17/2/2020). 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Teni Jenahas

POS KUPANG, COM, ATAMBUA - Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Gegana Brimob Polda NTT, Senin (17/2), sekitar pukul 11.00 Wita, mengevakuasi bom jenis torpedo yang ditemukan di Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak-Belu, Jumat (14/2).

Bom tersebut akan dihancurkan atau didisposal di wilayah Kabupaten Belu. Saat ini, Tim Gegana masih mengidentifikasi bom tersebut sampai pada penghancuran bom atau disposal.

Kapolres Belu, AKBP Cliffry Steiny Lapian, SIK, melalui Wakapolres, Kompol Herman Bessie, saat dikonfirmasi, Senin (17/2), membenarkannya. Dikatakannya, bom tersebut sudah dievakuasi dari lokasi penyimpanan awal di Desa Jenilu.

Bom dengan daya ledak besar itu dievakuasi dari lokasi Desa Jenilu menuju Mako Brimob Atambua, wilayah Halikelen, sekitar 16 kilometer dari Kota Atambua ke arah Kupang.

Secara teknis, kata Kompol Herman, status bom tersebut masih dideteksi oleh tim jihandak dan membutuhkan beberapa hari lagi di Atambua untuk mengurai isinya.

Kompol Herman juga belum mendapat konfirmasi dari tim jihandak mengenai status bom, apakah masih aktif atau tidak. Biasanya, setelah dideteksi akan didisposal atau dihancurkan.

"Setelah diidentifikasi, biasanya didisposal atau dihancurkan. Lokasinya harus dicari yang paling aman, di jurang-jurang dan dalam. Tidak bisa di tempat rata karena ledakannya keras sekali," terang Kompol Herman.

Karena ledakannya keras, diakuinya, perlu koordinasi dengan pemerintah dan sosialisasi dengan masyarakat agar mengetahui jika ada ledakan, masyarakat tidak kaget.

"Koordinasi pasti dan sosialisasi dengan masyarakat. Tidak bisa langsung-langsung saja supaya kalau ada ledakan masyarakat tahu bahwa itu penghancuran bom," ujar Kompol Herman.

Kompol Herman berterima kasih kepada Tim Gegana yang sudah menangani masalah bom tersebut sehingga masyarakat di sekitar lokasi penyimpanan bom bisa merasa nyaman.

"Awal-awal masyarakat khawatir dan takut," tuturnya.
Tim Gegana Polda NTT tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 Wita dan langsung mendeteksi bom tersebut. Setelah dideteksi, Tim Gegana mengevakuasi bom menggunakan truk menuju Mako Brimob Atambua.

Bom dengan berat ratusan kilogram itu diangkat menggukan forklift ke atas mobil. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, mobil truk dipadati pasir yang diisi dalam karung.

Tujuannya untuk menjepit bom agar tidak bergerak dalam mobil. Diduga bom tersebut masih aktif.

Diberitakan sebelumnya, warga Dusun Fatukaduak, Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak-Belu, digegerkan dengan penemuan benda mirip bom jenis torpedo berukuran besar, Jumat (14/2), sekitar pukul 10.00 Wita. Penemu bom adalah Berta Sila (47) ketika ia sedang mencari kayu bakar di pesisir Pantai Atapupu.

Di lokasi temuan bom, ada pekerjaan pengerukan tanah sehingga bagian atas bom terlihat jelas, sedangkan bagian yang lain berada dalam tanah sekitar 5-6 meter. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved