Stefanus Dhaesoka : Alat Pelindung Diri di RSUD Johanes Masih Terbatas, Begini Penjelasannya

Spesifikasi yang dimaksudkannya yakni ruang isolasi airbone dengan ruangan tekanan negatif.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/VINSEN HULER
Wakil Direktur RSUD Johanes Kupang, dr. Stefanus Dhaesoka seusai diwawancarai POS KUPANG.COM, Selasa.( 28/1) di ruang kerjanya. 

Stefanus Dhaesoka : Alat Pelindung Diri di RSUD Johanes Masih Terbatas, Begini Penjelasannya

POS-KUPANG.COM| KUPANG-- Alat Pelindung Diri (APD) atau baju perlengkapan pengamanan bagi petugas di RSUD Johanes untuk mengantisipasi penyebaran Corona Virus memang sudah tersedia. Tetapi, dalam jumlah yang terbatas.

Hal ini ditulis oleh Wakil Direktur RSUD Johanes Kupang, dr. Sfefanus Dhaesoka melalui WhatsApp sebagaimana dikutip POS KUPANG.COM, Sabtu, ( 15/2) pukul 18.26 wita.

Dijelaskan Stefanus dalam tulisannya, kendala yang dihadapi RSUD Johanes saat ini adalah belum memiliki Ruang isolasi yang berstandart. Spesifikasi yang dimaksudkannya yakni ruang isolasi airbone dengan ruangan tekanan negatif.

Bagi Stefanus, untuk penyediaan ruang Isolasi khusus ini membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar sehingga tidak serta merta dalam satu dua hari RSUD Johanes bisa membuatnya. Akan tetapi, saat ini sudah dalam proses penyiapan

Lebih lanjut dijelaskan Stefanus dalam tulisannya, menyangkut kebutuhan tenaga, untuk sementara RSUD memiliki tenaga dokter ahli (dokter ahli Paru serta yang lainnya) dan perawat yang mempuyai pengalaman menangani kasus penyakit menular termasuk penularan melalui udara.

Akan tetapi, urai Stefanus, pihak RSUD Johanes saat ini belum mendapatkan pelatihan khusus yang diberikan oleh kementerian Kesehatan bagi para petugas di RSUD Johanes. Untuk sementara yang didapat oleh RSUD Johanes adalah Inhouse Training yang diselenggarakan PPI RSUD Johanes (Komite Program Pengendalian Infeksi) sebagai upaya pencegahan penularan pada saat menangani kasus infeksi Corona ini

Selain itu, RSUD Johanes, urai Stefanus, telah membentuk tim dan sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) serta organisasi profesi dalam rangka penanganan kasus Corona ini, dan secara kemampuan mereka siap untuk menangani kasus Corona.

Sejauh ini belum ada pasien yang dicurigai terinfeksi Corona Virus di RSUD Johanes. Sebaliknya, salah satu bentuk tindakan preventif sekaligus langkah antisipatif penyebaran Corona Virus yang dilakukan RSUD Johanes adalah penyediaan masker di UGD sebagai pintu masuk dan juga di Poli.

Menurut Stefanus, yang terpenting adalah keadaan untuk mematuhi etika batuk kepada setiap pengunjung rumah sakit: Dalam pengertian yang sakit batuk harus menggunakan masker atau menutup mulutnya dan tidak mengarahkan batuk ke orang lain saat batuk.

Psikiater Tangani Pasien Dengan Empati dan Bukan Simpati

Shinta Widari : Manusia Bukan Hanya Sakit Fisik Tetapi Pikiran Dan Perasaannya.

Dan  yang paling penting, tulis Stefanus, adalah selalu menjaga kebersihan termasuk mencuci tangan saat sudah kontak dengan orang atau benda di sekitar yang dicurigai membawa kuman.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Vinsen Huler).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved