Cerpen

Cerpen Berrye Tukan: Aku Benci Gerimis di Hari Kamis

Gerimis sepertinya mulai menghujam bumi, meski tak diawali dengan mendung. Awan tak begitu gelap namun hujan seolah turun begitu saja.

pos kupang
Aku Benci Gerimis di Hari Kamis 

Tesa memesan semangkuk bakso lalu kembali menghampiri Noel yang terlihat gugup, meski Tesa yang ditemuinya sekarang adalah Tesa yang pernah mengisi hatinya dulu semasa kuliah. Cerita-cerita mulai mengalir satu demi satu di antara mereka.

Kadang mereka tersenyum dan tertawa kecil mengingat semua cerita mereka waktu itu.
"Terus, anak kamu berapa sekarang, Tes?"
"Dua! Cewek semua! Tanpa bapaknya yang kamu tahu, sudah meninggal setahun kemarin, rasanya susah menjadi single parent.

Tapi, aku benci untuk memulai semua dari awal lagi kala ingin mencari calon suami lagi. Anyway, kamu sendiri sudah punya anak berapa?"

"Sudah tiga tahun menikah, kami belum punya anak."
"Oo, tetap semangat ya! Hehe..."

Kadis Ketahanan Pangan Sumba Barat, Imbau Warga Manfaatkan Lahan Tanam Umbi-Umbian

Hujan sudah berhenti, dan dua mangkuk bakso pun sudah habis, namun Noel dan Tesa masih betah di warung tenda bakso itu seolah tahun-tahun yang berlalu sejak perpisahan mereka telah menimbunkan banyak cerita yang harus dibagi di antara mereka.

Bertukaran nomor WA pun menjadi salah satu ritual dalam pertemuan tak disengaja itu. Noel pun sungguh menikmati gerimis di hari kamis itu meski sesaat yang lalu dibencinya setengah mati.

Kala hujan hendak benar-benar berhenti, sesosok perempuan gemuk pendek berkulit coklat tua masuk ke dalam warung tenda. Lena, salah satu teman karib Tina, istri Noel.

"Noel? Kamu di sini? Tina di mana?" Sapanya kala menatap Noel di dalam warung tenda itu.
"Eh Lena. Tina? Dia di rumah. Tadi kehujanan jadi singgah berteduh di sini," balas Noel.

Bintang ILC TV One Rocky Gerung Mesra dengan Politisi PSI Tsamara Amany, Singgung Bulan Madu

"Oo, iya memang, berteduh di sini memang nyaman, apalagi ada yang menemani," lirih Lena, sambil matanya mencuri pandang pada sosok Tesa di sebelah Noel.

"Oh ini Tesa, teman kuliah dulu. Baru juga ketemu di sini, jadi cerita-cerita seputar teman-teman dulu di sana," bela Noel.
Lena hanya mengerutkan keningnya, tanpa menanggapi jawaban Noel. Lena lalu beralih pada pemilik warung itu.

"Mas, bungkus ya baksonya. Satu! Pedaaaass! Bila perlu tambah aroma masa lalu begitu ya mas," pesan Lena pada pemilik warung itu, seolah ingin mengingatkan Noel tentang semua yang terjadi di bawah warung tenda di hari Kamis ini kala gerimis mulai berhenti.

***
Gerimis di hari Kamis di bawah warung tenda itu menjadi cerita manis dan juga sekaligus menjadi ancaman tersendiri bagi Noel sejak saat itu. Tesa yang semakin cantik, janda beranak dua, tubuh yang sintal, rambut hitam kekuningan, tinggal di kota yang sama, maka semua itu akan menjadi hal yang paling menggoda buatnya.

Namun, di antara semua itu, ada Lena, karib Tina yang memang selalu punya bahan cerita untuk digosipkan dengan Tina. Lena kapan saja bisa bercerita tentang pertemuan Noel dengan Tesa di warung tenda kala gerimis di hari Kamis itu. Dan, kala itu terjadi, maka habislah riwayat Noel!

Pilkada 2020 - Peluang Calon Perseorangan Selalu Ada

Sejak hari Kamis itu pula, Tina seolah berubah sikapnya. Dia menjadi lebih banyak diam dan hanya bicara seperlunya saja. Noel jadi bingung dibuatnya.

"Sayang, kamu jadi ke dokter kemarin?"
"Hmm, sudah! Pakai angkot!"
"Maaf ya, aku tak bisa mengantar. Hujannya deras sekali. Kamu tahu sendiri khan?"
"Ya. Hujanlah yang salah. Bukan kamu!"

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved