Breaking News

Begini Nasib 17 Mahasiswa Timor Leste yang Dikarantina di Selandia Baru,Usai dari Pusat Virus Corona

17 mahasiswa Timor Leste yang dievakuasi dari Wuhan China, kota asal virus corona akan dikarantina selama 14 hari di Selandia Baru.

Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Daily Mail
Jumlah korban virus corona terus bertambah, 14.548 orang positif terinfeksi virus corona, 304 orang tewas akibat virus corona dan 332 orang sembuh dari virus corona. 

Dia katakan, pihaknya memang hanya diperintah untuk menyediakan tempat karantika. Sementara fasilitas penting untuk karantina dan dokter, semuanya disiapkan oleh Dinas Kesehatan provinsi NTT. Jadi ada tim dari Dinas Kesehatan, kita hanya sediakan tempat," jelasnya.

Ruang Karantina di Rumah Sakit Jiwa Naimata, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (6/2/2020).
Ruang Karantina di Rumah Sakit Jiwa Naimata, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (6/2/2020). (POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI.)

Warga Sekitar Rumah Sakit Jiwa Naimata Tolak Karantina

Warga yang bertempat tinggal di sekitar rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata Kupang mulai resah dan menyatakan menolak jika karantina 17 mahasiswa Timor Leste tersebut dikarantina di RSJ. Naimata. Mereka merupakan warga RT 08, 09 dan 34 Kelurahan Liliba.

Sejumlah warga yang disambangi POS-KUPANG.COM di rumah mereka masing-masing mengaku sudah banyak membaca dan menonton berita tentang Corono dan mereka mengaku takut dengan virus yang melunar lewat udara tersebut.

Mereka juga sudah mendengar informasi bahwa ada 17 mahasiswa asal Negara Timor Leste dari China yang akan dikarantia di RSJ. Naimata. "Wah saya harap rencana itu dibatalkan," ungkap Daud, warga yang tinggal depan RSJ. Naimata.

Daud katakan, selama ini saja mereka takut dengan keberadaan orang gangguan jiwa di RSJ. Naimata, karena ada yang keluar dan bermain di sekitar permukiman warga.

"Apalagi dengan informasi soal karantina ini karena Corono, kami sudah nonton dan baca berita soal Corona. Terus terang kalau sampai jadi karantina di sini, kami akan cemas dan gelisah," ungkapnya.

Hesti Eoh juga kwatir. Menurutnya, berdasarkan berita yang ia nonton, di Bali Pemerintah setempat menolak menerima 17 mahasiswa tersebut.

"Nah kita NTT mau terima, waduh tolong pemerintah pikir lagi. Kasihan kami di sini anak-anak kami tiap hari biasa main di sekitar Rumah Sakit ini, kami tidak mau, resikonya besar," ungkapnya.

Felix mengeluhkan, rumah sakit berada di ketinggian, sementara permukiman warga berada lebih rendah. Menurutnya hal itu akan memudahkan penyebaran virus. "Yah memang belum tau pasti apakah mereka positif Corona atau tidak tapi antisipasi kan perlu dan kami tidak terima kalau karantina di sini," tegasnya.

Sejumlah warga lainnya menuturkan hal senada. Mereka mengaku sudah berkumpul antar warga dan berencana menyampaikan ke pihak RT agar menolak karantina di RSJ. Naimata.

"Yah saat ini kami dengar informasi melalui media, mau karantina di sini, tapi kalau info dari RT atau lurah Liliba belum ada, kalau benar, kami akan tolak," ungkapnya.

Lurah Liliba, Viktor Makoni dihubungi POS-KUPANG.COM, mengaku dirinya hanya mendengar informasi mengenai karantina 17 mahasiswa Timor Leste dari Wuhan China, di RSJ. Naimata melalui media.

"Saya tidak dapat informasi resmi dari pemerintah atau Dinas Kesehatan. Kalau di media memang saya baca ada informasi itu. Kami pihak kelurahan tentunya menunggu informasi resmi, baru selanjutnya tindakan apa yang harus dibuat," jelasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Ke Selandia Baru

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved