Tokoh NTT Firmus Wangge Itu Telah Pergi

Salah satu tokoh yang juga sesepuh Golkar NTT Firmus Wora Wangge yang akrab dipanggil Firmus Wangge telah pergi untuk selama-lamanya

Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Istri almarhum Firmus Wora Wangge, Rambu Mina Anabuni (kedua dari kanan) dan Drs. Umbu Saga Anakaka (paling kiri) di rumah duka Jalan Flores No. 4 Oeba, Kota Kupang, Jumat (7/2/2020) 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) kini sedang berduka. Salah satu tokoh yang juga sesepuh Golkar NTT Firmus Wora Wangge yang akrab dipanggil Firmus Wangge telah pergi untuk selama-lamanya.

Pria kelahiran Boafeo-Ende, Flores, 1 Juni 1943 ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Siloam Kupang, Kamis, 6 Februari 2020 pukul 18.50 Wita.

Firmus Wangge meninggalkan seorang istri Rambu Mina Anabuni dan dua orang anak, Yohanes Baptista Wora Wangge dan Christian Wangge, serta seorang menantu Elisabeth Nggara Djoka.

Antisipasi Gagal Tanam, Kadis Pertanian Sumba Barat Perintahkan PPL Data Seluruh Lahan Petani

Beberapa anggota keluarga almarhum Firmus Wangge, Umbu Saga Anakaka, Raymundus Lema, dan Hendrik Rani, dan anaknya kepada Pos Kupang di rumah duka, Jalan Flores No. 4 Oeba, Kota Kupang, Jumat (7/2/2020), menceritakan, belakangan ini almarhum mengidap penyakit diabetes. Sejak Januari 2020, almarhum mulai sering keluar masuk rumah sakit.

Firmus Wora Wangge
Firmus Wora Wangge (DOK KELUARGA)

Memasuki bulan Februari, karena gulanya naik turun, pihak keluarga memutuskan membawa almarhum untuk diopname di Rumah Sakit (RS) Siloam Kupang. Namun setelah diperiksa dokter di RS Siloam barulah diketahui bahwa ada pembengkakan pada jantung dan inveksi paru-paru mengakibatkan almarhum sulit bernafas.

Ini Masukan DPRD NTT Terkait Pengembangan Bandara Komodo

Menurut Hendrik Rani dan Umbu Saga, setelah beberapa hari melakukan perawatan di RS Siloam Kupang kondisi kesehatan almarhum menunjukkan perkembangan positif. "Bahkan satu malam sebelum meninggal, keluarga optimistis karena ada perkembangan positif setelah ditangani dokter," kata Hendrik.

Namun kenyataan justru lain. Pada siang hari menjelang menghembuskan nafasnya, kondisi kesehatan almarhum kembali memburuk, dan terus berlanjut hingga menghembuskan nafasnya pukul 18.50 Wita. "Kesan keluarga ada keinginan kuat dari almarhum untuk survive," kata Hendrik.

Kiprah Firmus Wangge selama hidupnya tergolong banyak. Namun tidak bisa disebutkan satu persatu. Selain pertimbangan ruang, juga karena aspek lain yang memang tidak bisa diungkapkan secara gamblang disini.

Di bidang politik, Firmus Wangge adalah pendiri Golkar NTT pada awal tahun 1970- an. Firmus yang saat itu sedang menghadapi suatu tugas penting di Papua dikirim khusus oleh Ali Murtopo ke NTT untuk merintis pendirian Golkar di NTT.

Tak hanya mendirikan Golkar di NTT. Saat sudah berada di Provinsi NTT, Firmus juga memiliki peran besar dalam panggung perpolitikan di NTT, terutama dalam menentukan pimpinan (gubernur) di Provinsi NTT hingga masa Gubernur Hendrik Fernandez. Pada saat itu, Firmus bisa disebut sebagai master mind tokoh politik di NTT.

Barulah setelah masa jabatan Gubernur Hendrik Fernandez berakhir, alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya itu 'pensiun' secara fisik dari panggung perpolitikan di NTT. Ia lebih banyak memilih tinggal di Surabaya. Sejak saat itu juga ia sering pulang-pergi Kupang-Surabaya.

Walaupun tidak terlibat secara fisik, namun gagasan-gasannya tetap 'hidup' hingga menjelang ajalnya menjemput.

Selain sebagai pendiri Golkar NTT, Firmus sebenarnya adalah seorang tokoh perintis pengusaha NTT, dan kontraktor. Sebagai pengusaha, Firmus adalah penggagas pembangunan Semen Osin di Kelurahan Nitneo Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Firmus juga dipercayakan mengelola usaha agro industri cendana dan membangun Hotel Sasando Kupang.

Sebagai kontraktor, Firmus dipercayakan mengerjakan jalan dan jembatan di NTT sejak masa Gubernur El Tari, Ben Mboi, hingga Gubernur Hendrik Fernandez.
Tak hanya itu, Firmus yang menamatkan SD dan SMP di Wolowaru, dan SMA Syuradikara, Ende juga sebagai pendiri Kadin NTT, hingga menjabat sebagai Ketua Kadin NTT selama dua periode.

Kini, sesepuh dan politisi senior Partai Golkar NTT, Firmus Wangge itu telah tiada. Ia sudah pergi untuk selama-lamanya. Jazadnya sudah terbujur kaku di rumah duka Jalan Flores No. 4 Oeba Kupang.

Menurut rencana, almarhum akan dimakamkan TPU Kasih Liliba Kota Kupang, Minggu (9/2/2020). Acara pemakaman diawali misa penguburan di Gereka Katedral Kristus Raja Kupang, yang dipimpin Yang Mulia Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr, pukul 11.00 Wita. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kanis Jehola)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved