Virus Corona Merebak, 7 Mahasiswa Terisolir, 1 TKW Asal NTT Dilarikan ke Ruang Isolasi RS Sidoarjo
Virus Corona Merebak, Tujuh Mahasiswa Sulsel Terisolir, Satu TKW Asal NTT Dilarikan ke Ruang Isolasi RS Sidoarjo
* virus corona Merebak, Tujuh Mahasiswa Sulsel Terisolir, Satu TKW Asal NTT Dilarikan ke Ruang Isolasi RS Sidoarjo
POS-KUPANG.COM - Kecemasan menyelimuti Nur Adibah Putri Rahman yang menempuh pendidikan di Kota Xiangxiang, Provinsi Henan, China.
Ya virus corona mulai merebak ke kota tempatnya menimbah ilmu sejak satu Minggu belakangan ini.
Alumnus SMA Negeri 2 Tinggimoncong ini terpaksa mengurung diri di asrama kampus selama satu Minggu belakangan ini.
Total ada tujuh mahasiswa asal Sulawesi Selatan yang hidup terisolir demi menghindari virus corona yang merebak di China.
Mereka tinggal menetap di asrama kampus.
Nur Adibah mengatakan, sudah sepekan virus corona merebak di Kota Xiangxiang.
• Aku Mencintaimu! Suami Menangis Lepas Istri ke Wuhan, Jadi Perawat Relawan Virus Corona
• Terungkap, Dari Mana Asal Virus Corona Hingga Berkembang Menjadi Wabah Mematikan, Info
Sejak saat itu, pihak kampus mengeluarkan larangan kepada mahasiswa agar tidak keluar dari kampus. Hal itu dilakukan demi menghindari virus corona.
" virus corona merebak sampai ke sini sejak Minggu lalu," katanya saat dihubungi Tribun, Kamis (30/1/2020).
"Setelah itu pihak kampus betul-betul melarang kita untuk keluar dari kampus. Baik jalan-jalan maupun belanja," sambungnya.
Nur Adibah Putri Rahman, alumnus SMAN 2 Tinggimoncong yang menempuh pendidikan kedokteran di Kota Xiangxiang, Provinsi Henan, China. (Foto Instagram Nur Adibah Putri)
Nur Adibah mengungkapkan, sudah ada 150 warga yang terinfeksi virus corona di Provinsi Heran.
Sedang di Kota Xinxiang, terhitung 4 orang yang sudah terjangkit.
Oleh karena itu, ia dan teman-temannya memutuskan tidak lagi keluar asrama kampus.
Pihak universitas juga telah mewajibkan Adibah dan mahasiswa lain untuk menggunakan masker.
Meski demikian, dia menegaskan jika kondisi mahasiswa Sulsel di Xiangxiang dalam kondisi sehat.
Hal ini lanjutnya, perlu disampaikan untuk menghilangkan kekhawatiran terutama keluarga yang ada di Sulsel.
"Orang tua pasti kaget dan khawatir kak, tapi dari sini kami tenangkan kalau kami baik-baik saja," katanya.
Nur Adibah sendiri sudah setahun menimba ilmu di Xiangxiang. Dia adalah mahasiswa Fakuktas Kedokteran.
Beruntung, kata Nur Adibah, market (toko makanan) terletak bersebelahan dengan asrama international student yang ditinggalinya.
Sehingga mahasiswa yang bermukim di asrama tersebut sampai saat ini belum mengalami kesulitan dalam pengadaan makanan untuk dikonsumsi sehari-hari.
"Alhamdulillah, Jadi mudah kak. Ada jadwal perminggu dus kali market disini dibuka," katanya.
Dia menuturkan, untuk keperluan makan, mahasiswa biasanya masak sendiri di asrama.
Karena itu, jika market telah dibuka, para mahasiswa akan membeli perlengkapan untuk keperluan masak seminggu.
Beruntung meski jauh dari orang tua dan keluarga, namun pihak dari KBRI terus memantau kondisi mahasiswa asal Indonesia yang ada di Henan.
"Sudah ada kak, dari KBRI langsung yang hubungi kakak tingkatan di zhengzhou untuk mendata mahasiswa-mahasiwa di provinsi Henan," terangnya.
Pihak KBRI lanjutnya meminta para mahasiswa tetap menjaga kesehatan, jangan panik, dan terus jalin komunikasi dengan pihak KBRI apabila ada masalah.
"Pesan mereka juga jangan menyebar-nyebarkan kan info-info yang tidak benar ke media-media," tandasnya.
TKW Asal NTT Diamankan di Ruang Isolasi RSUD Sidoarjo
TKW asal NTT berinisial M, yang baru pulang dari Hongkong menangis saat dirawat di ruang isolasi RSUD Sidoarjo, Senin (27/1/2020).
TKW berusia 21 tahun ini dirawat karena diduga terjangkit virus corona usai pulang dari Hongkong.
Hal ini diketahui setelah tim dokter RSUD Sidoarjo memantau kondisinya, Selasa (28/1/2020).
Petugas melakukan pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) saat penumpang pesawat tiba di terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Rabu (22/1). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya wilayah kerja bandara Juanda meningkatkan kewaspadaan dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) untuk mengantisipasi masuknya virus corona yang berasal dari negara China ke wilayah Indonesia.
Menurut Direktur Utama RSUD Sidoarjo dokter Atok Irawan, kondisi pasien tersebut sudah stabil dan lebih baik dari hari sebelumnya.
Tapi dia masih perlu menjalani perawatan dan pemeriksaan lanjutan.
"Kondisi panas tubuhnya juga menurun. Batuknya juga. Tapi dia tadi sempat menangis. Mungkin kangen dengan keluarga. Apalagi posisi di dalam ruang isolasi, sendirian," kata Atok.
Tiba langsung dirujuk ke rumah sakit
Ruang isolasi penanganan pasien terduga corona di RSUD Sidoarjo, Selasa (28/1/2020). (surya.co.id/m taufik)
M tiba di Bandara Juanda, Senin (27/1/2020) pagi sekira pukul 09.00 WIB.
Saat tiba di Bandara, perempuan asal NTT itu suhu badannya mencapai 37 derajat celcius.
Dia datang dijemput PJTKI asal Pasuruan.
Dan sesampai di kantor PJTKI di Pasuruan, TKW tersebut mengeluh sakit.
Saat dicek,suhu badannya naik menjadi 38 derajat Celcius.
Akhirnya TKW tersebut dibawa ke RSUD Sidoarjo.
Di rumah sakit milik Pemkab Sidoarjo tersebut dia langsung menjalani perawatan intensif di ruang isolasi karena diduga terjangkit Virus Corona.
Menurut Direktur Utama RSUD Sidoarjo dokter Atok Irawan, kondisi perempuan 21 tahun yang baru pulang dari Hongkong itu sudah berangsur membaik.
"Kemarin suhu badannya sempat mencapai 38,8. Kemudian pas di IGD turun jadi 37,6. Dan Senin malam sempat naik lagi sampai 38," ungkap Totok.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan perawatan intensif, Selasa pagi suhu badannya menurun jadi 36,5.
"Diberi antibiotik dan dilakukan sejumlah penanganan. Kondisinya sudah membaik. Suhu tubuhnya menurun, Sudah tidak sesak napas, dan batuknya juga berkurang," kata dia.
Namun pasien itu masih berada di ruang isolasi untuk menjalani perawatan. Setiap hari dilakukan serial foto untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
"Juga akan diambil sampel untuk uji laboratorium oleh tim dari provinsi. Apakah positif terkena virus corona atau tidak. Hasilnya diperkirakan baru diketahui secara pasti, dua hari kedepan," ungkap Totok.
Sejak ditangani di RSUD Sidoarjo, pasien tersebut juga sudah menjalani serangkaian pemeriksaan. Termasuk pemeriksaan dadanya.
Sejauh ini disebut hasilnya negatif. Namun tim dokter tidak berani gegabah. Mereka tetap waspada dan terus melakukan penanganan intensif karena ada kemungkinan pasien itu terpapar.
Pengakuan pasien pertama yang sembuh
Pasien terinfeksi virus corona bisa sembuh setelah mengalami masa kritis.
Hal ini dibuktikan seorang pria berusia 23 tahun dari keluarga Huang,
Huang awalnya pergi ke rumah sakit karena sakit kepala, pusing, dan kondisi badan yang lemah.
Saat diperiksa pihak rumah sakit, tubuh pasien itu ditemukan infeksi virus corona dengan gejala yang menyerupai flu.
"Saya pulih tercepat karena saya masih muda. Saya baru berusia 23," kata pria yang tidak diketahui namanya itu (panggil Huang) dalam sebuah wawancara, dilansir Daily Mail.
Menurut Huang, kesembuhannya tersebut dapat berlangsung cepat karena usianya yang masih muda dan mendapat perawatan cermat baik dari saudara perempuannya dan juga dokter.
Diketahui, ia seorang pekerja di Stasiun Kereta Hankou dan tinggal di kota Wuhan di mana tempat virus corona mematikan itu berasal.
Tempat ia bekerja tersebut berada di pusat transportasi yang terletak satu kilometer (0,6 mil) bagian barat dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Padahal dikabarkan Pasar Grosir Huanan tersebut merupakan tempat yang dianggap sumber dari berkembang biaknya virus corona yang mengancam jiwa.
Huang menjelaskan, pertama kali merasakan gejala sakit sejak 24 Desember 2019, hingga akhirnya kondisinya memburuk pada hari berikutnya.
Ia pun menceritakan awal dirinya divonis dokter terkena infeksi virus corona.
"Saya menderita demam berulang kali sejak 28 Desember dan 2 Januari dan dirawat di karantina," kata Huang.
Ia sempat berpikir bahwa penyakit yang dideritanya saat itu hanyalah flu biasa.
Maka pada saat itu ia sempat mengambil cuti sakit dari tempat kerja untuk melakukan periksa menuju rumah sakit terdekat.
Huang mengaku dokter memberinya suntikan Penicilin G dan beberapa resep obat untuk diminum.
Tetapi setelah mengonsumsi obat dari dokter selama tiga hari, kondisinya pun tetap tidak kunjung membaik.
Huang, pria yang sembuh dari infeksi virus corona (Daily Mail)
Di sisi lain, ia sempat kembali masuk kerja karena khawatir libur cutinya terlalu panjang.
Hingga akhirnya ia kembali demam saat berada di bus menuju stasiun kereta.
Akhirnya Huang kembali kontrol ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ternyata hasil lab dan tes menunjukkan pembacaan abnormal terhadap fungsi hatinya.
Atas kondisinya yang tidak baik tersebut ia mengaku mengalami kritis.
Pada 1 Januari 2020, Huang diduga menderita pneumonia di Rumah Sakit Union, kota Wuhan, Cina.
Lalu, ia dirujuk ke Rumah Sakit Jinyintan, di mana tempat sebagian besar pasien virus corona dirawat dan dikarantina.
"Para petugas medis tidak memaparkan satu inci pun kulit dan terbungkus rapat," tambahnya ketika menggambarkan situasi di dalam bangsalnya.
Lebih lanjut, petugas rumah sakit atau perawat medis berperilaku ramah, berdedikasi, dan pekerja keras.
Saat ia sakit, ia mengaku susah menggerakkan tubuhnya dan harus menghirup oksigen terus-menerus. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul UPDATE Kondisi TKW yang Diduga Terjangkit Virus Corona di RSUD Sidoarjo, Menangis di Ruang Isolasi, https://surabaya.tribunnews.com/2020/01/28/update-kondisi-tkw-yang-diduga-terjangkit-virus-corona-di-rsud-sidoarjo-menangis-di-ruang-isolasi?page=all.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul BREAKING NEWS: Virus Corona Merebak, Tujuh Mahasiswa Sulsel Terisolir di Xiangxiang China, https://makassar.tribunnews.com/2020/01/30/breaking-news-virus-corona-merebak-tujuh-mahasiswa-sulsel-terisolir-di-xiangxiang-china?page=all.