Opini Pos Kupang
Tanam-Siram-Tumbuh-Panen (Kajian dari sisi Filsafat Pembangunan)
Baca Opini Pos Kupang: tanam-siram-tumbuh-Panen (Kajian dari sisi Filsafat Pembangunan)
Penulis sendiri mengadakan pengamatan khusus tentang pengelolaan air di beberapa Negara: di Belanda dan Jerman tahun 1986, Italia tahun 1995, 2016, 2019, di Singapura tahun 2011, di New Zealand tahun 2019 dan Muang Thai tahun 2019.
Hasil pengamatan ini ialah masyarakat dan pemerintah negara-negara tersebut sangat memperhatikan ketersediaan air untuk manusia, perkebunan, peternakan dengan cara mengelola sumber-sumber air yang tersedia di wilayah mereka. Ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan oleh mereka secara sangat maksimal untuk mendaya-gunakan air secara bertanggung-jawab.
Bendungan dan waduk kecil besar mereka adakan. Sungai-sungai dan danau-danau dijaga dan dimanfaatkan airnya secara maksimal. Mereka memakai segala macam teknologi untuk menampung, membersihkan dan mengalirkan air ke mana-mana, ke kebun, ke peternakan, ke pemukiman, ke pabrik-pabrik, ke tempat-tempat wisata.
Dari tempat yang tinggi mereka alirkan ke dataran rendah (sistim gravitasi), dari tempat yang rendah mereka pompa ke tempat yang lebih tinggi (sistim elektrisasi). Air diatur sesuka hati mereka. Penyiraman dibuat dengan sistim pengaliran melalui pipa-pipa atau kincir-kincir kecil-besar.
Bidang lahan untuk pertanian dan peternakan diairi secara berkala. Padang-padang dan perkebunan mereka hijau penuh dengan tanaman.
Kita di NTT juga bisa simpan air. Ada istilah tanam air, tahan air, tangkap air, tampung air. Rupa-rupa. Air hujan ditahan dengan berbagai cara. Kita alirkan air jangan hanya pikirkan alirkan dari atas ke bawah (gravitasi). Pikirkan juga alirkan ke atas baru ke bawah (elektrisasi). Kita manfaatkan air secara hemat.
Jangan biarkan air mengalir percuma. Di kota-kota, buat bak-bak lalu dialirkan ke tanaman. Mobil-mobil tangki air diadakan atau disewa untuk mengisi bak-bak itu. Baru diatur penyiraman pada waktunya.
Kita atur dengan jelas dan tegas pemakaian air untuk pertanian, peternakan dan manusia. Tirulah orang Israel mengatur air. Air yang ke luar dari kamar mandi, sudah menjadi milik umum yang dikuasai oleh Pemerintah untuk ditampung lagi dan didaur ulang menjadi air bersih lalu digunakan lagi.
Tidak ada setetes air pun yang terbuang percumat. Kita siap anggaran secukupnya untuk pengadaan air. Bak air, pipa-pipa, mobil pengangkut air, tenaga pengelola dibiayai dengan dana secukupnya. Hemat dana, susah air. Mau mati atau hidup?
Sumber-sumber air dijaga dengan ketat. Hutan-hutan dipelihara. Reboisasi adalah keharusan. Tanam pohon itu tanam air. Bak-bak umum diadakan dan dipelihara dengan baik. Jaringan pipa dijaga. Kerusakan bak atau jaringan segera diperbaiki.
Air itu berkat Tuhan. Kita manusia diberi Nafsu, Nalar, Naluri, dan Nurani untuk TANAM dan SIRAM tanaman supaya TUMBUH dan PANEN hasilnya. Empat mata rantai ini tidak boleh terputus.
Hilangkan kebiasaan suka tanam malas dan lalai siram. Tanam-siram-tumbuh-panen, rangkaian kata yang terdiri dari empat kata. Jangan pernah hilangkan salah satu pun dari empat kata ini. Hasil akhir ialah panen. Tidak mungkin tumbuh tanpa tanam. Lalu siram, baru panen. Jangan biarkan tanaman tumbuh merana. Mari kita mimpi, bicara dan buat empat kegiatan ini secara sadar: tanam-siram-tumbuh-panen. Inilah filsafat hidup untuk bertahan hidup.(*)