Breaking News

Pendidikan

Murid Kurubhoko Ikut Kegiatan Ekoliterasi, Apa Saja Yang Dilakukan, Kepoin Yuk

Murid Sekolah Dasar ( SD) Inpres Kurubhoko mengikuti ekoliterasi dengan menanam pohon di lahan contoh Resort Peternakan.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Apolonia Matilde
Gordi Donofan
Sejumlah siswa menanam Taramba 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donovan

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Murid Sekolah Dasar ( SD) Inpres Kurubhoko mengikuti ekoliterasi dengan menanam pohon di lahan contoh Resort Peternakan, Kecematan Wolonmeze, Kabupaten Ngada.

Kegiatan tersebut sebagai upaya memperkenalkan ekoliterasi kepada siswa. Selain itu, meningkatkan pemahaman dan kepedulian seorang siswa terhadap lingkungan.

Murid SDI Kurubhoko didampingi gurunya Damian Ly, siswa SDK Tanawolo didampingi Kepala Sekolah, Yakobus Lingge, dan guru lainnya, Petronela Meo, dan Ibu Lusia, siswa SMP Satap Kurubhoko didampingi gurunya, Adrian Kota.

INGAT! Sehari Lagi WhatsApp Tak Bisa Dipakai di Ponsel Android dan iOS Ini, Apakah HP Kamu Termasuk?

Setelah mendapat arahan dan petunjuk teknis, para siswa membawa masing-masing satu koker anakan taramba (sejenis lamtoro, Red) untuk pakan ternak.

Semua siswa menuju patok-patok yang sudah disiapkan disertai lubang tanam dan serentak melepaskan polibek dan mulai memasukan anakan taramba.

Para siswa tampak antusias dalam aksi menanam pakan. Setelah selesai menanam di patok yang satu, mereka langsung bergegas ke patok selanjutnya yang sudah disertai anakan taramba siap tanam.

Pria Manado Ini Beri Amplop Kosong di Pesta Pernikahan Temannya, Tulis Pesan Menohok untuk Pengantin

Hanya dalam waktu 30 menit, sebanyak 440 anakan taramba berhasil ditanam semua di atas lahan sekitar 30 are.

Ketua Yayasan Puge Figo (YPG), Emanuel Djomba, mengatakan, pihaknya melibatkan siswa sekolah bersinergis dalam kegiatan tersebut.

Karena, kata Djomba, selama ini sudah secara rutin mengambil bagian dalam program ekoliterasi, bahkan dua SD di Kurubhoko sudah dijadikan sekolah contoh berbasis ekologi bekerja sama dengan YPF yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup.

Jelang Pilkada Langsung 2020, Kajati NTT Pathor Rahman Wanti Wanti Kajari Sembilan Kabupaten

Kegiatan itu, kata Emanuel, sebagai langkah taktis untuk menumbuhkan kesadaran ekologi kepada siswa, bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan.

"Nilai cinta lingkungan yang mau kita tanamkan kepada generasi muda di tengah krisis ekologi yang semakin serius dan mengancam kehidupan generasi mendatang," jelas Emanuel.

Menurut Emanuel yang juga pegiat literasi dari Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada tersebut, penanaman pakan ternak juga memiliki manfaat ekologi, untuk kesuburan tanah dan mudah menyerap air dan manfaat lainnya.

Dikatakannya, dengan tersedianya pakan membuka mata generasi muda akan masalah ternak yang mengganggu lingkungan juga lingkungan sosial.

Ustaz Kondang ini Beri Sindiran Menohok untuk Syahrini, Sebut Istri Reino Barack Pamer Cincin

Keterlibatan siswa,katanya, juga sebagai bagian dari pendidikan ekologi (ekoliterasi) yang selama ini diemban oleh YPF.

"Karena itu bersamaan dengan penanaman pakan ternak di Dinas Peternakan, YPF besinergis melalui programnya yakni reboisasi berbasis pakan ternak," ujar Emanuel.

Emanuel mengatakan, pendidikan ekologi merupakan salah satu misi YPF, sedangkan reboisasi berbasis pakan ternak merupakan salah satu kegiatan yang mendukung misi konservasi atau reboisasi di yayasan itu.

Heboh Virus Corona, Mbah Mijan Beberkan Penerawangannya, Sebut Soal Kutukan Nyi Blorong dan Natuna

Tidak Boleh Bakar Hutan
Kadis Peternakan Ngada, Nensi Killa, yang hadir pada kesempatan tersebut mengajak murid untuk menjaga lingkungan. Misalnya dengan menanam pohon yang banyak.

Karena, kata Nensi, di rumah semua pasti mempunyai ternak. Sehingga perlu menyiapkan pakannya agar tidak kesulitan terutama memasuki musim kemarau panjang.

Nensi mengingatkan anak-anak agar tidak membakar hutan di musim kemarau, karena sangat merugikan dan merusak ekologi.

Menurut Nensi, pohon dan rumput akan musnah sehingga tidak memberi manfaat bagi manusia.

Kepala SDK Tanawolo, Yakobus Lingge, memberi apresiasi kepada Dinas Peternakan dan YPF yang melibatkan sekolah dalam kegiatan tersebut.

Lantik Wakajati NTT dan Lima Kajari, Kajati Pathor Tekankan Tujuh Hal Penting

Menurut Yakobus, melalui kegiatan di luar ruangan kelas, anak belajar langsung pada masalah di lingkungan luar sekolah.

Selain itu, katanya, juga membentuk penananam nilai bagi anak dalam mencintai lingkungan.

Sementara guru pendamping SDI Kurubhoko, Damian Ly, memberi apresiasi positif terhadap kegiatan ekoliterasi.

Nyesal Ceraikan Maia Estianty, Ahmad Dhani Sebut Istri Irwan Mussry Tak Tergantikan, Mulan Jameela?

Siswa, katanya, belajar di dunia nyata terkait manfaat ekologi yang melibatkan berbagai elemen.

"Para siswa sadar berekologi sejak dini. Kalau generasi sekarang ditandai dengan sikap tidak cinta atau ramah lingkungan, dengan ekoliterasi diharapkan generasi muda lebih melek atau ramah ekologi dan memberi harapan baru akan kehidupan di masa depan," ujar Damian. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved