Cerita Pasien DBD di Puskesmas Magepanda, Tak Ada Tempat Tidur Balita Digendong

menderita demam berdarah dengue (DBD) dirawat di lorong ruang Mawar RSUD dr.TC.Hillers Maumere, Pulau Flores.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGENIUS MO'A
Pasien menempati esktra bed, Rabu (29/1/2020) di lorong Ruang Mawar RSUD dr.TC.Hillers Maumere, Pulau Flores 

Cerita Pasien DBD di  Puskesmas Magepanda,   Tak Ada  Tempat  Tidur,  Balita  Digendong

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Rabu (29/1/2020) siang, Anastasia   Shinta menjaga anaknya   Kartini   Tau (34)  menderita  demam berdarah  dengue   (DBD) dirawat  di  lorong ruang Mawar  RSUD   dr.TC.Hillers Maumere, Pulau  Flores.

Kartini  Tau dirujuk  dari  Puskesmas Magepanda,  31 Km arah  utara  Kota Maumere, Pulau  Flores,  Selasa  (28/1/2020) malam  setelah panas  hari   kelima yang tak  kunjung  redah.

Ruang  perawatan  Mawar yang penuh pasien, sehingga    menempati   tempat tidur di  lorong tak  dipermasalahkan  Anatasia. Ia hanya   berharap anaknya  segera pulih dari  penyakit DBD.

“Yang  penting  anak saya bisa dirawat  lebih  baik di  RSUD yang lebih besar dengan  fasilitas  yang lebih baik, sehingga  lekas mengalami kesembuhan,”  ujar Anastasia.

Ia  bercerita, serangan  DBD  di  Kecamatan Magepanda menakutkan warga.  DBD  tak  kenal batasan usia, balita, anak-anak hingga  kaum  dewasa. Semua  ruangan perawatan  sampai  di lorong Puskesmas itu,  terisi pasien DBD.

Pasien   anak-anakan dan  Balita yang tak  memperoleh  tempat tidur berada dalam  gendongan orangtua dengan  jarum infus  tertancap.  Bila kondisi  mereka  belum  kunjung membaik aka  dirujuk  ke RSUD Maumere  mendapat perawatan lebih  lanjut.

Semakin  banyak  warga  terserang  DBD menakutkan  Anastasia dan  warga yang lain.  Semua  kampung di Magepanda,  kata Anatasia  sudah terjangkit DBD.

Khawatir Virus Corona, 6 Warga China dan 2 WNI Ditahan Setelah Coba Masuk Perairan Australia

TNK Galakan Kelimutu Bebas Sampah

“Dalam satu rumah, kadang  sampai tiga  orang  yang  terkena DBD.  Tidak  tahu  kali ini  DBD  begitu  banyak di  Magepanda. Padahal di sana, kebanyakan sumur  bor. Saya  tidak  tahu  apa sebabnya,” ujar Anastasia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Euginius  Mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved