Virus Corona
Warga Australia Minta Pemerintahan Scott Morrison Bantu Angkut Warganya yang Terjebak di Kota Wuhan
Serangan virus corona yang berawal di kota Wuhan China telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Warga Australia Minta Pemerintahan Scott Morrison Bantu Angkut Warganya yang Terjebak di Kota Wuhan
POS-KUPANG.COM - Serangan virus corona yang berawal di kota Wuhan China telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Selain khawatir akan kondisi warganya yang berada di Wuhan, virus corona memang terbukti sudah menyebar ke berbagai negara, termasuk Australia.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan staf-nya sedang bekerja sama dengan pihak berwenang China agar bisa mengeluarkan warga Australia dari Wuhan, kota di China yang menjadi tempat mewabahnya virus corona yang mematikan.
Dilaporkan ada lebih dari 1.900 orang yang terinfeksi penyakit ini dan provinsi Hubei mengkonfirmasi 326 kasus baru pada hari Minggu (26/01). Menurut laporan terbaru Senin (27/1/2020) ada 2.545 orang sudah terjangkit virus corona.
ABC telah mengonfirmasi setidaknya ada 100 anak-anak berkewarganegaraan Australia yang saat ini terjebak di provinsi itu.
Di antara anak-anak tersebut berusia enam bulan hingga 16 tahun yang sedang berada di Wuhan untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan keluarganya.
Larangan bepergian keluar dan masuk ke kawasan tersebut telah diberlakukan, setelah jumlah kematian akibat virus corona terus meningkat di atas 50 orang.
Menurut laporan Senin (27/1/2020), ada 80 orang warga dinyatakan tewas terserang virus corona. Salah satu adalah seorang dokter yang tewas karena terpapar virus corona saat menangani para pasien.
Chen Chen, yang istrinya Cherry Xiao sedang hamil 34 minggu, mengatakan kepada ABC jika istrinya sangat khawatir dengan larangan bepergian di Wuhan, apalagi diperkirakan ia akan melahirkan bulan Mei mendatang.
"Saya sangat khawatir dengan anak dan istri saya, kami melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit Tongji, di mana beberapa perempuan hamil lainnya diketahui terjangkit virus corona," ujar Chen.
"Keluarga kami tak tahu apa lagi yang harus dilakukan di sini sekarang dan kami terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan istri saya selanjutnya," ujarnya.
"Ketika batas lahir semakin dekat, yang bisa kami harapkan adalah bantuan dari Pemerintah Australia," kata Chen.
Yi Xu, ayah dari seorang bayi perempuan berusia enam bulan juga tak sabar lagi untuk membawa pulang anaknya ke Australia.
Ia meminta pemerintah Australia di bawah pimpinan PM Scott Morrison untuk segera menyewa pesawat agar bisa memulangkan warga China dengan kewarganegaraan Australia yang terjebak di Wuhan.
"Pemerintah Australia perlu mengikuti apa yang dilakukan Amerika Serikat untuk menyewa pesawat untuk mengevakuasi warganya dalam keadaan darurat," kata Xu kepada ABC.
Amerika Serikat dilaporkan terus berusaha mengevakuasi warganya dari kota Wuhan dengan menggunakan penerbangan sewaan. Hal yang sama juga sedang diusahakan oleh Pemerintah Prancis.
Sementara itu, Nathan Wang mengatakan kepada ABC, putrinya yang berusia 11 bulan dalam keadaan sakit dan terjebak di Wuhan, bersama istri dan anak keduanya.
Mereka mengaku kesulitan untuk mendapatkan akses ke perawatan kesehatan setempat, karena takut terkena resiko, selain keterbatasan sumber daya.
Ayah dari dua anak ini sekarang sedang berada di Melbourne dan mengatakan, "tak bisa tidur, sebagai seorang ayah, saya sangat putus asa".
"Saya bersalah karena semua resiko dan tekanan hanya ditanggung oleh istri saya."
Nathan mengatakan istri dan anak-anaknya telah berencana untuk pulang pada 10 Februari, sebelum larangan berpergian dari kota Wuhan diberlakukan.
Ia mengaku paham soal larangan berpergian untuk melindungi kesehatan warga yang lain.
Namun ia mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi anak-anak warga negara Australia dari kota Wuhan.
"Kami benar-benar ingin anak-anak kembali, karena rumah sakit di Wuhan kewalahan," katanya.
Menlu Australia telah mengeluarkan pernyataan dengan mempertimbangkan memberikan bantuan kepada warganya di China.
"Departemen Luar Negeri dan Perdagangan bekerja sama dengan pihak berwenang China dan mitra internasional untuk mempertimbangkan kemungkinan bantuan dipulangkannya mereka ke Australia," kata Menlu Payne.
Australia Telah Pastikan Satu Orang Terjangkit Virus Corona di Melbourne
Sebelumnya, Australia telah mengonfirmasi virus corona pertama yang menjangkit seorang pria asal China dan kini ditangani di sebuah rumah sakit di Melbourne.
Pasien berusia 50 tahun tersebut baru-baru ini pergi ke Wuhan, dimana virus corona berasal dari sebuah pasar yang menjual satwa liar di kota tersebut.
Ia dilaporkan dalam kondisi stabil di Monash Medical Centre.
Kasus ini memicu kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan Australia jika akan lebih banyak orang-orang yang kemungkinan terjangkit virus corona, sebelum larangan berpergian diberlakukan di kota Wuhan.
"Mengingat jumlah kasus yang telah ditemukan di luar China dan tingkat berpergian yang signifikan dari kota Wuhan ke Australia sebelumnya, bisa jadi ada kasus lainnya," kata Professor Brendan Murphy, Kepala Staf Medis Australia.
"Mereka yang beresiko di Australia, saya pikir lebih pada orang-orang yang melakukan perjalanan seminggu sebelum Kamis kemarin, ketika larangan perjalanan diberlakukan."
"Ada orang lain yang berpotensi terjangkit dalam keadaaan baik-baik saja saat tiba di Australia, tapi kemudian penyakitnya berkembang."
Tetapi ia meyakinkan warga Australia, khususnya di Melbourne, bahwa resiko dari penyakit ini rendah.
"Kecuali anda telah melakukan kontak dengan seseorang yang tidak sehat dari daerah itu di China, tak ada yang perlu dikhawatirkan," tegas Professor Murphy.
Sementara di New South Wales, dengan ibukota Sydney, pihak berwenang mengatakan ada enam orang yang sedang diselidiki.
Dua diantaranya adalah pria berusia 30 dan 50 tahunan, yang baru saja kembali dari China.
Petugas medis kini sedang terus mencoba mengontak orang-orang yang pernah bertemu dengan mereka.
Pasien pertama yang terjangkit virus corona di Melbourne pernah berada di Wuhan selama dua minggu, kemudian tiba di Melbourne dengan penerbangan China Southern Airlines dari Guangzhou, Minggu, 19 Januari lalu.
Semua penumpang yang berada dalam penerbangan bernomor CZ321 telah dihubungi dan keluarga yang tinggal bersamanya diawasi secara ketat, jika menunjukkan tanda-tanda adanya penyakit.
Sabtu pagi (25/01), pihak otoritas kesehatan di Victoria mengatakan "sangat mungkin" akan adanya kasus virus corona yang lebih banyak di Australia, meski mengatakan risiko penyebaran penyakit dari orang ke orang rendah.
Menteri Kesehatan negara bagian Victoria, Jenny Mikakos mengatakan pria asal China dan keluarganya telah melakukan semuanya dengan benar.
"Ia tidak menunjukkan gejala saat terbang, setelah sakit mereka pergi ke dokter umum hari Kamis dengan menggunakan masker."
"Dokter Umum tidak mengkonfirmasikan dirinya terjangkit virus corona. Keluarga kemudian menghubungi Monash Medical Centre hari Jumat, dan ia juga menggunakan masker saat dibawat ke unit gawat darurat dan segera diisolasi."
Di Australia Selatan, empat orang warganya juga sedang diuji virusnya, meski petugas kesehatan mengatakan kecil kemungkinannya mereka terjangkit virus tersebut.
Pemerintah Australia telah meningkatkan peringatan perjalanan ke provinsi Hubei, meliputi kota Wuhan, di Cina, karena ancaman yang ditimbulkan oleh virus corona.
Di China, pemerintahnya telah mengatakan jumlah warga yang tewas akibat virus corona bertambah menjadi 41 orang dan lebih dari 1.200 orang telah dikonfirmasi mengidap virus mematikan ini.
Sumber: ABC News Indonesia
